NovelToon NovelToon
Cakar Garuda

Cakar Garuda

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta setelah menikah / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Kehidupan Tentara / Keluarga / Romansa
Popularitas:124.6k
Nilai: 4.6
Nama Author: NaraY

Mungkin benar kata pepatah. Tuhan memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan.

Cinta memang terkadang hadir tanpa di rencanakan bahkan kita manusia tidak bisa memilih pada siapa kita jatuh cinta. Termasuk pada gadis kecil yang sama sekali tidak pernah ia sangka menjadi akan menjadi jodohnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26. Peran baru.

Pagi ini Bang Arbath tidak mengikuti apel pagi, segala urusan kedinasan sudah ia limpahkan pada Dantonnya, Letnan Guritno.

Kecemasan hatinya memikirkan Dindra membuatnya tidak konsentrasi dalam berpikir. Entah kenapa hari ini Dindra seperti tidak sehat.

tok.. tok.. tok..

Bang Arbath segera membuka pintu rumah dan apa yang di lihatnya membuatnya keget bukan main.

Seorang pria berperawakan besar dengan perut 'membengkak' langsung melayangkan sepatu sandal hingga mendarat pada lengan Bang Arbath.

plaaaakk..

"Papaaaa..!!!!" Bang Arbath kaget melihat Papanya sudah ada di depan pintu dengan wajah berang. "Beraninya kau menikah tidak bilang Papa dan Mama..!!"

"Aku belum menikah." Jawab Bang Arbath jujur.

"Apaaa??????" Mama Roro Geged juga sudah mengangkat payungnya setinggi bingkai pintu.

"Apaa katamu???? Sinting???????" Pekik Papa Shaleh Omar yang biasa di panggil Papa Shaleho. "Lalu bagaimana anak itu bisa lahir???? Kau tebar kecebong sembarangan?????"

"Dengar dulu Pa, Maaa..!!!!"

...

Setelah mendengar semua kisah dari Bang Arbath juga semua fakta serta bukti yang kuat, Papa Shaleh dan Mama Roro terdiam melihat paras ayu Nadindra yang sedang tidur, calon istri putranya itu demam tinggi.

Dengan sayang Mama Roro menggendong baby junior yang baru saja terlahir. "Kau tidak memberinya nama?"

"Apa hak ku?" Jawab Bang Arbath malas.

"Sudahlah, lupakan yang sudah terjadi..!! Sekarang kita harus pikirkan yang terbaik untuk cucu kita ini, Pa..!!" Kata Mama Roro.

Papa Shaleh berdiri dan memeriksa kondisi Dindra untuk kesekian kalinya. "Dindra mengalami baby blues dan juga pendarahannya.. lumayan..!!"

"Itulah, Pa. Aku mau membawanya ke pusat kota tapi situasi tidak memungkinkan. Jalannya baru saja putus dan baru ada perselisihan adat. Kalau aku sendiri saja, aku berani.. tapi kalau harus bawa Dindra dan anak ku, nyaliku tidak berani."

Papa Shaleh kembali membuang nafas berat. "Untung Papa bawa beberapa obat-obatan yang di butuhkan..!!" Dengan cekatan Papa Shaleh menangani 'menantunya'.

-_-_-_-_-

Saat Dindra terbangun, ia melihat Papa Shaleh, Mama Roro dan Bang Arbath berdiri di belakangnya di dalam kamarnya.

"Bapak dan ibu.. siapa??" Tanya Dindra.

"Astaga Tuhan..!! Ini semua gara-gara kau, Arbath..!!" Papa Shaleh menepak lengan Bang Arbath.

Plaaaakk...

"Apa kau pengen tidak punya orang tua??? Kenapa menantu Mama bisa sampai tidak mengenali wajah Mama mertuanya sendiri????" Mama Roro pun turut menarik telinga Bang Arbath.

"Papaa.. Mamaaa.. Ya Allah, aku ini Danki disini, dan tidak ada satupun anggota yang berani denganku. Bagaimana bisa Mama dan Papa membully ku habis-habisan????" Protes Bang Arbath.

