NovelToon NovelToon
Hasrat Seorang Gangster

Hasrat Seorang Gangster

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Persaingan Mafia
Popularitas:436.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: linda huang

Darson Rodriquez seorang gangster yang menculik Gracia Vanessa, dan dijadikan sebagai pemuas ranjang selama tiga hari. Gracia yang dijual ibu tirinya harus menerima penderitaan yang tiada akhir.

Bagaimana Gracia bisa terlepas dari genggaman Darson yang berniat menjadikan dirinya sebagai simpanan? bukan tanpa sebab bos gangster tersebut sengaja gadis itu berada di sisinya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gracia Yang Kesal

Darson memeluk pinggang wanita itu dengan erat, tubuh mereka saling menempel dalam gairah yang memanas. Dengan satu gerakan lembut namun penuh kekuatan, dia menariknya lebih dekat, bibir mereka bertemu dalam ciuman yang dalam dan liar. Ciuman itu seakan mengisyaratkan pelepasan rasa rindu yang telah tertahan selama bertahun-tahun. Lidah mereka beradu, menciptakan sensasi panas yang mengalir dari kepala hingga kaki.

Beberapa saat kemudian, mereka melepaskan ciuman itu dengan napas yang tersengal-sengal, "Kamu masih sama dengan yang dulu," Gracia berbisik dengan suara serak, matanya menatap dalam ke mata wanita itu. "Ciumanmu masih sangat hebat."

"Kemana kamu selama ini? Kenapa tiba-tiba menghilang dan tiba-tiba kembali?" tanyanya, suaranya terdengar bergetar antara marah dan sedih.

"Terjadi sesuatu di keluargaku," jawab wanita itu, suaranya melembut. "Aku harus pergi. Selama ini, aku merindukanmu setiap detik. Aku tidak sabar ingin pulang dan bertemu lagi denganmu. Tapi ternyata, kamu telah menikah dengan dua wanita. Apakah aku masih memiliki kesempatan untuk bersamamu?"

Darson menarik napas dalam, berusaha menenangkan diri dari gejolak emosi yang memenuhi dadanya. "Gracia, apakah itu nama aslimu?" tanyanya, menatap wanita itu dengan tajam.

"Iya, kenapa?" jawab wanita itu dengan cepat, matanya penuh rasa ingin tahu. "Kamu belum menjawab pertanyaanku!"

Darson tersenyum tipis, sebuah senyuman yang mengisyaratkan keputusan besar yang telah dia buat. "Tentu saja kita bisa bersama," katanya. "Aku akan menceraikan mereka suatu hari nanti. Apakah kamu yakin tidak akan pergi lagi?"

Gracia menggelengkan kepalanya dengan mantap. "Tidak akan!" katanya tegas. "Kali ini, aku ingin menebus kesalahanku dengan cara apapun."

Tanpa menunggu jawaban, Gracia mencium bibir Darson sekali lagi, kali ini dengan penuh nafsu. Ciuman itu brutal, penuh gairah yang membara. Tangan Darson meremas punggungnya, menelusuri lekuk tubuhnya dengan ganas, sementara Gracia membalas dengan ciuman yang sama gilanya, seakan mereka berdua sedang mencoba melupakan masa lalu yang pahit dalam satu ledakan gairah yang memuncak.

Ciuman mereka semakin intens saat Darson dan wanita seksi itu bergerak menuju sofa. Darson berada di atasnya, mengunci tubuh wanita itu di bawahnya dengan lembut namun penuh hasrat. Tangannya menjelajahi paha wanita itu yang terbungkus dress pendek, merasakan kehangatan kulitnya di bawah jari-jarinya. Bibir mereka masih saling menyatu, ciuman mereka penuh gairah dan tidak terputus.

Wanita itu membuka kancing kemeja Darson satu per satu, tangannya yang halus meraba bidang dada pria itu, menggoda dengan sentuhan lembut yang membuat darah Darson berdesir. Dia sengaja menaikkan hasrat Darson, menikmati setiap reaksi yang timbul dari pria itu. Darson mencium wanita itu hingga menurun ke leher, meninggalkan jejak-jejak gairah di kulitnya. Seakan melupakan segala urusan lain, Darson tenggelam dalam hasrat yang membara.

Namun, di saat hasratnya semakin memuncak, Darson tiba-tiba menghentikan aksinya. Dia menatap wanita yang berada di bawahnya dengan tatapan penuh konflik.

"Ada apa?" tanya Gracia, suaranya penuh keinginan yang terhenti.

"Tidak ada!" jawab Darson sambil menarik napas dalam dan bangkit dari tubuh wanita itu. "Kita belum menikah dan sekarang kita berada di kantor. Tidak baik kita melakukan ini di sini."

Gracia menatapnya dengan pandangan kecewa, tetapi juga penuh pengertian. "Denganku tidak perlu sungkan," katanya lembut, memeluk Darson dengan erat. "Apakah kamu menikahi seorang wanita yang mirip denganku? Bukan hanya mirip namanya, tapi juga mirip wajahnya. Kenapa? Kamu salah mengenal orang atau menikahinya karena merindukan aku?"

