NovelToon NovelToon
Sebatas Menjadi Istri Boneka

Sebatas Menjadi Istri Boneka

Status: tamat
Genre:Tamat / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Romansa
Popularitas:31.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: LaSheira

Dia hanya harus menjadi istri boneka.

Bagaimana jika Merilin, gadis yang sudah memendam cintanya pada seseorang selama bertahun-tahun mendapatkan tawaran pernikahan? Dari seseorang yang diam-diam ia cintai.

Hatinya yang awalnya berbunga menjadi porak-poranda saat tahu, siapa laki-laki yang akan menikahinya.

Dia adalah bos dari laki-laki yang ia sukai dalam kesunyian, yang menawarinya pernikahan itu.

Rionald, seorang CEO berhati dingin, yang telah dikhianati dan ditingal menikah oleh kekasihnya, mencari wanita untuk ia nikahi, namun bukan menjadi istri yang ia cintai, karena yang ia butuhkan hanya sebatas boneka yang bisa melakukan apa pun yang ia inginkan.

Akankah Merilin menerima tawaran itu, sebuah kontrak pernikahan yang bisa membantunya melunasi hutang warisan ayahnya, yang bisa membantu pengobatan jangka panjang ibunya, dan memastikan adik laki-lakinya mendapatkan pendidikan terbaik sampai ke universitas.

Bisakah gadis itu mengubur cintanya dan menjadi istri boneka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30. Pertengkaran Kecil

Tatapan dingin Rion dari Serge berpindah pada Merilin istrinya. Gadis itu menciut takut belum berani membuka mulut, dan mengatakan kalau sekarang mereka sedang tidak berdua saja. Ada Jesi dan Dean di pojok sana. Yang sepertinya keberadaanya tak kasat mata penglihatan Rion.

"Rion tunggu sebentar." Serge yang takut Mei akan ikut dimarahi akhirnya mengorbankan diri.

Ah, sialan! Kau malah semakin marah!

"Kak Rion, kami berempat di sini." Merilin memberanikan diri menarik jas yang dipakai Rion, membuat laki-laki itu menoleh padanya. Wajahnya masih masam. "Ada Jesi dan Deandra temanku."

Setelah Merilin mengatakan itu dan menunjuk kedua temannya, entah kenapa dua wanita itu baru terlihat di mata Rion. Karena sejak tadi yang dia lihat hanya ada Mei dan Serge, dia bahkan melihat keduanya tertawa sambil bicara. Hati kecilnya terpantik rasa kesal, melihat Serge dan Mei diam-diam bicara di belakangnya.

"Kenalkan Kak, ini Jesi dan Dean, mereka teman-teman baikku." Mei mendekat ke arah teman-temannya, meraih tangan mereka. Rion menatap tangan Mei yang menggengam sahabatnya itu. Mereka memang terlihat dekat.

Sepertinya mereka memang berteman, gumam Rion.

"Selamat atas pernikahannya Tuan, terimakasih sudah mengundang kami." Dean menundukkan kepala duluan, lalu Jesi kikuk mengucapkan kalimat yang sama seperti yang diucapkan Dean.

Sesaat Rion terdiam, menatap keduanya yang tersenyum padanya . Terlihat canggung sebenarnya situasi yang ada di antara mereka semua.

"Kalian teman-teman Mei istriku?"

"Ia Tuan, kami sudah berteman sejak masih di SMU sampai hari ini." Dean yang menjawab mewakili.

"Hemm, baiklah, terimakasih sudah datang. Silahkan nikmati hidangan yang kami sediakan, karena ada yang ingin aku bicarakan dengan Serge dan Mei." Kedua gadis itu langsung paham kalau mereka diusir secara halus untuk menyingkir.

Mereka menundukkan kepala, lalu melambai ke arah Merilin, gadis itu juga tersenyum, lalu menganggukkan kepala, memberi isyarat kalau semua baik-baik saja dan jangan khawatir.

Semoga gumam Merilin.

