Mencintai atau dicintai?
Tapi kenyataannya memang tidak seindah dalam khayalan.
Antara mementingkan perasaan atau ego yang didahulukan.
Tapi cinta memang tidak pernah salah. Karena cinta bisa hadir di hati siapapun , kapanpun , dan di manapun.
Entah itu di sengaja atau tidak disengaja , cinta akan bersemi walaupun terpaksa.
Tapi , bagaimana dengan cinta yang terpendam?
Ego yang tinggi itu apakah bisa terhempas oleh kekuatan cinta?
Let's go , follow my story...
Dan kamu akan tau , betapa rumitnya kisahku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErvhySuci, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 023 - Day 1
Ibu dan anak itu sepertinya tengah melangkah perlahan menuju garasi di samping rumah. Ini adalah waktunya untuk menampakkan diri.
"Surprise!!!" ucap Aera dengan setengah teriak.
Aera tersenyum melihat ibu dan adiknya melongo tanpa kata-kata. Aera mendekat , sang ibu pun menghampirinya dengan setengah berlari. Mereka pun akhirnya berpelukan.
Air mata tak mampu terbendung lagi. Ibu dan anak itu mencurahkan rasa rindunya yang teramat dalam.
Adik lelakinya pun tersenyum memandang dua perempuan yang masih berpelukan itu.
"Ibu nggak ngira sama sekali kalau kamu datang nak. Ibu kangen banget sama kamu." ucap ibu Aera dengan mengelus-elus kepala Aera dengan lembut.
"Aera juga kangen banget sama ibu." ucap Aera dengan tersenyum.
Aera dan ibunya pun melepaskan pelukannya.
"Tumben pulang gak bilang-bilang ?" ucap Rezza , adik lelakinya yang tampak mendekat lalu menyalami tangan kakaknya.
"Namanya juga surprise , ya nggak bilang dong. Kamu itu gimana sih!" ucap Aera yang tampak gemas sekali dengan adiknya itu. Semakin tampan saja lelaki itu.
"Naik apa pulang? Kereta?" ucap Rezza.
"Naik pesawat hehehe , dari bandara tadi naik taksi sampai depan." ucap Aera dengan tertawa kecil.
"Serius sendirian ?" ucap Rezza.
"Iyalah sendiri aja , emang mau sama siapa ? Oh iya , ayah dimana bu?" ucap Aera bertanya.
"Ayahmu tadi baru mandi. Ayo kita masuk kedalam. Rezza , kamu bawakan koper kakak mu ya." ucap sang ibu pada putranya.
Rezza menarik koper Aera perlahan dan membawanya masuk kedalam rumah. Rezza juga mengantarkan koper itu ke lantai atas dan meletakkan tepat di depan pintu kamar Aera.
"Kak , kopernya udah di depan pintu." ucap Rezza sembari duduk di sofa di samping ibunya.
"Oke adik tersayang. Gimana kuliah kamu , lancar kan?" ucap Aera dengan tenang.
"Baik-baik saja kok. Nggak ada masalah." ucap Rezza sembari memainkan ponselnya.
"Inget yah , jangan pacaran dulu ! Pokoknya harus selesai kuliah dan bekerja. Baru cari pacar." ucap Aera dengan tenang.
"Nah kan udah mulai." ucap Rezza .
"Rezza , apa yang di omongin kakakmu itu benar." ucap ibu Hanum dengan tenang sembari melirik anak lelakinya.
"Loh loh , ada yang datang tanpa kabar-kabar nih ceritanya?" ucap seorang lelaki yang sudah berumur itu sembari berjalan mendekati ruang tamu.
Semua orang tersenyum. Aera berdiri menyambut pelukan hangat dari seorang ayah yang sangat di cintainya.
"Ayah baik-baik aja kan? Aku kangen sama ayah." ucap Aera dengan tersenyum yang kemudian melepaskan pelukannya.
"Ayah di sini baik-baik aja nak , kamu sendiri gimana di sana? Pekerjaan kamu nggak ada masalah kan?" ucap sang ayah sembari mengajak Aera duduk kembali.
"Nggak ada masalah kok yah. Semua baik-baik aja." ucap Aera.
"Kakakmu juga baru sebulan yang lalu loh pulang kesini , ya ada lah sekitar seminggu. Kenapa nggak janjian aja pulang barengan , biar rame-rame." ucap ayah Aera bercerita.
"Iya ayah , ibu. Kakak juga sempat kabarin aku , tapi waktu itu aku lagi sibuk-sibuknya lagi banyak meeting sama klien di luar kantor. Jadi nggak mungkin aku minta izin libur." ucap Aera.
"Kamu pasti capek banget ya bekerja setiap hari. Kamu ambil libur berapa lama sekarang ?" ucap ibu Hanum.
"Iya capek buk , tapi nggak apa-apa namanya bekerja juga pasti capek. Kalau sekarang aku cuma libur seminggu buk." ucap Aera.
"Walaupun cuma seminggu , tapi ayah sama ibuk di rumah udah seneng banget nak kamu pulang." ucap ibu Hanum dengan tersenyum.
"Iya buk. Ya udah buk , udah sore nih aku mau mandi dulu." ucap Aera.
"Ya udah kamu mandi dulu , nanti turun kita akan makan bersama-sama." ucap ibu Hanum.
"Oke buk." ucap Aera yang kemudian menentang tasnya dan menaiki anak tangga untuk menuju kamarnya.
Aera membuka pintu kamarnya , ia menghidupkan lampu yang lebih terang. Ia tersenyum memandang kanan kirinya. Kamar itu masih sama , tidak ada yang berubah sedikitpun meskipun ia tinggal pergi merantau.