Darson menghela napas panjang, merapikan pakaiannya yang berantakan. "Aku akan mengurus masalah ini," katanya tegas. "Tentu saja aku tidak akan merugikanmu."

Gracia menyeringai nakal, menggoda Darson dengan kata-katanya. "Kita bisa pesan hotel. Kamu tidak takut pada istrimu, kan?"

Darson tertawa kecil, menatap wanita itu dengan penuh keyakinan. "Mana mungkin aku takut? Aku tidak pernah takut pada siapapun," jawabnya. "Tapi aku harus bekerja sekarang. Lebih baik kamu pergi dulu."

Gracia bangkit dari sofa, merapikan dress pendeknya yang sedikit berantakan. "Aku akan menghubungimu lagi," katanya sambil mendekati Darson. "Tapi seterusnya aku ingin kita bertemu di atas kasur hotel mewah. Kita akan menghabiskan satu malam yang indah bersama."

Dengan kata-kata itu, Gracia mencium bibir Darson sekali lagi, ciuman yang penuh janji dan gairah yang belum terselesaikan. Setelah itu, dia berbalik dan melangkah keluar, meninggalkan Darson dengan perasaan bercampur aduk.

Kelvin kemudian melangkah masuk ke dalam ruangan, menemukan Darson yang masih berusaha merapikan dirinya setelah pertemuannya yang intens dengan Gracia.

Kelvin melihat sekilas ke sofa yang sedikit berantakan, lalu menatap atasannya dengan penuh rasa ingin tahu.

"Bos, nona Gracia sudah kembali?" tanya Kelvin dengan nada hati-hati.

Darson mengangkat alisnya, penasaran. "Bagaimana kamu bisa membedakan mereka?" tanyanya, menatap Kelvin dengan intens.

Kelvin tersenyum sedikit, seolah mengerti kebingungan atasannya. "Walau mereka mirip, ada perbedaan dari penampilan dan tatapan mereka," jawabnya dengan yakin.

"Coba jelaskan!" titah Darson, duduk di kursinya dan menatap Kelvin.

Kelvin mengangguk, berusaha mengingat setiap detail yang pernah dia perhatikan. "Nyonya Gracia berpenampilan sederhana, dan memiliki tatapan lebih lembut," katanya, suaranya tenang dan jelas. "Seakan tidak memiliki niat jahat. Sedangkan nona Gracia dia..."Kelvin terhenti sejenak, tampak ragu melanjutkan. Dia tidak ingin mengutarakan pendapatnya yang mungkin akan menyinggung bosnya.

"Teruskan!" titah Darson dengan nada tegas, tatapannya tajam.

Kelvin menarik napas dalam, mengumpulkan keberaniannya. "Sedangkan tatapan nona Gracia sangat tajam, seolah menyembunyikan sesuatu atau merencanakan sesuatu," lanjut Kelvin dengan hati-hati, memandang Darson dengan cermat untuk melihat reaksinya.

Darson terdiam sejenak, merenungkan kata-kata Kelvin. Ada kebenaran yang sulit diabaikan dalam pengamatan bawahannya. Gracia yang tadi bersamanya memang memiliki aura yang berbeda, lebih intens dan penuh misteri.

"Kirim anggota untuk mengikuti dia," perintah Darson dengan suara tegas. "Kemana pun dia pergi, dan apa saja yang dia lakukan. Dia baru kembali dari luar negeri. Coba selidiki apa yang terjadi selama ini!"

"Baik, Bos," jawab Kelvin dengan cepat, kemudian bergegas keluar untuk menjalankan perintah.

Mansion Darson.

Gracia berdiri di dapur, wajahnya penuh dengan kekecewaan dan kemarahan yang ditahan. Dengan gerakan kasar, dia membuang makanan yang telah dia siapkan ke dalam tong sampah. Setiap bekal yang dia buang membuat suara keras yang memantul di dinding dapur yang sunyi.

"Percuma aku buatkan makanan," gumam Gracia dengan suara gemetar oleh amarah. "Dia malah menikmati kesenangan saat di kantor."

Gracia telah melihat semuanya—adegan ciuman mesra Darson bersama wanita yang mirip dengannya, pelukan yang semakin intens hingga mereka jatuh ke sofa. Pemandangan itu terus berulang dalam pikirannya, membuat hatinya terbakar oleh kecemburuan dan rasa sakit.

"Darson, kau adalah pria yang suka melakukan itu. Bahkan dengan kekasihmu, kau tidak akan melepaskan kesempatan itu," batin Gracia dengan pahit. "Dia sudah kembali. Apakah aku akan disingkirkan? Kalau aku diceraikan, aku harus kemana? Lagi pula, di matanya aku hanya pengganti dan pelayan yang memuaskan dia. Bukan sebagai istri yang dia cintai. Lalu, kenapa aku harus cemburu ketika melihatnya bersama kekasihnya?"

Tiba-tiba, Zanella muncul di ambang pintu, melihat kekacauan di dapur dan wajah Gracia yang penuh dengan kesedihan. "Apakah kamu dicampakkan, oleh sebab itu suasana hatimu sedang murung?" tanyanya sambil menyindir dengan senyum licik.