"Papa dan Mama akan lebih menyiksamu kalau sampai kau tidak bisa momong istri..!!" Ancam Papa Shaleh dengan wajah garang namun kemudian tersenyum saat berhadapan dengan Dindra. "Ini Papa, Papanya si sontoloyo ini. Maaf kalau dia tidak se ganteng Papanya." Kata Papa Shaleh.

"Minggir, semua keluar..!!" Pinta Mama Roro dengan wajah lebih garang dari Papa Shaleh.

Dindra yang baru pertama kali melihat wajah Mama Roro sampai ketakutan karena istri Bang Arrow pernah mengatakan bahwa mertua adalah makhluk yang jahat dan tidak akan pernah menganggap nya ada di dunia ini sebab ibu mertua hanya menyayangi anaknya saja.

"Oom Ar..!!" Dindra memanggil Bang Arbath saat pria itu hendak melangkah pergi.

"Tidak apa-apa. Kau disini saja sama Mama..!!" Kata Bang Arbath agar Dindra bisa lebih mengenal sosok sang Mama.

Dindra tidak bisa menjawab apapun lagi, apalagi saat ini Mama Roro seakan memelototi nya. Raut wajah nya seperti culas, bagi sebagian orang mengatakan 'judes'.

Tanpa kata, Mama Roro membuka kain Dindra.

"Jangan..!!"

Mama Roro menarik tangannya. "Mama hanya mau lihat, siapa tau si sumbu pendek itu tidak pintar mengurusmu..!!"

Dindra sangat takut tapi juga akhirnya tidak berani lagi menolak apapun yang di lakukan Mama Roro padanya.

"Okeeyy, lumayan juga hasil kerjanya. Tanpa robekan, bidan disini juga bagus." Gumam Mama Roro kemudian membantu Dindra membersihkan 'tubuhnya'.

"Bu... Jangan..!!"

"Kenapa masih panggil saya 'bu', panggil saya Mama..!! Kamu tidak suka punya Mama seperti saya?" Kata Mama Roro.

Dindra menangis mendengarnya, Mama Roro nampak begitu ketus padanya.

"Maauu.." Jawab Dindra pelan.

"Maaa.. saya mau bicara..!!!" Bang Arbath meminta mamanya untuk keluar dari kamar Dindra.

:

"Kata siapa Mama tidak tau kalau Dindra tidak punya ibu."

"Kalau Mama sudah tau, kenapa nada bahasa Mama seperti itu? Dindra belum paham logat Mama dan tidak tau bagaimana kebiasaan Mama berbicara. Apapun yang terjadi pada Dindra sudah membuatnya terluka Ma, mentalnya belum pulih. Jangan membuatnya semakin down dengan sikap Mama..!!" Tegur Bang Arbath.

"Oke.. Mama salah, Mama minta maaf..!!" Mama Roro merendahkan nada suaranya, beliau juga tidak ingin berdebat dengan putranya dan memang beliau pun menyadari bahwa Dindra adalah sepenuhnya hak sang putra.

Bang Arbath berjongkok di hadapan Mama Roro lalu memegang kedua tangan Mamanya. "Jangan di ulangi lagi Ma, tolong bantu anakmu ini..!! Saya sangat menyayangi Dindra, Ma. Ujung tombak rumah tangga berada di tangan suami, selamanya saya tetap anak Mama tapi peran saya sekarang juga adalah 'suami' Dindra. Jika istri saya menangis karena saya tidak bisa melindungi nya, lantas untuk apa saya menjadi suami Dindra?"

"Iya, Nak. Mama minta maaf ya..!! Mama pun sayang dengan Dindra, juga anaknya. Hati Mama tidak pernah ingin membedakan. Segala yang kau sayangi, dia yang lahir dari rahim istrimu, semua adalah nyawa Mama juga." Kata Mama Roro.

Bang Arbath mencium tangan Mama Roro. "Terima kasih banyak Ma."

Mama Roro mengusap wajah putranya penuh kasih. "Tidak perlu berterima kasih, Mama sangat bahagia jika melihatmu bahagia. Itu lebih dari cukup untuk seorang ibu."

"Maaaa... Telurnya nggak matang dari tadi." Kata Papa Shaleh dari arah dapur, beliau berniat membuat sarapan untuk menantunya.

Mama Roro pun segera menghampiri. "Ya Allah Pa, bagaimana bisa matang???? Kompornya saja nggak nyala."

