Agnia Pricilla Dewi harus menelan pil pahit ketika sang pacar yaitu Andre,pergi meninggalkannya dengan setumpuk hutang yang ia pinjam ke lintah darat sehingga hal itu membuat kehidupan Agnia harus dikejar kejar oleh lintah darat yang menagih hutang milik Andre.
Agnia yang kesehariannya hanya bekerja sebagai pelayan disebuah restoran,merasa tidak mampu untuk melunasi hutang milik Andre.
Hingga suatu ketika, restoran tempat Agnia bekerja didatangi oleh Arkan Farrel Arganta, seorang duda kaya yang dibuat tergila gila oleh Agnia.
Arkan pun lantas menawari Agnia untuk mau menjadi teman tidurnya dengan iming iming gaji dua ratus juta.
Akankah Agnia menerima tawaran Arkan untuk menjadi teman tidurnya? Meskipun taruhannya adalah ia akan kehilangan kesuciannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Arkan duduk di ruang tamu kediaman pengacaranya yaitu Pak Yudi dengan raut wajahnya yang serius.Ia memandang foto Azka yang terdapat di dalam dompetnya dengan hatinya yang terasa sakit.Arkan sengaja mendatangi kediaman pengacaranya untuk mendapatkan hak asuh Azka dari Maya.
Arkan tidak bisa membiarkan Maya mengambil Azka karena ia tahu kalau Maya tidak akan bisa merawat Azka dengan baik meskipun ia adalah ibu kandungnya.
"Pak Yudi,saya ingin memenangkan hak asuh Azka dari Maya." kata Arkan dengan penuh tekad.
Pak Yudi,pria berusia lima puluh tahun dengan rambut abu-abunya,menatap Arkan dengan simpati.
"Saya mengerti,pak Arkan.Tapi kita harus mempersiapkan diri untuk perjuangan panjang.Perebutan hak asuh ini pasti akan semakin membuat hubungan anda dengan mantan istri anda semakin memburuk." ucap pak Yudi yang membuat Arkan mengangguk.
"Saya siap menghadapi segala resikonya,Pak Yudi.Saya hanya ingin memberikan yang terbaik untuk Azka." ucap Arkan yang membuat Pak Yudi tersenyum.
"Baiklah,kita mulai.Kita akan mengajukan permohonan hak asuh ke pengadilan dan mempersiapkan bukti-bukti yang diperlukan." ucap pak Yudi.
Arkan merasa lega.Ia tahu bahwa perjuangan ini tidak akan mudah,tapi ia siap untuk melakukannya demi Azka.Hari-hari berikutnya,Arkan dan Pak Yudi bekerja sama untuk mempersiapkan kasusnya.Mereka mengumpulkan bukti-bukti,seperti rekaman video dan foto-foto,yang menunjukkan bahwa Maya adalah orang tua yang buruk dan tidak layak untuk memiliki hak asuh Azka.
Arkan juga mempersiapkan diri untuk menghadapi pengadilan.Ia berlatih untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mungkin diajukan oleh hakim dan pengacara lawan.
Sementara itu,Pak Yudi juga mempersiapkan strategi untuk memenangkan kasus.Ia mempelajari hukum dan peraturan yang berlaku dan mempersiapkan argumen-argumen yang kuat untuk mendukung klaim Arkan.
Hari untuk memperebutkan hak asuh Azka di pengadilan akhirnya tiba.Arkan bangun pagi-pagi dan merasakan dirinya gugup dan tegang.Ia mandi dan berpakaian dengan rapi,kemudian sarapan dengan cepat.Sementara Pak Yudi sudah menunggunya di ruang tamu.
"Hari ini kita akan memenangkan hak asuh Azka," kata pak Yudi dengan percaya diri.
Arkan mengangguk dan merasa lebih tenang dengan kehadiran Pak Yudi.Mereka berdua berangkat ke pengadilan dengan harapan untuk memenangkan kasus.
Di pengadilan,Arkan dan Pak Yudi bertemu dengan pengacara Maya yaitu Ibu Sri.Ia adalah pengacara yang berpengalaman dan terkenal berhasil dengan kasus-kasus yang sulit.
"Hari ini kita akan melihat siapa yang lebih layak memiliki hak asuh Azka," kata Ibu Sri dengan senyum sinis.
Arkan merasa tegang, tapi Pak Yudi memegang tangannya dan memberikan semangat.
Persidangan dimulai dengan pembukaan dari hakim.Arkan dan Ibu Sri dipanggil untuk memberikan keterangan.
Arkan menjelaskan tentang hubungannya dengan Azka,tentang bagaimana ia merawat dan mencintainya.Ia juga menjelaskan tentang bagaimana ia ingin memberikan yang terbaik untuk Azka.
Ibu Sri kemudian memanggil saksi-saksi untuk membuktikan bahwa Arkan tidak layak memiliki hak asuh Azka.Tapi,Pak Yudi siap untuk membantahnya.
Dengan argumen-argumen yang kuat dan bukti-bukti yang akurat,Pak Yudi berhasil membuktikan bahwa Arkan adalah orang tua yang layak dan baik untuk Azka.
Hakim kemudian memutuskan untuk memberikan hak asuh Azka kepada Arkan dan membuat ibu Sri dan juga Maya merasa kecewa dengan keputusan hakim.Namun di lain pihak,Arkan merasa sangat bahagia dan lega.
"Terima kasih,Pak Yudi," kata Arkan dengan air matanya yang tak berhenti membasahi pipinya dan membuat Pak Yudi tersenyum sembari memeluk Arkan.
"Kita berhasil,pak Arkan.Kita berhasil." ucap pak Yudi.