Dyeza Ghinara Alinzkie Harus menerima takdir yang sudah di tentukan oleh ibu tirinya.
Semuanya berawal dari dua garis merah yang di alaminya. kehidupannya jadi berubah
menikah dengan pria yang tidak dirinya kenal. bahkan melihat saja tidak pernah.
Namun apalah daya.
Semua demi kebaikan dirinya dan juga ayahnya
Menerima pinangan seorang presdir muda namun Pria itu juga merangkap sebagai seorang mafia.
Mafia kejam yang tidak segan mengambil organ orang yang sudah berani mengusik pekerjaanya.
Akankah gadis ini bertahan di sisiNya?
Atau malah pergi meninggalkannya.?
🌹🌹
Masih tahap belajar dan terus belajar
Mohon krisan nya ya Readers.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reva'$live, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Panggil Nama
...***...
Dirga segera melajukan kereta kudanya. Sedangkan Yeza duduk di samping suaminya. Sesekali bibirnya berdecak kagum melihat kebun luas yang di penuhi bunga dan tanaman apotik hidup serta beberpa sayuran.
"Apa ini milikmu. Mas.. bang.. Ehhh ommm." tanya Yeza gugup. Selama 2 minggu hidup bersama Dirga. Yeza belum pernah memanggil namanya.
Karena bingung mau manggil apa. Yeza hanya menyebut "kau".
Dirga hanya tersenyum. "Panggil nama saja Za. Sebagaimana aku memanggil namamu." jawabnya
"T.. Tap."
"Jika memanggil nama kan kita nggak terlihat seperti anak dan bapak. Bahkan pasangan suami istri. Jadi kita anggap hubungan kita ini sebagai seorang teman. Tapi begitu dekat dan intim." ucap Dirga
"In.."
"Intim itu tidak selalu di hubungkan dengan perbuatan yang mengarah kesana. Tapi lebih kedekatan yang semestinya dilakukan oleh suami istri." sela Dirga.
Yeza hanya mengangguk setuju. 'Lagi pula kami tidak akan pernah malakukan itu. Yaa tentu saja karena suaminya ini adalah pria lemah. Tubuhnya aja yang kekar dan berotot. Tapi mungkin senjatanya lebih kecil. Makanya dia mau menerima wanita hamil tanpa sttus.' Batin Yeza.
Di tengah obrolannya. Dirga menunjukkan sebuah gubug yang sering dia gunakan untuk beristirahat di kala lelah
"Kita istirahat disana?" tanya Dirga
"Boleh" jawabnya
"Tadi mas.. Eh Dirga.. Kau belum menjawab pertanyaanku" ucap Yeza.
"Pertanyaan yang mana? " tanyanya
"Kalo kau masih gugup dengan menyebut Namaku. Tak apa apa memanggil Mas." ucapnya.
"Emm.. Itu apa ini kebun milik mas Dirga.?" tanyanya
Dirga menatap Yeza. Lalu segera mengambil buah jambu yang sudah mulai agak menguning.
"Ini makanlah." ucapnya.
Yeza, pun segera menerimanya setelah di bersihkan oleh Dirga dengan Tissu yang sudah tersedia di gubug.
"Kebun ini dulu milikku. Tapi sekarang sudah berpindah tangan." jawabnya.
"Berpindah tangan?" tanya Yeza. Lalu segera menjauhkan kembali jambu yang sudah hampir digigit.
"Iya.." jawabnya lalu menatap Jambu biji yang Yeza pegang.
"Makanlah.. Itu jambu halal. Karena tidak dari mencuri" ujarnya kemudian.
"Mas Dirga bilang. Ini kebun sudah bukan. Menjadi milik mas. Tentu buah buahan yang ada disini juga bukan milik mas lagi." sahut Yeza.
"Emang betul. Kebun ini sudah kuberikan pada istriku." jawabnya
Yeza membolak menatap Dirga bingung. "Jadi dia sudah memiliki istri. Dan anak ini pasti akan di adopsi oleh mereka berdua" batin Yeza
Tiba tiba perasan Yeza tidak rela jika harus berpisah dengan calon anaknya.
"Kau sudah memiliki istri. Tapi kenapa kau mau menilahiku?" tanya Yeza lirih. Tak sanggup jika harus membayangkan sesuatu yang akan terjadi.
"Iya.. Aku sudah memiliki istri." jawabnya dan tanpa menoleh ke arah Yeza.
Tiba tiba air mata Yeza lolos begitu saja. Entah perasaan apa yang sedang dia rasakan. Rasanya sangat sakit saat mendengar kenyataan jika suaminya itu sudah memiliki istri.
"Jadi apa ini alasan kamu. Memperistri seorang wanita hamil tanpa status? " tanya Yeza memberanikan diri. Walau bibirnya bergetar tapi ucapan itu berhasil lolos begitu saja.
"Iya aku memperistri kamu karena kamu sedang hamil. Dan..." ucapnya yang menggantung
"Dan aku sangat menginginkan anak itu. " jawab Dirga
"Tidak.. Jangan pernah kau ambil anak ini dariku. Walau aku tidak tau siapa ayahnya. Tapi aku sudah menyayangingi nya. Kau tak bisa ambil dia dariku." ucap Yeza. Yang sudah berdiri dan hendak meninggalkan Dirga sendiri.