"Mungkin gas nya habis, pakai kompor minyak saja dulu..!!" Sambar Bang Arbath.

"Papa nggak bisa pakai kompor minyak, bagaimana kalau Papa cari kayu bakar di hutan belakang asrama mu..!!" Ide Papa Shaleh.

...

Dengan penuh perjuangan yang panjang akhirnya Papa Shaleh membeli makanan matang di warteg yang letaknya tidak jauh dari asrama kompi.

Mama Roro tak habis pikir dengan kelakuan suaminya tapi agaknya Mama Roro sudah tidak heran dengan apapun tindak tanduk Papa Shaleh yang terkadang di luar perkiraan.

Mama Roro menuang soto ayam di dalam mangkok milik Dindra, sudah terlalu siang untuk menantunya itu sarapan sedangkan putranya masih sibuk dengan ponselnya untuk mengarahkan anggotanya.

"Dindra makan dulu..!!" Kata Mama Roro.

"Biar Dindra sendiri saja, Ma..!!"

Mama Roro mencoba menyerahkan mangkok sotonya tapi pada kenyataannya, tangan Dindra gemetar dan nyaris menumpahkan soto tersebut.

"Kaaann.. sudah, biar Mama suapi..!!" Mama pun segera menyuapi Dindra.

Tepat saat itu, baby junior menangis. Dengan sigap Bang Arbath menggendong bayi kecilnya di pundak dan menenangkannya.

"Nanti kita sambung lagi..!! anak saya rewel, saya mau buat susu dulu..!!" Pamitnya tanpa gengsi. "Uluuuuhh.. anak Papa marah nih, ayo dah kita buat susu..!!" Ajak Bang Arbath kemudian mengambil kain panjang untuk menggendongnya.

"Selamat siang, ijin Danki..!!" Sapa Prada Amri kemudian tak sengaja sampai melongo melihat Dankinya lihai menggendong bayinya dengan kain.

"Ada masalah apa?"

"Ijin.. kambing untuk aqiqah nya sudah siap di dekat barak." Lapor Prada Amri.

"Oke.. monitor..!! Sebentar ya, pendekar saya ngajak tarung saja kalau saya telat buat susu." Kata Bang Arbath sambil berjalan ke arah dapur.

"Siap, Danki..!!"

.

.

.

.

1
nue21
Luar biasa
nue21
puyeng aku thor/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
nue21
kan ketahuan kelakuan saras ga benar. rial rial. kau buang berlian kau pungut kerikil
nue21
saras banyak mau ny. lama" kayanya farial pusing tujuhkeliling
nue21
kurang asem si rial itu anak mu oy
nue21
adudu...hhhhhhhhhh
nue21
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
🍁𝕯𝖍𝖎𝖙𝖆❣️❀∂я💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
aku suka ceritanya kak Nara apalagi yang berbau tentang tentara/polisi
Ati Rohayati
Luar biasa
Nabil abshor
tubagus nagapasa
Nabil abshor
😅😅😅 harimau i',,,
Nining Dwi Astuti
mungkin Dindra di srh cerai sm papa Ricky karena ternyata bang arbath itu "pemakai sm pengedar" bs jd papa Ricky ngerasa bersalah bt yg kedua kali ttg menantuY, g sabar nunggu kelanjutannya
Maysuri
mantap ad cerita baru....
Fitria Syafei
siap KK 👌 terimakasih KK 😘😍
Debby Yanti
lanjut mbak Nara semangatt selaluu/Kiss//Kiss/
Mika Saja
mba Nara ini blm ending nya kan.....msh Ngantung nih.....blm rela jg klo tb2 end aja🤭
dyah EkaPratiwi
Ditunggu bonchap ya kak
siti muhlihah
smngaat mba nara🥰🥰
Denis blora
apapun yg terjadi jgn pisahkan bang Ar dan dindra ya kak Nara .
nih pasti kisah naga dan bang Dalu.
💪💪👍👍♥️
Ayu FazRina Satiasari
kak naraaa aaa jangan berakhir ..masih penasaran dg cerita bg Nevac dg Diandra kmna bang Arbath???penasaaaraannn🥲🥲😌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!