Sebagai anak perempuan pertama di keluarga Ricardo, Alana selalu dituntut untuk segera menikah karena kedua adiknya yang belum menikah sama-sama sudah memiliki calon pendamping.
Begitu pun dengan Sky, sebagai putra satu-satunya di keluarga Dwight ia dituntut untuk segera menikah dan memiliki seorang penerus.
Bagaimana jadinya jika kedua insan yang sama-sama pernah terluka karena cinta itu membuat kesepakatan untuk menikah selama 99 hari. Akankah cinta datang diantara mereka? Atau pernikahan mereka akan berakhir sesuai kesepakatan.
Jangan lupa Follow.
Ig mom_tree_17
Tik Tok Mommytree17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 23
"Alana." Jawab Sky.
"Alana? Ada apa dia menghubungimu?" Tanya Rachel dengan tidak suka.
Sky mengangkat kedua bahunya. "Dia hanya bertanya aku ada dimana."
"Oh..." Rachel kembali sibuk dengan ponselnya.
Begitupun dengan Sky yang kembali meyelesaikan pekerjaannya agar cepat selesai, karena tidak tega melihat kekasihnya lama menunggu.
Sementara itu Alana yang telah sampai di gedung perkantoran milik keluarga Dwight, langsung berjalan menuju ruangan Sky dengan diantar oleh Erik asisten pribadi suaminya yang kebetulan bertemu di pintu masuk.
"Silahkan Nona." Erik membuka pintu ruang kerja tuan Sky.
Alana yang hendak masuk justru mematung berdiri di tempatnya saat melihat pemandangan yang membuatnya mual. Di depan sana dua orang tengah bercumbu dengan begitu panasnya sampai tak mendengar suara pintu yang dibuka dari luar.
Erik yang juga melihat pemandangan panas tersebut langsung berdeham dengan keras, membuat dua orang yang tengah asik bercumbu di atas kursi itu kini menatap kearah pintu dimana dirinya dan Nona Alana berada.
"Al..." Sky mendorong perlahan tubuh Rachel sembari membetulkan kemeja yang dikenakannya, dimana dua kancing teratas sudah terbuka karena ulah kekasihnya.
Sementara Rachel yang melihat kedatangan Alana, berdecak dengan kesal karena wanita itu sudah menggangu kesenangannya. Apalagi Sky sampai mendorong tubuhnya begitu saja seolah menjaga perasaan Alana.
"Maaf kalau aku mengganggu." Alana hendak pergi dari tempat tersebut, namun suara tawa mengejek Rachel membuat langkahnya terhenti.
"Bagus kalau kau sadar diri, pergilah! Dan lain kali jika masuk ke ruangan seseorang permisi dulu. Dasar tak tahu sopan santun." Sindir Rachel sambil membenarkan pakaian atasnya yang berantakan.
"Rachel..." Sky menatap kekasihnya dengan tajam.
"Kenapa sayang? Yang aku katakan benar bukan? Dia masuk tiba-tiba, menganggu kita." Ucap Rachel tak terima.
"Maaf Nona, disini aku yang bersalah karena sudah membuka pintu tanpa mengetuk terlebih dahulu." Jelas Erik dengan jujur. Kalau ia tahu tuannya sedang bersama Rachel pasti Erik tidak akan mengijinkan Nona Alana masuk.
"Ck, kalian kompak sekali membelanya. Membela ****** tak laku itu."
"Tutup mulutmu!" Alana yang sejak tadi diam tak mempedulikan ejekan Rachel, kini berjalan masuk ke dalam ruangan tersebut dengan angkuh dan dingin. "Disini siapa yang ******? Aku atau kau?"
"Apa maksudmu?" Tanya Rachel dengan sengit.
"Masih bertanya? Jelas-jelas tadi kau bercumbu dengan suamiku, apa namanya kalau bukan ja-lang." Alana mendekat pada Sky lalu merangkul pria itu dengan senyum penuh kemenangan.
"Kau!" Rachel yang marah rasanya ingin sekali menampar pipi Alana yang sudah berani mengatainya ja-lang, bahkan wanita itu dengan berani merangkul mesra Sky di depan matanya. Namun sekuat mungkin Rachel menahan amarahnya karena tidak ingin terlihat buruk di depan Sky. "Sayang, kau diam saja aku dikatai olehnya." Tunjuk Rachel dengan merajuk.
Sky yang bingung harus membela siapa, menatap pada Erik untuk membantunya. Namun asisten pribadinya itu justru memalingkan wajah berpura-pura tak melihat. Ingatkan dirinya untuk memotong uang gaji asisten pribadinya itu.
"Sayang..." Rachel menatap sendu.
Sky menghela napasnya sambil menatap Alana. "Ada apa kau kemari?" lebih baik mengalihkan pembicaraan dari pada membahas perdebatan kedua wanita itu. Karena ia tidak bisa memilih membela siapa, karena sama-sama menjaga perasaan keduanya.
"Ada hal penting yang ingin aku bicarakan, jadi ikut denganku sekarang!" Alana melangkahkan kakinya.
Sky pun hendak menyusul Alana, namun tangannya di tarik lebih dulu oleh Rachel. "Jangan pergi Sky!"
Sky menatap punggung Alana yang semakin menjauh, lalu menatap Rachel kekasih yang selama ini selalu ada untuknya.
"Erik sampaikan pada Alana aku tidak bisa berbicara sekarang, nanti malam saja."
"Baik Tuan." Erik segera berjalan menyusul nona Alana yang ternyata masih berada di dekat ruangan tuan Sky. "Nona, Tuan—"
"Aku tahu." Tanpa banyak kata Alana berjalan masuk ke dalam lift sambil menahan rasa sakit dihatinya. Entah mengapa ia merasa tidak terima Sky lebih memilih Rachel, padahal itu adalah hal yang wajar. Karena selain Rachel kekasih Sky, dia pun sudah menolak permintaan pria itu untuk menjalin hubungan mereka dari nol. "Kenapa tidak ada satu pria pun yang mau berjuang untukku." Lirih Alana dengan tersenyum getir.
Ya, Alana hanya ingin diperjuangkan. Namun ternyata dia tidak cukup berarti untuk diperjuangkan oleh Sky atau pria lainnya.