Tara Azhara Putri Mahendra—biasa dipanggil Tara—adalah seorang wanita muda yang menjalani hidupnya di jantung kota metropolitan. Sebagai seorang event planner, Tara adalah sosok yang tidak pernah lepas dari kesibukan dan tantangan, tetapi dia selalu berhasil melewati hari-harinya dengan tawa dan keceriaan. Dikenal sebagai "Cewek Tangguh," Tara memiliki semangat pantang menyerah, kepribadian yang kuat, dan selera humor yang mampu menghidupkan suasana di mana pun dia berada.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xy orynthius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 15
Setelah malam yang panjang di tempat persembunyian Lucas, Tara, Adrian, dan Lucas memutuskan untuk segera merencanakan langkah berikutnya. Pagi itu, mereka duduk di meja makan kecil di tengah ruangan yang sempit. Asap dari secangkir kopi yang baru diseduh memenuhi udara, mengisi ruangan dengan aroma hangat yang menyegarkan.
Lucas meletakkan sebuah peta di atas meja. “Gue udah ngecek semua jalur keluar masuk kota ini. Kalau Sebastian mau bergerak, dia pasti bakal menggunakan salah satu dari rute ini.”
Tara menyipitkan mata, memandangi peta yang penuh dengan tanda-tanda yang dibuat Lucas. “Sebastian punya koneksi ke semua rute ini? Gila, seberapa dalam sebenarnya jaringan dia?”
Lucas mengangguk pelan. “Lo nggak bakal percaya seberapa dalam dia terlibat. Bahkan polisi nggak bisa ngapa-ngapain karena dia punya banyak orang di pihaknya.”
Adrian, yang sejak tadi hanya mendengarkan, akhirnya membuka suara. “Jadi, gimana caranya kita ngalahin dia? Lo bilang kita ada di tengah-tengah sesuatu yang lebih besar. Maksud lo apa?”
Lucas menatap Adrian dengan serius. “Sebastian itu cuma bagian dari rantai besar. Di atas dia, ada orang-orang yang lebih kuat dan berbahaya. Kita nggak cuma harus ngalahin Sebastian, tapi juga harus nyari tahu siapa di belakang semua ini.”
Tara menahan napas. “Jadi kita bukan cuma lari dari Sebastian? Kita lagi ngelawan seluruh organisasi?”
Lucas mengangguk lagi. “Betul. Dan mereka nggak akan berhenti sampai mereka bisa ngeliat lo hancur.”
Tara merasa beban yang menumpuk di pundaknya semakin berat. Dia menatap Adrian, yang tampak begitu tenang meski situasi semakin genting. “Gimana kita bisa lawan mereka? Kita bahkan nggak tahu siapa mereka.”
Lucas tersenyum samar. “Itu tugas gue. Gue punya beberapa koneksi yang bisa ngasih kita petunjuk tentang siapa yang sebenarnya di balik semua ini. Tapi sebelum itu, kita harus ngumpulin bukti kuat buat ngejerat mereka.”
Adrian mengangkat alis. “Lo yakin bisa ngelakuin itu? Kita nggak punya banyak waktu.”
Lucas menatap Adrian dengan tatapan tegas. “Percaya sama gue. Gue udah pernah ngelawan orang-orang ini sebelumnya, dan gue tau gimana cara mainnya. Yang penting sekarang, lo berdua harus tetap aman. Kalau lo tertangkap, semuanya selesai.”
Tara merasa ada ketegangan yang meningkat di antara mereka bertiga. Dia tahu bahwa mereka sedang memasuki permainan yang jauh lebih berbahaya dari yang dia bayangkan. Tapi di sisi lain, dia juga merasa ada sesuatu yang Lucas sembunyikan. Sesuatu yang lebih besar dari sekadar jaringan kriminal biasa.
“Lucas,” kata Tara dengan hati-hati, “lo udah ngomong soal semuanya, tapi gue masih ngerasa ada yang lo sembunyiin dari kita. Kalau kita bakal kerja sama, gue pengen lo jujur sepenuhnya.”
Lucas menatap Tara sejenak, lalu menghela napas panjang. “Lo bener. Ada sesuatu yang belum gue bilang. Tapi lo harus ngerti, gue cuma nggak mau ngebebanin lo lebih dari ini.”