"Kenapa tidak bisa.. Aku sudah menyelamatkanmu dari pria Jahat itu. Pria yang sudah hampir saja menikahimu. Dan imbalanya cuma satu. Aku ingin anak ini." jawabnya.
"Tidak.. Aku tidak akan menyerahkan anak ini. Lebih baik pulangkan saja aku pada ayahku. Dan mengenai pernikahan kita. Ku harap kau bisa selesaikan." ucapnya yang sudah melangkah belari sambil terisak.
Bagaimana bisa dirinya hidup antara dua orang yang saling mencintai. Dan bahkan mereka sudah menikah. Batin Yeza
Dirga segera berlari mengejar Yeza.
"Za.. Tunggu..!" Dirga berseru memanggil nama Yeza, namun Yeza tetap tidak mau berhenti.
Dirga segera mensiki keretanya. Dan tak ingin membiyarkan Yeza semakin jauh meninggalkan dirinya.
"Yeza tunggu..!" serunya lagi
Setelah dekat Dirga segera turun dengan mencekal pergelangan tangan Yeza.
"Kau mau kemana?" tanya Dirga
"Aku akan menyelamatkan diri." jawabnya.
"Jangan bilang.. Kau juga akan memakanku?" lirihnya dengan kedua matanya sudah banjir air mata.
"Siapa yang akan memakanmu? Aku hanya ingin kalian bedua." jawabnya.
Yeza tercekat saat mendengar ucapan Dirga yang mengatakan hanya ingin kalian berdua. Tapi bukanlah dia sudah memiliki istri? Batin Yeza.
"Kau bohong.. Kau bilang kau sudah memiliki istri. Lalu untuk apa kalian menginginkan kami berdua. Jangan bilang kau akan menjadikan aku istri keduamu atau kau akan memaksnku. Dan kau akan memberikan anak ini pada istri tuamu itu?" tanya Yeza panjang
"Istri tua apa?? Aku bahkan baru menikah sekali." sahut Dirga
"Tadi kau bilang.. Kau sudah memiliki istri. Dan aku masih bisa mendengar itu dengan jelas. " jawabnya
Seketika Dirga tertawa. Menertawakan pemikiran polos istrinya. Tidak taukah dia saat ijab qabul waktu itu? Batin Dirga
Dirga segera menarik tangan Yeza. Dan segera memeluknya.
"Dengarkan aku. Aku baru menikah sekali. Dan itu hanya dengamu." ucapnya.
"Kau bohong.." ucap Yeza. Dengan pipi yang sudah basah.
"Apa kau tidak dengar. Waktu ijab qabul yang terlontar dari mulutku.?" tanya Dirga
Yeza menggeleng.
"Aku memberikan rumah dan kebun ini untumu sebagai mas kawin." jawab nya Kemudian
Yeza semakin mengerat pelukan Dirga.
"Kenapa kamu melakukan itu padaku?" tanyanya
Dirga masih belum ingin menjawab. Jika itu adalah anaknya. Dan pemerkosaan itu dirinyalah pelakunya. Dirga tidak ingin Yeza membenci. Kalo bisa Dirga hanya ingin dirinya dan Tuhan saja yang tau status bayi yang ada di rahim Yeza.
"Karena aku sangat menyukai anak kecil." bohongnya.
"Apa benar begitu?" tanya Yeza.
"Sewaktu aku mendengar ibu tirimu akan menikahkan kamu dengan pria itu. Aku dengan cepat membatalkannya." ucap Dirga
"Untuk?"
"Aku ingin merawat kalian."
"Boleh aku tau sesutu?" tanya Dirga
Yeza mengangguk.
"Apa kau benar benar tidak mengenali pria yang menanam benih di rahimu?"
Yeza menggeleng. Lalu segera melepas pelukan dari Dirga. Yeza melangkah menjauhi Dirga.
Dirga masih tetap mengikuti dari belakang.
"Aku tidak ingin tau ayah dari bayi ini. Aku sangat membencinya. Aku sangat membenci pria yang sudah membuat hidupku lebih hancur ini." ucap nya lirih
"Jika pria itu datang. Dan meminta maaf apa yang akan kamu lakukan? Tanya Dirga
"Jika sampai itu terjadi. Aku benar benar akan membuat wajah orang vitu tak berbentuk. " jawabnya
Dirga yang mendengar itu pun langsung terpaku. Bagaimana jika Yeza tau dirinya adalah pelakunya.
"Apa sedikit pun kamu tidak ingat wajah orang itu?"
Yeza, menatap Dirga. Lalu beralih mandang hantaran kebun yang sudah terlihat begitu indah buah buahnya.
"Waktu itu aku dalam ketakutan. Aku tidak berani membuka mataku. Saat itu aku hanya berfikir. Akankah aku akan seperti mamaku yang hidupnya berahir ditangan perampok. Aku hanya pasrah." jawabnya
maap blm bs kasih rate krn bru baca bab 1🤗