Sinopsis:
Kemalangan dan nasib buruk selalu datang di kehidupan Genya, seorang gadis 18 tahun yang tidak memiliki apapun. Selain telah kehilangan kedua orang tuanya, dia juga diwariskan sebuah hutang yang sangat besar oleh ayah nya dan diusir oleh bibinya di hari kelulusan nya.
Tapi kehidupannya berubah 180 derajat setelah ia bertemu dengan seorang laki-laki misterius yang bernama Raphael Gin. Seorang lelaki yang datang ke hidupnya Genya, guna menagih hutang yang di miliki ayahnya Genya kepadanya.
Genre: Romantis, Drama, Psychological, Dewasa, Kekerasan
Jangan lupa like jika suka, beri juga kritik dan saran jika ada kekurangan dalam karya pemula ini! Terimakasih...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dayu Mang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 Menerima Tawaran
Sesampainya di rumah si kakek nenek, Genya berjalan gontai mendekati pintu masuk rumah suami istri paruh baya itu.
"Loh nak? Kamu kenapa?" Tanya si nenek yang terkejut begitu pintu rumahnya terbuka, Genya tiba-tiba jatuh lemas disana.
"Ada apa istriku? Astaga! Genya, kamu kenapa nak?" Tanya di kakek juga ikut terkejut begitu melihat tubuh Genya yang lemas tak bertenaga.
Suami istri tua itu berjalan tertatih-tatih membopong tubuh Genya yang begitu kurus. Mereka membawa tubuh Genya menuju sofa usang di ruang tamu rumah mereka.
"Apa yang telah laki-laki itu lakukan padamu nak?" Tanya si nenek sembari mengelus-elus rambut Genya yang berantakan.
Suhu tubuhnya Genya begitu panas, hingga pipinya yang putih bersih berubah menjadi kemerah-merahan. Genya hanya terdiam tanpa menjawab apapun yang kakek neneknya itu tanyakan kepadanya.
"Lihat kami nak! Katakan, apa yang telah terjadi di rumah itu?" Tanya si kakek mendesak.
Genya yang sudah mulai mencurigai pasangan suami istri tua itu pun merasa ragu untuk menceritakan hal yang telah dia alami saat berada di kediaman Raphael.
Tapi karena terus didesak oleh mereka, Genya pun akhirnya menceritakan semuanya. Pasangan tua itu pun begitu terkejut saat mendengar jumlah nominal hutang yang harus di bayarkan Genya kepada Raphael.
"Lalu apa yang akan kau lakukan nak?" Tanya si nenek merasa prihatin pada kondisi Genya saat itu.
"Aku akan bekerja di bar miliknya nek, dia yang menawarkan pekerjaan itu padaku. Katanya, dia lagi membutuhkan karyawan baru" Jelas Genya.
Pasangan tua itu pun saling bertatapan, mereka benar-benar prihatin dengan Genya. Jiwa yang masih begitu bersih dan polos, mulai besok akan terkena debu tinta yang berwarna gelap.
......................
Keesokan harinya, Genya berangkat kerja seperti biasa.
Senyum bahagia yang terlihat begitu manis saat kemarin, kini menghilang begitu saja dari wajahnya Genya.
Martha dan Yuumei terheran dengan sikap Genya yang tiba-tiba berubah hanya dengan waktu semalaman saja.
Mereka berdua menebak jika perubahan sikap Genya sekarang disebabkan oleh laki-laki pengacara yang bernama Theo kemarin.
Tapi mereka hanya menduganya, Yuumei dan Martha tidak berani mempertanyakan hal itu kepada Genya. Karena mereka merasa kalau itu merupakan topik privasi yang seharusnya tidak di tanyakan.
Saat ada pelanggan yang datang, senyum yang diberikan oleh Genya terkesan dipaksakan. Genya bahkan tidak berbicara jika tidak ditanyai oleh Martha dan Yuumei.
Saat jam pergantian shift, Genya bergegas untuk pulang bahkan tanpa berpamitan kepada kedua temannya itu. Padahal dia baru saja mulai bekerja dari kemarin.
Martha dan Yuumei merasa khawatir dengan kondisi rekan baru mereka. Tapi mereka tidak tau rumah Genya sekarang, karena Genya tidak pernah memberitahukan alamatnya kepada mereka.
"Haruskah aku mengikutinya?" Tanya si Yuumei karena dia begitu mengkhawatirkan Genya.
"Tenanglah! Kita tidak tau masalah apa yang dia alami, mungkin saja dia bertengkar dengan orang tuanya kan? Kita tidak bisa asal ikut campur urusan orang lain" Kata Martha memberi saran.
"Iyaa baiklah kalau begitu" sahut Yuumei yang kemudian kembali bersiap-siap untuk pulang.
......................
Kembali pada Genya,
Kini Genya telah sampai di rumah pasangan tua kakek dan nenek. Dia mendapatkan sambutan hangat dari pasangan tua itu, tapi Genya hanya tersenyum sebentar kemudian kembali murung.
