NovelToon NovelToon
Vandera Box

Vandera Box

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Time Travel / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:605
Nilai: 5
Nama Author: Devi Wulan Lestari

vandera adalah wanita pertama di dunia yang menjalani hidup bersama para dewa dan dewi. Dia menikah dengan cinta sejatinya bernama Epehemetheus lalu bagaimana kisah selanjutnya antara sepasang kekasih yang saling mencintai ini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Devi Wulan Lestari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 25 Kotak Telah Terbuka

Matahari telah terbit dan sinarnya masuk kedalam kamarku. Aku terbangun karena sadar hari sudah pagi, lalu aku bangun dari tidurku. Entah kenapa aku kembali teringat mimpi burukku yang kemarin dan itu benar-benar membuatku kesal. Makhluk menyeramkan itu benar-benar sangat menggangguku, dia menciumku begitu saja di dalam mimpiku. Aku merasa sangat kesal dan marah saat mengingatnya.

Mimpi buruk yang terjadi padaku akhir-akhir ini membuatku merasa sangat kesal dan membuatku merasa tidak tenang. Aku melihat Ephemetheus disampingku yang sedang tertidur, sepertinya saat aku mencium Ephemetheus seperti kemarin dapat membuatku lebih tenang. Aku harus mencium Ephemetheus lagi tetapi dia sedang tertidur saat ini.

Aku tidak akan mengganggu Ephemetheus dan aku mencoba keluar dari dalam kamarku. Aku berjalan beberapa langkah dari dalam kamarku, namun aku merasa sangat takut hingga aku kembali ke dalam kamarku. Aku melihat Ephemetheus masih tertidur disampingku. Aku memperhatikan wajah suamiku yang sedang tertidur nyenyak dan dia terlihat sangat tampan. Dia dewa yang sangat baik dan juga tampan, dia pria yang sangat aku cintai.

Melihat wajah Ephemetheus membuatku ingin menciumnya, terutama saat dia menciumku kemarin dia berhasil membuat perasaanku lebih tenang. Aku akan mencium Ephemetheus tanpa membangunkannya.

Aku mencium Ephemetheus yang sedang tertidur untuk melupakan mimpi yang kualami dan menenangkan pikiranku. Ternyata mencium pria yang kucintai dapat membuat perasaanku lebih tenang, namun saat aku menciumnya Ephemetheus terbangun dari tidurnya. Dia bangun dan berdiri lalu menarikku mendekat kearahnya. Dia membalas ciumanku, hingga dan kita berciuman dalam waktu yang lama sampai aku benar-benar melupakan mimpi yang kemarin.

+++

Aku memiliki rumah yang luar biasa luas, bahkan selama aku tinggal di rumahku aku tidak pernah mengelilingi lantai dua dan lantai tiga rumah. Aku hanya diam dan tinggal di lantai satu karena aku sangat malas untuk pergi menaiki tangga dan juga aku tak akan sanggup jika harus membersihkan seluruh ruangan di rumahku yang luas ini.

Aku merasa tidak ada salahnya jika aku sekali-kali pergi ke lantai dua dan tiga yang ada di rumahku. Aku bisa melihat-lihat ruangan dilantai dua dan lantai tiga sambil menunggu Epehetheus pulang ke rumah. Aku menaiki tangga menuju lantai dua rumahku untuk pertama kalinya, tangganya berbentuk huruf L dan menaikinya satu per satu menuju lantai dua. Sesampainya dilantai dua, aku mencoba untuk mengelilingi lantai dua rumahku dan aku melihat ada beberapa kamar dan tempat tidur.

Terdapat banyak sekali ruangan yang saling berhadapan, hingga membentuk sebuah koridor. Aku berjalan melewati koridor yang ada di lantai dua dan melihat-lihat setiap ruangannya, di mana terdapat beberapa ruang kosong, kamar tidur dan ruangan yang hanya berisi barang-barang seperti lemari dan meja.

Setelah mengelilingi seluruh ruangan di lantai dua aku berjalan menaiki tangga menuju ke lantai tiga, tangganya berbentul L sama seperti saat aku menaiki tangga ke lantai dua. Sesampainya di lantai tiga, aku melihat koridor yang menurutku tidak jauh berbeda dengan yang ada di lantai dua.

Semua dinding rumahku berwarna abu-abu dengan corak biru tua, dengan design klasik yang membuatnya sedikit terlihat elegan. Sama seperti dilantai dua, aku melihat banyak sekali ruangan di lantai tiga. Aku berjalan melewati koridor di lantai tiga sambil melihat-lihat ruanganya.

