Azzura memilih meninggalkan kota yang ia tinggali beberapa tahun terakhir. Menjauh dari laki-laki yang menjadi cinta pertamanya sekaligus laki-laki yang selalu memandangnya buruk. Laki-laki itu adalah Abizar.
Di kota yang baru, ia bertemu Dokter Fatur yang akan membantunya untuk sembuh dari kelumpuhan yang ia terima karena sebuah kecelakaan. Seorang duda dua anak dimana anak bungsunya mengalami sakit berat.
Freya, putri bungsu Dokter Fatur itu menarik hati Azzura. Keduanya menjadi akrab saat sering bertemu di rumah sakit hingga gadis kecil itu memohon agar bisa memanggil Azzura dengan panggilan Mami.
" Jadilah Mami Freya sesungguhnya. Menikahlah denganku," pinta Dokter Fatur pada Azzura.
Bagaimana perjalan cinta Azzura selanjutnya? Di saat pria masa lalu datang kembali mengusik ketenangannya ketika ia sudah memutuskan pilihan?
Happy reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BSIS 24 Haruskah Menerima Ajakan?
Bukan Sebatas Istri Status (24)
" Mami dan Daddy mau kemana?," tanya Freya yang heran dengan pakaian keduanya yang tampak lebih rapi dari biasanya. "Bukannya Daddy ke rumah sakitnya siang?," tanyanya lagi.
" Daddy dan Mami mau ke rumah sakit. Mami mau di periksa," Freya terkejut. Ia langsung mengitari meja dan berdiri di samping ibu sambungnya.
" Mami sakit? Tapi tidak panas," Freya mengecek suhu tubuh Azzurra.
" Memangnya Mami sakit apa?," tanya Daisy yang juga penasaran.
" Mami baik-baik saja, sayang. Kita ke rumah sakit hanya untuk memeriksakan adik bayi yang ada di perut Mami,"
Deg
" Adik bayi?,"
" Iya,"
" Di perut Mami?," tanya Freya lagi sambil melihat ke arah perut Azzurra.
" Iya, sayang,"
" jadi, Yaya akan jadi kakak?,"tanyanya lagi
Azzurra dan Fathur saling pandang. Mereka mulai sedikit resah karena ekspresi Freya tidak bisa di tebak.
" Yaya tidak suka punya adik?," tanya Azzurra hati-hati.
Freya menggelengkan kepalanya. " Yaya suka, Mam. Yaya jadi kakak seperti Kak Sisi,"
Jawaban Freya membuat sepasang suami istri itu merasa lega.
Sementara Daisy masih mematung. Ada perasaan dilema di dalam hatinya.
" Tapi, Mami akan tetap sayang Yaya kan?,"
" Tentu saja. Sekalipun ada adik bayi, Mami tetap sayang Yaya," ucapnya.
Jawaban Azzurra membuat Freya tersenyum senang.
...******...
" Aku masih tak menyangka, Mas," ucap Azzurra sambil menatap hasil USG yang ada di tangannya.
" Ya, dia sudah ada di sini, walaupun masih sebesar biji jambu," Elusan di perut Azzurra membuat ia merasa nyaman.
Bersyukur kantin rumah sakit tidak terlalu ramai dan keduanya menempati meja di belakang.
" Mau makan apa? Nanti mas pesankan," Keduanya akan makan siang di rumah sakit. Fathur ingin makan bersama istrinya sebelum sang istri pulang dan ia melanjutkan untuk bekerja.
" Soto saja, Mas,"
" Ya sudah, tunggu sebentar ya, Dek,"
Azzurra mengangguk.
Hingga perdebatan terdengar ke indra pendengarannya.
" Tolong jangan membuat semuanya jadi rumit, Dok," kesal Bulan pada dokter yang lebih senior di sampingnya ini.
" Tidak rumit, kok. kamu tinggal menunjukkan kalau kamu itu tunangan saya. Kan beres," jawab Hasan enteng.
" Jangan jadikan hubungan ini sebagai permainan. Cari saja perempuan yang mau dokter bayar untuk menjadi kekasih pura-pura dokter,"
Bulan kesal teringat beberapa saat lalu tanpa persetujuannya,Hasan melakukan video call dengan memperkenalkan dirinya sebagai kekasih Dokter Hasan pada wanita yang sudah melahirkan laki-laki itu.
" Siapa yang bermain-main dengan hubungan ini? Aku serius,"
Bulan berdecak kesal. "Dok, tolonglah. Memikirkan pasien saja sudah membuat pusing. Jangan tambah lagi dengan masalah ini,"
Bulan frustasi. Ia semakin kesal karena tidak lama setelah Hasan memperkenalkan nya sebagai kekasihnya, Hasan pun memperkenalkan nya pada mantan kekasihnya yang masih berharap Hasan mau kembali padanya.
" Agatha dan Mami ku sudah terlanjur tahunya kamu itu kekasihku. Kenapa kamu tidak mau mencoba untuk menjalin hubungan denganku?,"
" Aku tidak pernah mau menjalin hubungan dengan anda. Sekalinya pemain pastinya pemain,"
Hasan mendelik mendengar ucapan Bulan. Citranya memang kurang baik selama ini.