"Urus saja dirimu sendiri, tidak usah ikut campur!" jawab Gracia dengan tajam, melangkah pergi dengan cepat menuju kamarnya.

Jam dinding menunjukkan pukul 23.00 ketika Gracia sampai di kamarnya. Dia duduk di tepi tempat tidur, memandang jam dengan tatapan kosong.

"Sudah malam, tapi dia masih belum pulang. Luar biasa sekali. Dia bisa melakukan hubungan dengan wanita mana pun," gerutunya dengan suara pelan namun penuh kemarahan. "Baru melakukannya denganku tadi pagi, kemudian bisa melanjutkan di kantor. Aku berharap burungmu disambar petir," tambahnya dengan getir, sambil melempar bantal ke lantai dengan frustrasi.

Bantal-bantal itu berserakan di lantai, menjadi simbol kekacauan emosional yang dialami Gracia. Dia menggigit bibirnya, menahan air mata yang ingin tumpah, berusaha untuk tetap kuat di tengah rasa sakit yang melanda hatinya.

"Sejak kecil aku diabaikan, setelah menikah juga hanya dianggap sebagai pengganti dan dibayar untuk melahirkan anak. Di mana pun aku berada, tidak ada yang peduli padaku. Apa gunanya hidup ini," gumam Gracia. Wanita itu menunduk dan mengeluarkan air mata. Untuk pertama kalinya, ia menangis demi suaminya itu. Adegan mesra di kantor masih muncul dalam ingatannya, membuat hatinya semakin sakit.

Tiba-tiba, suara pintu yang terbuka terdengar. "Klek!" Darson baru saja pulang. Matanya langsung fokus pada bantal, guling dan selimut yang berserakan di lantai.

"Apa yang terjadi? Kenapa kamu membuang semua bantal dan guling?" tanya Darson dengan nada penuh tanya.

"Aku hanya sedang sedih dan kesal, bukan urusanmu," jawab Gracia sambil menyeka air matanya dengan cepat.

"Kamu sedang menangis?" tanya Darson, memperhatikan istrinya dengan lebih seksama.

Gracia memalingkan wajahnya, tidak ingin menunjukkan kelemahannya.

"Siapa yang bisa membuatmu menangis?" tanya Darson lagi, suaranya terdengar lebih lembut.

"Burung tetangga baru disambar petir, makanya aku bahagia," jawab Gracia dengan sarkasme, berusaha menyembunyikan perasaannya yang sebenarnya.

Darson mendekat, matanya menatap Gracia dengan cermat. "Beritahu aku, siapa yang pelakunya yang membuatmu menangis!" titah Darson, nada suaranya berubah menjadi perintah.

Gracia menarik napas dalam, kemudian mengangkat wajahnya untuk menatap suaminya. "Bagaimana kalau kita cerai saja," ungkap Gracia dengan terus terang, suaranya gemetar namun penuh ketegasan.

Darson terkejut mendengar kata-kata itu. Dia menatap Gracia, mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. "Apa maksudmu? Kenapa kamu ingin bercerai?" tanyanya, berusaha memahami perasaan Gracia.

1
Rohimatul Amanah
Luar biasa
Sri Baini Sapar
makin tegang ceritanya
Sri Baini Sapar
makin seru
🍁Angela❣️
happy ending 😍😍😍 padahal tadi ku sempat mikir Darsono meninggal 🤣🤣🤣 eh tau nya di kasih kehidupan baru yg lebih + 😍😍😍
🍁Angela❣️: suidd suidd hhhhhh ......
Pikachu: Karna darsono peran utama, makanya author kasih kesempatan🤣🤣🤣🤣🤣🤣
total 2 replies
🍁Angela❣️
gmna akhir kehidupan Darsono
🍁Angela❣️
Nic seperti nya sayang bgt sama Grace
🍁Angela❣️
dihh bnyk pelakor di sebelah Nic 😁😁😁
🍁Angela❣️
Hhhh astaga Darsono 😭😭
🍁Angela❣️
wooooo keren ya Hany di novel bocah umur 5 tahun bisa bicara lancar lancar seperti itu seperti udah dewasa
🍁Angela❣️
serahkan gak asuh ke Grace ... KLO urusan nanti ya nanti ya yang penting kenyamanan buat max ...
🍁Angela❣️
baca dua kalii ...
🍁Angela❣️
nangis bacanya 😭😭😭😭 no komentar
🍁Angela❣️
Hhhh Darson ternyata kmu blm mengenal Nic dengan benar'
🍁Angela❣️
iya Nic tetep tenang yaa jgn kayak Darsono gampang esmosiii
🍁Angela❣️
max 😌😌😌😌
🍁Angela❣️
ughhhj 😍😍
🍁Angela❣️
siap siap darsooooonooooo
🍁Angela❣️
Darson Masi mencintai Grace tapi juga gak mau melepaskan para wanita wanita nya hadeeehh
🍁Angela❣️
KLO aku jadi max aku GK mau bertemu lagi sama darsooooonooooo
🍁Angela❣️
darsooonnn darsooonnnnn hadeeehh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!