Adrian mencondongkan tubuh ke depan. “Nggak ada rahasia di antara kita, Lucas. Kalau ada sesuatu yang penting, kita harus tahu sekarang.”
Lucas terdiam sejenak, seolah sedang mempertimbangkan kata-katanya. Akhirnya, dia berkata dengan suara pelan, “Sebastian nggak cuma ngejar kalian buat nutup mulut soal kejadian di pabrik itu. Dia punya rencana yang lebih besar. Dan itu melibatkan sesuatu yang disebut ‘Proyek Apocrypha’.”
Tara dan Adrian saling berpandangan, bingung. “Proyek Apocrypha?” ulang Tara. “Apa itu?”
Lucas menggelengkan kepala. “Gue juga nggak tau pasti. Tapi dari yang gue dengar, proyek itu berkaitan dengan sesuatu yang besar. Sesuatu yang bisa mengubah keseimbangan kekuasaan di dunia kriminal. Kalau proyek itu sampai berhasil, bukan cuma nyawa kita yang dalam bahaya, tapi banyak orang lain juga.”
Tara merasa darahnya berdesir. “Jadi, ini lebih besar dari sekadar balas dendam?”
Lucas mengangguk. “Jauh lebih besar. Dan kita nggak bisa biarin itu terjadi.”
Adrian mengernyitkan dahi. “Kalau lo sendiri nggak tau apa itu Proyek Apocrypha, gimana caranya kita bisa ngungkap semuanya?”
Lucas mengambil napas dalam-dalam, lalu mengeluarkan selembar kertas dari saku jaketnya. “Ini salah satu petunjuk yang gue punya. Ini alamat dari salah satu orang yang terlibat langsung dalam proyek itu. Kita bisa mulai dari sini, tapi ini bakal berbahaya. Gue nggak bisa jamin keselamatan kita.”
Tara mengambil kertas itu dan memandanginya. Alamat itu tertulis dengan huruf kapital yang tebal, seolah-olah sengaja ditulis untuk membuat siapa pun yang melihatnya merasa gentar. “Kita harus pergi ke tempat ini?” tanya Tara, meski dia tahu jawabannya.
Lucas mengangguk. “Iya. Kalau kita bisa nemuin orang ini, kita bisa dapet lebih banyak informasi tentang proyek itu. Dan mungkin, kita bisa ngerusak rencana Sebastian sebelum semuanya terlambat.”
Adrian berdiri dari kursinya, bersiap untuk bergerak. “Kita nggak punya pilihan lain, kan? Kalau kita mau menghentikan Sebastian, kita harus bertindak cepat.”
Tara merasa detak jantungnya semakin cepat. Meski takut, dia tahu bahwa ini adalah satu-satunya cara. “Oke,” katanya akhirnya. “Kita lakukan ini. Tapi kita harus hati-hati. Kita nggak bisa biarin mereka tau gerakan kita.”
Lucas tersenyum tipis. “Gue udah siapin semuanya. Kita pergi sekarang, sebelum mereka sadar kita udah dekat.”
Dengan rencana yang mulai terbentuk, mereka bertiga segera bersiap untuk meninggalkan tempat persembunyian. Mereka tahu bahwa perjalanan ini akan penuh dengan bahaya dan tantangan, tetapi mereka juga tahu bahwa mereka harus melakukannya untuk menghentikan sesuatu yang jauh lebih besar dari mereka.
Saat mereka melangkah keluar ke jalanan kota yang mulai ramai, Tara merasa ada perasaan aneh yang menghantui pikirannya. Apakah mereka benar-benar bisa mengalahkan Sebastian dan orang-orang di belakangnya? Atau mereka hanya akan terjebak dalam permainan yang lebih berbahaya dari yang bisa mereka bayangkan?
Namun, satu hal yang pasti. Mereka tidak akan menyerah tanpa perlawanan. Tara, Adrian, dan Lucas bersumpah untuk melawan sampai akhir, apa pun yang terjadi. Mereka tahu bahwa ini bukan sekadar pertarungan untuk bertahan hidup, tetapi juga perjuangan untuk keadilan, dan untuk menghentikan rencana jahat yang bisa menghancurkan banyak nyawa.
Dan dengan tekad itu, mereka melangkah ke dalam bayangan kota, siap menghadapi apa pun yang menunggu di depan.