Xu Ya, seorang gadis yang memiliki latar belakang yang sempurna dan memiliki seribu talenta sehingga ribuan orang memuja mujanya.
Tetapi, semuanya berubah drastis seluruh keluarganya mengalami pembantaian yang keji terkait dengan perebutan tahkta sehingga Xu Ya harus masuk ke dalam kemiliteran demi membalaskan dendam dan membersihkan nama keluarganya.
Namun perjalanan ini tidak mudah dan penuh dengan darah, dengan ditemani oleh seorang Jenderal hebat yang memiliki tujuan yang sama.
Keduanya saling bekerja sama satu sama lain sebelum akhirnya berubah menjadi saling mengandalkan.
Akankah Xu Ya berhasil membalaskan dendam keluarganya?
Tag : Strong Female lead, smart female lead, arrogant male lead, angst, violence, military
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kc, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 4 - Rasa Sakit
"Lalu, bagaimana dengan tindakan Jenderal terhadap Nona Xu ? Menyembunyikannya disini juga tidak terlalu bijak. " Ucap Gao Yu dengan agak cemas.
"Menyembunyikan ? Apakah menurutmu Yang Mulia begitu bodoh sampai sampai begitu mudah untuk menyembunyikan seseorang ? Marquis Xu memiliki budi baik terhadapku ketika aku masih muda, melindungi Putrinya adalah salah satu bentuk balas budi dariku. " Balas Huo Xincheng.
Huo Xincheng berjalan ke ruang kerjanya dan meninggalkan Xu Ya sendirian di dalam kamar. Namun dia tiba tiba berhenti sehingga Gao Yu menabrak punggung lebarnya.
"Untuk apa kamu berjalan begitu dekat denganku ? Pastikan tidak ada satupun orang yang mendekati dan mengganggu gadis itu !" Perintah Huo Xincheng melirik Gao Yu sebelum akhirnya berjalan pergi.
Huo Xincheng menuliskan sebuah surat lalu memasukkannya ke dalam sebuah wadah kotak kecil dan menyegel nya untuk memastikan bahwa surat itu tidak dibuka terlebih dahulu sebelum sampai ke tangan yang seharusnya.
"Antar surat ini kepada Yang Mulia !" Perintah Huo Xincheng menyerahkannya kepada Gao Yu.
Gao Yu tampak terkejut ketika menerima kotak itu dan menatap Huo Xincheng dengan tatapan tidak percaya.
"Apakah Jenderal tidak ingin menemui Yang Mulia secara langsung ? Hal ini tidak terlalu baik bukan ?" Tanya Gao Yu.
"Ayah angkat akan mengetahui alasan ketidak hadiranku dan dia pasti akan memakluminya. Terutama karena Xu Ya sedang berada di tanganku. " Jawab Huo Xincheng.
Gao Yu menganggukkan kepalanya mengerti sebelum akhirnya pamit undur diri untuk mengantarkan surat itu. Xu Ya merasa bahwa dia tenggelam ke dalam mimpi yang panjang dan merasa bahwa dirinya sedang berada di dalam dilema yang besar.
Rasa sedih dan sakit hati terus menggerogoti dirinya sementara dia tidak mengingat apapun, yang dia lihat adalah Ayah, Ibu, serta orang orang dari Kediaman Marquis Xu yang mendatanginya dengan berlumuran darah.
"Apa yang terjadi pada kalian ?" Tanya Xu Ya merasa sangat gugup.
"Balaskan dendam kami ! Balaskan dendam kami !" Seru orang orang itu dengan serempak.
Xu Ya tidak memahami apa yang terjadi dan dia berusaha mundur namun orang orang ini terus mendekat kepadanya yang membuatnya merasa sangat ketakutan.
Sementara di dunia nyata, pelayan memanggil Huo Xincheng karena Xu Ya terus menerus berteriak secara histeris memanggil Ayah, Ibu dan orang orang lain dari kediaman Marquis Xu.
Huo Xincheng datang dan menatap Xu Ya dengan tatapan rumit, mengingat ketika masa masa dia kehilangan kedua orang tuanya. Ketika dia masih sangat muda juga sering mengalami mimpi buruk.
Huo Xincheng menyalakan dupa dengan sangat telaten, dupa memiliki efisiensi yang tinggi untuk meredakan mimpi buruk karena membuat orang yang menghirupnya menjadi lebih santai.
Huo Xincheng duduk di tepi ranjang dan menatap Xu Ya yang perlahan lahan berubah menjadi lebih tenang dan damai. Huo Xincheng bukan orang yang baik ataupun murah hati hanya saja entah karena apa dia memiliki dorongan untuk membantu Xu Ya.
Mungkin karena ingin membalas kebaikan dari Marquis Xu padanya sebelumnya atau juga karena dia merasa Xu Ya mirip dengannya ketika masih muda dan tidak memiliki siapapun.