Gadis itu membuka kopernya , ia mengeluarkan beberapa perlengkapan mandi dan juga semua pakaian yang ia bawa.Ia pun mengambil handuk dan baju ganti , baru kemudian ia bergegas masuk kedalam kamar mandi.
Shower menurunkan air dengan derasnya membasahi tubuh Aera. Tak membutuhkan waktu untuk berlama-lama di dalam kamar mandi , air yang mengguyur tubuh Aera terasa begitu dingin.
Sepuluh sampai lima belas menit pun cukup untuknya membersihkan seluruh badan dan juga berganti pakaian rumah.
Celana pendek dan baju kaos oblong yang agak kebesaran itu adalah pilihan favorit ketika tidak bepergian. Nyaman sekali di tubuh.
Sebagai seorang perempuan , ia pun sama seperti seorang perempuan pada umumnya. Sehabis mandi , ia memakai beberapa skincare untuk wajahnya agar selalu sehat terawat. Barulah ia menyisir rambut panjangnya.
Setelah semua beres , ia teringat sesuatu. Ia janji bahwa ia harus memberikan kabar pada kekasihnya. Ia pun segera mencari ponselnya untuk menghubunginya.
Panggilan pertamanya berlalu begitu saja. Tak ada jawaban dari sana.
Aera pun mencoba mengulang kembali panggilannya. Beberapa saat kemudian , panggilan itu akhirnya terjawab.
"Iya halo..." ucap lelaki diseberang sana menjawab telponnya dengan suaranya yang terdengar tampak begitu serak.
"Aku udah sampai rumah , baru aja. Kamu lagi ngapain ? Suara kamu beda deh." ucap Aera dengan mengerutkan keningnya.
"Ah iya syukurlah kalau kamu udah sampai di rumah. Dari bandara tadi aku pulang ke apartemen. Aku sekarang baru bangun tidur." ucap Derry dengan suaranya yang sudah semakin jelas.
"Ya ampun aku kira kamu kenapa. Kamu baik-baik aja kan ?" ucap Aera.
"Aku baik-baik aja sayang." ucap Derry dengan tersenyum meskipun Aera tidak bisa melihat senyumannya.
Meskipun Aera tidak bisa memandang senyuman lelaki itu , namun ucapan sayang dari orang yang ia cintai itu sukses membuatnya tidak bisa menahan senyum bahagianya.
"Sayang..." ucap Derry memanggil karena Aera tak kunjung bersuara.
"Iya iya , kamu jangan lupa makan ya nanti." ucap Aera yang tampak kebingungan untuk berbicara.
"Iya nanti aku makan. Gimana orang tua kamu semua sehat kan ?" ucap Derry.
"Sehat sehat semuanya baik-baik aja." ucap Aera.
"Ya syukurlah kalau gitu. Ingat ya , jangan keluyuran malam." ucap Derry.
"Hah? Kamu tenang aja kali , meskipun aku jalan malam-malam aku nggak akan aneh-aneh kok. Percaya deh." ucap Aera.
"Aku cuma nggak mau kamu kenapa-napa." ucap Derry.
"Aku pasti baik-baik aja. Ya udah mau turun dulu , udah di tunggu mau makan." ucap Aera.
"Aku udah kangen tauk!" ucap Derry yang membuat Aera heran. Lelaki itu benar-benar membuatnya lupa segalanya.
"Kamu tuh ya! Baru juga aku tinggal sekitar tiga atau empat jam kan. Kangen apaan sih , udah kamu bangun dulu. Udah mandi belum , mandi dulu deh." ucap Aera.
"Aku udah mandi tadi pas mau tidur. Tapi aku nggak tau kenapa rasanya aku udah kangen aja sama kamu. Ini juga salah kamu sih , baru juga kita resmi pacaran. Malah langsung pergi aja kamu ninggalin aku." ucap Derry dengan suaranya yang terdengar begitu menyeramkan di telinga Aera .
"Astaga , kamu beneran bikin aku takut ya. Kamu sabar dulu , aku pasti kembali kok." ucap Aera dengan tertawa receh.
"Aku nggak sabar sayang hehe , jadi cepatlah kembali." ucap Derry dengan santainya yang begitu menggelitik gendang telinga.
"Tunggu aja aku pasti kembali." ucap Aera dengan tersenyum.
"Ya udah kamu nikmati aja dulu kebersamaan dengan keluarga dirumah." ucap Derry dengan tersenyum diseberang sana.
"Iya semua orang rumah seneng banget aku tiba-tiba pulang. Ya udah aku mau makan dulu , udah di tungguin sama ayah ibuk." ucap Aera.
"Iya , sampaikan salamku ke orang tua kamu ya." ucap Derry yang membuat Aera melongo.
"Gimana bilangnya ?" ucap Aera yang tampak masih enggan jika harus mengatakan hubungannya di depan orang tuanya.
"Bilang aja dapet salam." ucap Derry dengan tenang.
"Ah nggak mau , aku belum bisa kasih tau tentang hubungan kita ke semua orang. Besok lah kapan-kapan aku pasti akan kenalin kamu." ucap Aera.
"Baiklah , nggak apa-apa. Kapan kamu siap aja. Ya udah kamu cepat turun." ucap Derry.
"Iya aku turun dulu. Kita bisa telpon lagi nanti. Udah dulu ya." ucap Aera.
"Iya sayang." ucap Derry yang terdengar begitu memabukkan.
Entahlah rasanya sukses membuat hati Aera berdesir halus. Apa ia juga merindukannya ? Rasanya masih tidak dapat dipercaya.
Lelaki itu benar-benar membuatnya jatuh dalam sekali.
Aera menyadarkan pikirannya yang melayang , ia pun segera keluar dari kamar dan turun ke bawah. Ia menuju ruang makan karena sudah di tunggu oleh anggota keluarga yang lain untuk makan bersama.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...Next......