Si kakek dan si nenek saling menatap satu sama lain, mereka merasa mereka mengetahui apa yang menyebabkan kemurungan di wajah gadis kecil periang itu.
Sehabis makan siang, Genya beristirahat tidur untuk mempersiapkan dirinya berkerja di malam hari nantinya.
Dia merasa takut, tapi dia harus memberanikan diri demi untuk membayar hutang ayahnya yang begitu besar.
Di umur segitu, seharusnya Genya menjalani kehidupan yang manis. Berkuliah, dan menemukan pasangan untuk berkencan, bermain bersama teman, dan lain-lain.
Sangat bertolak belakang dengan apa yang dirasakan oleh Genya sekarang. Di umur yang begitu muda, dia sudah mendapatkan banyak masalah yang begitu besar dan rumit.
Namun gadis muda itu tidak pernah mengeluh menjalani semua takdir buruknya itu. Dia selalu bersemangat demi menjalani hidupnya, dia berharap suatu hari nanti nasib baik akan mendatanginya.
......................
Singkat waktu, kini jam sudah menunjukkan pukul 8 petang. Genya yang baru saja habis makan malam bersama, kini sedang mencuci piring di dapur.
Tak lama kemudian, suara klakson mobil terdengar dari halaman rumah depan.
"Siapa itu?" Tanya si kakek yang duduk di sofa ruang tamu rumahnya sambil menonton acara televisi.
Genya mengeceknya dari jendela, dia melihat mobil hitam yang kemarin menjemputnya ke sini.
Dia terkejut begitu mengingat kalau sekarang adalah saat pertama dia mulai bekerja di bar milik Raphael. Dia melihat jam dinding,
"Tapi kan sekarang baru jam 8, kenapa dia sudah datang?" Kata Genya yang mempercepat gerakan tangannya.
"Ehh nakk, apa kau sudah makan malam?" Terdengar suara si nenek yang berada di depan.
"Sudah nek, aku kemari hanya untuk menjemput Genya" sahut lak-laki yang ternyata adalah Dendi.
Mereka berdua masuk ke dalam rumah yang kemudian di sambut oleh si kakek.
Kecurigaan Genya makin meningkat, melihat kedekatan antara pasangan tua kakek dan nenek itu dengan Dendi si supir yang bekerja untuk Raphael.
Genya menduga, mereka pasti mengetahui sesuatu tentang siapa itu Raphael yang sebenarnya. Dan ada hubungan apa di antara mereka semua.
Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Genya bergegas menuju kamarnya untuk mempersiapkan diri. Dia mulai merapikan rambut nya, memakai baju rapi bersih, dan sedikit memoles wajahnya dengan menggunakan make up basic yang dia punya.
Padahal hanya bersiap seperti itu, tapi Genya telah menghabiskan waktu 1 jam hanya untuk bersiap.
Dendi yang daritadi menunggu Genya sambil berbincang dengan si kakek dan nenek, terlihat sumringah begitu Genya mulai keluar dari kamarnya.
"Hahaha aku seperti seseorang yang sedang menunggu pacarnya untuk di ajak pergi kencan" Kata Dendi yang bangun dari duduknya begitu melihat Genya yang sudah selesai bersiap.
"Astaga kau benar-benar cantik nak..." Kata si nenek yang terlihat begitu terkagum-kagum akan kecantikan alami yang di miliki oleh Genya sejak lahir.
"Terimakasih... Kakek, nenek, Genya pergi dulu ya. Kalian pergilah ke kamar untuk beristirahat" Kata Genya yang kemudian bersaliman dengan pasangan tua itu.
"Ayo?" Tanya Dendi mengajak Genya untuk segera berangkat.
Genya mengangguk dan kemudian mereka pun pergi meninggalkan pasangan tua kakek dan nenek berdua di rumahnya.
Genya melambaikan tangannya begitu mau memasuki mobil yang dikendarai oleh Dendi. Setelah memutar mobil, kini Genya dan Dendi meluncur ke kediaman Raphael.
......................
Begitu sampai di depan rumah besar yang mengerikan itu, Genya kembali bergidik ngeri begitu melihatnya.
"Kenapa kita kemari? Bukannya aku bekerja di bar-nya? Apa bar yang di maksud ada di rumah ini?" Dendi di serang oleh beberapa pertanyaan oleh Genya sekaligus.
"Tenanglah, kau akan kesana dengan Tuan. Kau tidak bisa sembarangan masuk tanpa ada orang dalam yang membawamu kesana" Sahut Dendi menjelaskan.
Kaki Genya yang gemetar, kini mulai melangkah maju memasuki rumah yang membuatnya merasa tertekan itu.
buat genya 2 bungga meluncur
maat cuma bisa kasih ini
2 bunga meluncur
1 bunga untuk niken
3 bunga untuk, niken /Rose//Rose//Rose/