Huo Xincheng benar benar duduk di samping Xu Ya semalaman dan Xu Ya tidak bermimpi buruk lagi, tampaknya Huo Xincheng benar benar memiliki aura kematian yang terlalu kuat sampai sampai mimpi buruk tidak berani mendekatinya.
Xu Ya perlahan lahan membuka matanya dan melihat seorang pemuda yang sedang duduk dengan mata terpejam, tampak sangat mengantuk. Untuk sejenak Xu Ya terperangah melihat ketampanan pemuda ini dengan alis yang tegas dan hidung yang mancung, benar benar menunjukkan kekuatan.
Xu Ya perlahan lahan mengingat apa yang terjadi sebelumnya dan mengetahui bahwa ini adalah Jenderal Guangxi yang terkenal, orang yang telah menyelamatkannya.
Xu Ya bergerak pelan pelan sebelum akhirnya Huo Xincheng langsung terbangun dan menatapnya dengan tatapan tajam.
"Xu Ya berterima kasih banyak atas bantuan Jenderal. " Ucap Xu Ya menundukkan kepalanya dalam dalam.
"Karena Nona Xu sudah sadar maka kamu bisa menceritakan apa yang terjadi sebelumnya. " Ucap Huo Xincheng datar.
Xu Ya menundukkan kepalanya dan merasa takut dengan tatapan tajam Huo Xincheng yang seolah olah ingin menusuknya sampai mati.
Xu Ya mengingat kembali kenangan yang menyakitkan kemarin dan air mata perlahan lahan turun melalui matanya yang indah.
"Kemarin adalah hari ulang tahunku. Aku mempersiapkan semuanya dengan kedua orang tuaku, tepat ketika aku ingin memberi salam kepada kedua orang tuaku. Ada orang yang mengetuk pintu dengan tidak sabar, jadi Ayahku meminta Pengurus rumah kami untuk membuka pintu sebelum akhirnya pengurus itu dibunuh secara langsung. Pembunuh masuk tanpa bisa dibendung dan mereka langsung membunuh dengan ganas. " Ucap Xu Ya sembari berusaha menahan isak tangisnya.
"Ayahku berusaha untuk memberikan waktu untuk aku berlari jadi dia mengorbankan dirinya sendiri. Aku berlari sepanjang waktu dengan pelayanku sampai akhirnya pelayanku mengorbankan diri di detik detik terakhir , karena itu aku memiliki kesempatan untuk meminta bantuan Jenderal. " Lanjut Xu Ya.
Xu Ya menyeka air matanya namun air matanya sama sekali tidak bisa berhenti, Huo Xincheng memberikan sapu tangannya kepada Xu Ya lalu Xu Ya menggunakannya dengan sangat berterima kasih.
"Apakah pembunuh itu ada mengatakan sesuatu ?" Tanya Huo Xincheng.
"Hm, ada. Mereka mengatakan semacam Ayahku tidak bisa menilai situasi dan tidak bisa memilih fraksi mana untuk bergabung sehingga Ibuku bertanya dari fraksi mana mereka berasal namun mereka tidak menjawab." Jawab Xu Ya.
"Kalau begitu maka akan lebih sulit untuk mengetahuinya. Lebih baik segera bertemu dengan Kaisar." Balas Huo Xincheng mengerutkan dahi.
"Baik, aku akan mempersiapkan diri untuk bertemu dengan Yang Mulia. "Ucap Xu Ya merasa ada harapan.
"Kamu harus menutupi wajahmu, bagaimanapun pada saat ini kamu adalah buronan. " Balas Huo Xincheng.
"Buronan ?" Tanya Xu Ya dengan bingung.
"Kemarin ada yang mengirim bukti dan saksi bahwa Marquis Xu melakukan korupsi dan penggelapan pajak sehingga sedang di dakwa untuk pencabutan segala gelar kehormatan. Sementara kamu juga sedang dicari oleh semua orang, Marquis Xu dituduh bunuh diri untuk menutupi rasa bersalah. " Jawab Huo Xincheng.
Xu Ya merasa bahwa seluruh tubuhnya melemah dan dia benar benar menatap kosong ke depan, bagaimana mungkin orang orang begitu kejam pada keluarga mereka.
"Ayahku tidak mungkin melakukannya ! Dia difitnah dan dijebak ! Seluruh keluarga kami telah dibunuh !" Teriak Xu Ya merasa sangat putus asa.
"Bahkan jika aku percaya juga tidak berpengaruh apa apa. Bukti dan saksi telah diserahkan, Kaisar juga tidak bisa berkata apa apa lagi. Kamu juga tidak bisa membalikkan keadaannya saat ini. " Ucap Huo Xincheng, setiap kata katanya menusuk tepat di titik sakit Xu Ya.
...----------------...
Jangan lupa like, komen dan vote ya 😁
kelemahan kebanyakan Tuan Muda adalah sombong,arogan,serakah dan menganggap dirinya terlalu tinggi membuatnya jadi tak tau diri,,,hancurkan segera nona Jianchou,,,,,
selalu saja itu yg jadi masalah,entah di dunia fiksi ataupun di dunia nyata,,,