Aku terhenti saat melihat sebuah kamar yang berbeda dari yang lain, jendelanya sangat besar dan dari sini terlihat pemandangan luar dengan sangat jelas. Aku masuk ke salah satu ruangan yang memiliki jendela yang besar, lalu aku melihat keluar ruangan melalui jendela. Aku melihat pohon yang besar yang ada didepan rumahku dari dalam ruangan. Pemandangannya terlihat sangat bagus, terutama karena posisinya berada di lantai tiga.

Aku menyesal karena selama ini aku tidak pernah pergi ke lantai tiga karena tempatnya sangat bagus. Ini akan menjadi tempat favoriteku, terutama karena pemandangannya yang bagus. Dari dalam ruangan aku bisa melihat perpaduan antara langit dan pohon yang sangat besar menjadi pemandangan yang sangat Indah.

Aku memutuskan untuk diam diruangan ini sambil menunggu Ephemetheus. Didalam ruangan ini ada satu kamar dan dua sofa yang empuk yang menghadap jendela. Aku langsung duduk di sofa yang berwarna biru sambil menunggu Ephemetheus pulang ke rumah.

Aku melihat keluar jendela dan melihat langit yang terlihat sangat cantik dan tempatnya juga sangat nyaman. Ruangan ini jarang sekali di tempati hingga membuat udara diruangannya terasa sangat segar dan dingin, anginnya yang segar membuat matku mengantuk dan akupun tak membutuhkan waktu lama langsung.

Aku tertidur sangat nyenyak sampai aku tidak tahu hari telah menjelang sore, lalu saat aku terbangun aku merasa kaget matahari sudah mulai tenggelam. Sofanya sangat nyaman dan empuk membuatku tidak mau pergi kemanapun. Akhirnya aku memutuskan untuk duduk di sofanya sebentar lagi karena Ephemetheus juga belum pulang kerumah.

Aku duduk disofa sambil melamun, setelah aku berkeliling rumah ini, aku sadar betapa besar dan luasnya rumah yang aku tinggali, sedangkan di rumah ini hanya ada aku dan Ephemetheus. Itu membuatku merasa sepertinya aku harus mempunyai anak lagi dan aku menganggap bahwa rumah ini harus diisi oleh lebih banyak orang.

Aku merindukan kehangatan anak-anak lagi di rumah ini, meskipun aku memiliki trauma karena aku pernah kehilangan anakku sebelumnya dan itu sangat menyakitkan tapi aku harus bisa menghadapi ketakutanku. Aku rasa sepertinya aku telah siap untuk memiliki anak lagi dengan Ephemetheus.

Suara langkah kaki Ephemetheus berhasil membangunkanku dari lamunanku. Saat menyadari kehadiran Epgemetheus aku segera bangun dari sofa dan berjalan keluar kamar, namun baru saja aku sampai di depan pintu kamar aku melihat Ephemetheus sedang berdiri di depanku sambil melihat kearahku.

Aku dan dia berhadapan, sepertinya aku telah membuatnya panik karena dia tidak bisa menemukanku di lantai satu. Ephemetheus merangkul pinggangku dengan tanggannya, lalu dia tersenyum sambil menatapku dengan tatapan yang sangat tajam. Tatapannya membuatku merasa canggung, sebenarnya apa yang sedang dia pikirkan. Aku memalingkan wajahku kearah jendela dan aku melihat matahari belum tenggelam. Dia sepertinya pulang lebih awal dari biasanya.

“kamu sudah pulang?”tanyaku sambil melihat Ephemetheus yang masih menatapku dengan sangat tajam

“aku sudah sangat merindukanmu”jawab Ephemetheus.

Ephemetheus membawaku ke kamar lain yang ada disebelah kamar dengan jendela yang besar. Dia mendorongku perlahan lalu membaringkanku di tempat tidur, lalu dia tersenyum padaku dengan sangat licik. Sepertinya dia melakukan telephaty saat aku melamun tadi, dia tahu bahwa aku ingin memiliki anak lagi. Seharusnya tadi aku lebih berhati-hati, pantas saja aku merasa ada yang aneh saat aku melamun ternyata Ephemetheus sedang membaca pikiranku.

+++

1
Vivi imut i love you
Membawa ke dalam cerita.
Pandora
Ceritamu bagus, jangan berhenti menulis ya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!