Situasi dan suasana kembali terasa mencekam saat mereka tinggal bertiga.

"Ikut aku!" Kalimat pendek itu ditujukan untuk Serge, saat Rion melangkah dia menyambar tangan Merilin untuk ikut mensejajari langkah. Mereka melewati beberapa orang, ada yang bicara sebentar pada Rion, setelahnya Rion menarik tangan Merilin masuk ke dalam vila. Serge menyusul dengan langkah terseok lemas.

Dasar gila, sepertinya dia tidak akan melepaskan ku dengan mudah kali ini.

Serge sedang memacu otaknya untuk mengarang alasan yang akan dia pakai untuk meyakinkan Rion.

Masuk ke dalam salah satu ruangan, Serge langsung didorong ke arah tembok. Merilin yang mau membantu melihat tangan Serge terangkat di balik punggung Rion. Dia mengibaskan tangan kuat. Isyarat bagi Mei untuk tidak membantunya.

Mei hanya bisa melihat Serge terpojok, rasa bersalah menghujani hatinya.

"Maaf." Serge minta maaf duluan sebelum kemarahan laki-laki di depannya tersulut. "Aku tahu kami harus berhati-hati bicara di depan keluargamu. Aku minta maaf!" Serge sampai agak meninggikan suaranya.

Rion menepuk bahu Serge, hanya menepuk memang tapi tekanannya kuat sekali. Membuat Serge meringis.

Tapi kan tidak ada yang melihat kami sialan! ibumu juga tidak melihat tadi, jadi jangan khawatir, tidak akan ada gosip apa-apa antara aku dan Mei!

Ingin meneriaki wajah Rion tapi Serge tidak punya keberanian. Rion melepas kacamata Serge, menyimpannya di saku jas Serge. Lalu menepuk bahu Serge lagi.

Dia mau memukulku!

Serge mendorong Rion sebelum tangannya melayang ke arahnya. Cepat dipakainya lagi kacamata yang terselip disakunya. Perisai yang sering menyelamatkan dirinya kalau Rion terpancing emosi dan mau memukulnya. Rion masih memiliki hati nurani tidak mau memukul Serge kalau dia masih memakai kacamata.

Saatnya bakat Serge dimunculkan.

"Mei ingin mengenalkan temannya padaku. Kau lihat mereka tadi kan, Jesi dan Dean, aku belum pernah bertemu dengan Deandra temannya Mei, jadi kami bicara berempat. Mei dan aku tidak bicara berdua."

Tapi bohong! Tadi, sekalian Mei curhat kalau dia berdebar karena sentuhan mu! Jadi berhentilah marah!

Serge mundur selangkah lagi. Terlihat matanya mengerjap, sepertinya dia menemukan sesuatu.

Tunggu, kau tidak berfikir aku sedang menyentuh milikmu kan!

Serge tahu pasti sifat Rion yang satu ini, dia tidak suka benda miliknya disentuh orang lain kecuali ayah dan ibunya. Ya, dia masih masuk toleransi karena boleh masuk apartemennya tanpa izin. Tapi Rion benar-benar bisa marah kalau ada yang menyentuh miliknya.

Kalau kau memang sudah menganggap Mei sebagai milikmu, aku harus senang atau khawatir sekarang!

Serge merasa kebingungan sendiri, karena kalau Mei sudah diklaim sebagai milik Rion, laki-laki itu akan memperlakukan Mei paling tidak sebagai sesuatu yang berharga. Tapi masalahnya posisi Mei yang berharga itu kan hanya sebagai boneka untuknya, istri boneka yang harus patuh padanya.

"Kau tahu kan, aku selalu berhati-hati bicara dan melakukan sesuatu di depan orangtuamu."

Hah! Terserahlah, mau boneka atau apa, yang penting kau sudah merasa Mei itu milikmu.

Akhirnya Rion mundur selangkah, Serge menarik nafas lega karena sepertinya Rion percaya dengan kata-katanya. Karangan Serge sepertinya berhasil juga kali ini.