Ayolah, Bulan bukan setahun dua tahun mengenal Hasan. Dia tahu sebanyak apa mantan dari anak pemilik rumah sakit itu.
" Aku akan mendatangi rumahmu untuk melamar mu. Tunggu saja," kesal Hasan sambil pergi dari sana.
" Datang saja kalau mau di tolak," balas Bulan kesal sambil melihat kepergian Hasan dari sana.
" Yakin bakalan di tolak?,"
Deg
Wajah Bulan pucat. Ia tam tahu sejak kapan Azzurra ada di sana. Sambil tersenyum kaku, Bulan membalikkan badannya.
" Eh, Zura. Sejak kapan kamu disana?," tanya Bulan.
" Sejak Dokter Hasan mengatakan agar kamu menunjukkan bahwa kamu adalah tunangannya," jawab Azzurra santai.
" Oh itu..." Bilang jadi salah tingkah. Ia menggaruk kepalanya.
" Aku rasa Om dan Tante pasti akan menerima dengan tangan terbuka. Bukannya mereka sudah ingin kamu menikah?," tanya Azzurra yang tahu bahwa sang sepupu terus di tekan soal pernikahan.
" Selama kamu belum punya anak. Aku aman," jawab Bulan enteng. Ia teringat jika ibunya bilang akan menjodohkan nya jika sampai saat Azzurra hamil dia belum punya pasangan.
Azzurra malah tersenyum. Ia meletakkan foto hitam putih di atas meja di depan Bulan.
" Lihat, sepertinya semesta sudah ingin melihat putri pertama Tante Reina ini menikah," Azzurra tersenyum sementara Bklan malah mematung.
" Jangan bilang..."
" Benar, Onty. Aku sudah ada di sini," Ucap Azzurra dengan menirukan suara anak-anak.
" Alhamdulillah, akhirnya keponakanku bertambah," Bulan mengitari meja dan memeluk sepupunya.
" tunggu,. Oh tidak.. Ibuku pasti akan mempersiapkan perjodohan," gumam Bulan.
" Hai sayang, Onti tidak tahu apakah harus senang atau sedih sekarang," gumam Bulan membuat Azzurra terkekeh.
" Terima saja dokter Hasan. Setidaknya kamu sudah mengenalnya,"
Bulan menatap Horor Azzurra yang malah tertawa.
...******...
" Hai, Yaya. Akhirnya Mommy bisa bertemu denganmu,"
Wajah Freya memucat. Ia bagai melihat hantu. Sosok yang sangat ia takuti.
" Tidak apa-apa. Mommy hanya ingin makan siang bersama," jelas Daisy yang entah sejak kapan ada disana.
Freya yang hari itu baru masuk ke dalam halaman rumahnya langsung berlari dan memeluk kakaknya.
" Kakak tidak sekolah?," tanya Freya karena setahunya kakaknya itu seharusnya masih ada di sekolah.
" Oh, itu gurunya ada Rapat, jadi kita di pulangkan lebih awal," Daisy mengucapkan maaf dalam hati karena telah berbohong.
" Yaya tidak mau memeluk Mommy?,"
Freya mengeratkan tangannya di tangan Daisy.
" Tidak usah takut Mommy hanya ingin mengajak kita makan siang di luar,"
" Yaya mau makan dengan Mami saja." Freya menggelengkan kepalanya. Ia tidak mau.
" Mami pulangnya agak sore. Katanya ada keperluan," Jawab Daisy jujur. Ia sudah mengkonfirmasi hal itu tadi.
" Tapi, .."
" Tidak apa-apa. Ada kakak. Ok,"
Dara menekan rasa marahnya atas penolakan Freya yang berulang terjadi. Ia marah karena putrinya itu tampak menghindarinya.
" Sayang, ayo makan siang dengan Mommy. Mommy mau minta maaf karena sudah mengabaikan Yaya selama ini," Jelas Dara dengan nada suara yang di buat sesendu mungkin.
" Ayo makan ayam krispi. Kata mommy mau mengajak ke restoran yang terkenal dengan ayam krispinya," Daisy mencoba membantu untuk membujuk Freya.
Mata Freya berbinar mendengar nama ayam krispi. Namun, ia kemudian teringat dengan siapa ia akan menyantap makanan kesukaannya itu.
Haruskah ia menerima ajakan dari keduanya?
.
.
.
TBC
olivia pst mlu krna klkuannya yg viral,prshaan bpknya bngkrut trs kthuan slingkuh sm istrinya....mna smp hmil,mskpn trnyta bkn anknya jonathan....dara otw jd gmbel dong...
😛😛😛....
Smga fathur cpt dtng y,biar baby jg cpt liat dnia....Smngttt...
nah Jonathan kamu serakah si dan sama kaya anaknya terobsesi jd sekarang sdh jatuh tertimpa tangga pula jd nikmatin aja
mungkin bayinya azzura nunggu fathur datang