"Kau tahu kan, ibuku sangat bahagia dengan pernikahan ini, aku tidak mau dia jadi curiga karena mendengar omongan yang tidak jelas kalau kalian terlalu akrab." Setelah mengatakan itu Rion mendengus. "Ibuku pasti akan sedih dan kecewa." Ya, kita memang tidak bisa mencegah mulut orang lain kan.

Rion mengulurkan tangannya menatap Merilin.

"Mei..."

"Ia Kak..." Merilin mendekat ke arah Rion meraih tangan Rion yang terasa dingin.

"Kau paham kan?"

"Ia Kak, aku paham, aku akan sangat berhati-hati ke depannya. Kalau tadi, seperti yang Kak Serge bilang, tadi aku hanya ingin mengenalkan Jesi dan Dean." Merilin mengikuti arus cerita karangan Serge.

Rion mencengkeram tangan Mei yang menggengam tangannya.

"Kak..." Merilin merasa tangannya sakit.

Cengkeraman tangan itu mengendur saat Mei memanggil nama Rion. Lalu Rion menarik tangan Mei berjalan menuju ke sofa, mereka terduduk di sofa.

Hah! Sudah kan, aku sudah bisa kabur kan!

Serge yang mau diam-diam keluar menyelamatkan diri, membeku lagi, saat Rion menatap ke arahnya.

Ah, sialan!

"Mei, ambilkan aku air." Serge menciut ditempatnya berdiri, Mei disuruh keluar, artinya masih ada yang ingin dibicarakan Rion padanya.

"Baik Kak." Merilin melihat Serge. "Kak Ge juga mau?"

Anggukan kepala Serge menjawab pertanyaan Merilin, membuat Rion menjatuhkan kepala ke sandaran sofa.

"Ge, duduk."

Ah, belum selesai! Amarahmu belum mereda ya.

Serge duduk di sofa di depan Rion duduk. Ada meja yang memisahkan mereka. Laki-laki itu sedang membaca suasana hati Rion melalui ekspresi wajahnya. Wajah itu masih berkerut kesal.

Aku tahu aku salah, tapi bukannya berlebihan kalau kau sampai mau memukulku karena aku bicara dengan Mei. Lagi pula kami bicara sembunyi-sembunyi tadi. Pasti tidak ada yang memperhatikan juga kan. Tapi kalau Serge beralasan begitu, bukannya mereda kemarahan Rion, yang ada dia benar-benar ditonjok nanti.

"Kau menyukai Mei?"

Serge menghela nafas karena Rion bertanya tentang ini lagi. Bagaimana mungkin dia bisa menyukai adik sendiri. Kalau sampai Mei mendengar, gadis itu pasti akan merinding takut, kalau ada yang berfikir kalau laki-laki yang sudah dianggapnya kakak menyukainya.

"Dia itu adikku. Jadi berhenti bicara omong kosong." Serge mengangkat tangannya. "Aku janji akan sangat berhati-hati, aku tidak akan bicara pada Mei selain menyapanya dengan formal."

Jadi berhentilah menatapku dengan amarah seperti aku akan mencuri milikmu.

"Ge..."

"Apa?"

"Bodoh!"

Apa sih, kau yang bodoh sialan!

Rion tergelak sambil menutup bibirnya yang tersenyum. Baiklah, dia akan memaafkan kejadian hari ini karena memang mereka tidak terbukti bicara berdua.

"Apa ayahku masih curiga?"

Saat pertanyaan sudah beralih topik, Serge terlihat senang sekali. Dia duduk mendekat ke arah Rion.

"Ayahmu bahkan masih memanggilku kemarin. Dia belum sepenuhnya yakin dengan hubungan kalian, tapi juga tidak terlalu menyangkal." Karena ayah Rion sebenarnya hanya ayah yang menyayangi anaknya. "Kau tahu kan, kenapa ayahmu melakukan itu."

Rion mengusap rambutnya.

"Dia masih berfikir, Mei sangat berbeda dengan...." Serge yang tidak menyebutkan nama siapa pun, dicengkeram kerah jasnya. "Ah, ia, ia maaf. Itukan ayahmu yang bilang bukan aku!"

Ah, sialan, dia kuat sekali!

"Jangan pernah membicarakannya di depan Mei."

Glek. Serge menyentuh lehernya.

"Jangan pernah menyebut wanita sialan itu di depanku aku Mei, kau dengar itu!" Serge mengangguk-angguk, sampai Rion melepaskan cengkeraman tangannya. "Aku membencinya Ge, walaupun kau hanya menyebut namanya. Jadi bisakah kau memahami perasaanku."

"Baik, maaf, maaf. Aku benar-benar minta maaf." Serge mengelus dadanya yang agak sesak.

"Bukankah dia imut seperti boneka?"

Hah! boneka lagi! boneka lagi!

"Kalau dia mengkhianatiku juga, aku tinggal menghancurkannya kan." Senyum Rion membuat tengkuk Serge merinding.

Ketukan pintu terdengar, Merilin muncul dengan dua botol air dingin. Kemunculan Merilin, menyelamatkan Serge.

"Silahkan Kak."

"Terimakasih Mei." Rion menepuk sofa di sebelahnya. Mei duduk, sambil menyerahkan botol satunya pada Serge. "Kau lelah?" Rion bertanya sambil menyentuh pundak Merilin.

Hah, ada apa ini, kenapa Kak Rion bicara dengan lembut begitu, ini kan hanya ada Kak Serge, mereka tidak perlu bersandiwara kalau hanya di depan Serge kan, Merilin dipenuhi tanda tanya.

"Tidak apa-apa Kak, semua orang sudah bekerja keras menyiapkan hari ini." Merilin melirik ke arah Serge, untuk membawa mereka keluar dari ruangan ini.

Sinyal dari Merilin ditangkap Serge.

"Rion, sekarang kita keluar dulu, para tamu pasti mencari kalian kalau mereka mau pamit."

Rion mengangkat kepala, mengibaskan tangannya.

"Kau keluar duluan, aku dan Mei akan istirahat sebentar, katakan pada ibu kalau mencari kami."

Mei yang hanya bisa berteriak panik tanpa suara, tatapan memohon ya dibalas permintaan maaf Serge.

Maaf Mei, aku kabur duluan.

Merilin membeku saat Serge keluar, Rion menjatuhkan kepala di pangkuannya.

Bersambung

1
Nf@. Conan 😎
waaaaahhh
si Rion hrus pkai kacamata kuda nih mah, biar jlas
Nf@. Conan 😎
menjadikanmu thor
Nf@. Conan 😎
Serge agaknya brjodoh sn Dean nih
sayangkamu
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Nf@. Conan 😎
jahhhaaaattt kau ntuh thor, pdahal Mei kan sdah bahagia krena sdah kmbali k ibu kota
Nf@. Conan 😎
itu mah mau lo ion ion
Nf@. Conan 😎
jaaahhhhaaaatt lo thor
sayangkamu
alesan 🤣🤣 modus
Nf@. Conan 😎
mimpi kau Mei
Nf@. Conan 😎
waaaaddddduuuuuuuhhhh
Nf@. Conan 😎
ehh ....
sepupu bayaran trnyata
Nf@. Conan 😎
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
sayangkamu
😅🤣🤣🤣
Nf@. Conan 😎
Aaaaakkkkhhhhh.....
jdi ikutan seeeddiiiihhh.... hik hik hik
😭😭😭😭😭😭😭
Nf@. Conan 😎
diiiiihhhh sewot
bkannya losa bodo dngan msalah pribadi org
Nf@. Conan 😎
jauh lebih parah dri Helena klakuan nya
Nf@. Conan 😎
gayanya sok sangar dan dingin, pdahal ckckckck
Lailatus S
cucunya saga kayaknya ni bocah😆
Lailatus S
aku rasa ini cucunya saga
Lailatus S
anaknya han masak gampang bngt d tipu😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!