Bai Ying Huan gadis cantik yang selalu di Salah kan atas perbuatan yang tidak pernah dia lakukan selama ini, dia di tuduh membuduh adik laki-laki nya di benci ibu ayahnya.
Sampai suatu hari dekrit kaisar datang untuk Bai Ying Huan untuk menikah dengan putra mahkota, bukanya senang ayah ibu nya malah mengutuk Bai Ying Huan karena ibu dan ayahnya sangat tidak setuju jika Bai Ying Huan yang menjadi permaisuri masa depan, begitu juga putra mahkota merencanakan pembunuhan di hari pernikahan dengan tragis.
Orang pikir dia mendapatkan berkah dengan mendapatkan dekrit pernikahan tetapi sayang bukan kebahagian yang dia dapat namun kematian,
Tapi Bai Ying Huan di beri kesempatan untuk kembali hidup untuk merubah takdir nya yang menyedihkan.
Mampukah Bai Ying Huan merubah takdir nya menjadi lebih baik, apakan Bai Ying akan mendapatkan cinta tulus dari seseorang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
izin pergi
Mereka pun sampai di depan gerbang kediaman jendral Luan dan itu mengagetkan penjaga disana tapi saat mereka lihat ada nona besar mereka, mereka pun di izinkan masuk.
Saat di dalam mereka langsung menuju kamar Jendral Luan,
"Tok, tok, tok..." ketukan di kamar,
tidak lama pintu pun terbuka
"Mei'er...! Seru jendral luan dan sang istri
"Ayah ibu, hiks... hiks.. hiks!" seru putri mahkota memeluk ibu dan ayahnya, sedangkan Ying huan saat melihat betapa sayangnya jendral Luan pada mei Luan memiliki rasa sedih di hatinya.
"Kenapa putri lain bisa disayangi ayah dan ibunya tapi aku tidak, apakah aku tidak pantas mendapatkan kasih sayang itu?" ucap Ying huan dalam hati dengan menyingkir ketempat lain karena tidak mau terlihat kesedihan itu, tapi itu masih bisa di lihat Chun Lai tau apa yang di rasakan oleh Ying Huan dengan cepat memeluk Ying Huan dengan sayang.
"Tidak perlu sedih Huan'er, kau memiliki ku memiliki yang lainya yang sayang pada mu, kelak kau akan mendapat kasih sayang yang berlimpah dari mertuamu, kau ajan menemukan mertua yang mencintai seperti putrinya sendiri, kau tidak perlu mengharapkan kasih sayang dari orang tua brengsek itu" ucap Chun Lai, Jang mu yang melihat itu pun bingung tapi hanya diam sedangkan Xiang Li dan Xiang mu hanya bisa diam mereka juga tau kenapa adik mereka begitu, mereka ikut bersedih.
Setelah beberapa saat akhirnya Ying Huan pun sudah tenang dan mulai memperbaiki raut wajahnya.
Setelah selesai dia pun mendekati mei Luan dan keluarga nya
"Maaf jie jie kita tidak ada waktu lagi, apa bisa aku berbicara dengan paman dan bibi" ucap Ying huan menyela
"Maaf kan aku, ayah ibu aku meminta izin untuk pergi bersembunyi selama keadaan belum aman, jadi tolong izinkan aku dan tolong jaga diri ibu dan ayah" ucap Mei Luan sedih
"Sebenarnya ada apa ini dan nona siapa anda semua?" ucap Jendra Luan bingung
Melihat kebingungan itu Ying Huan pun mulai memperkenalkan diri
"Maaf paman bibi aku belum memperkenalkan diri, salam paman bibi aku adalah Ying Huan tepatnya dulu aku adalah Bai Ying huan tapi untuk saat ini aku bukan lagi bagian dari keluarga Bai karena aku sudah keluar dari keluarga itu, dan ini adalah Chun Lai yang dulu adalah pengawal pribadi putra mahkota tapi dia memilih berhenti dan ikut dengan ku dan satu ini adalah pengawal pribadi yang mulia raja, dua ini Kakak ku kakak angkatku" ucap Ying huan dan mulai cerita dari awal dia bertemu lagi raja dan permaisuri malam tadi dan Jang mu pun ikut menceritakan soal penyerangan itu hingga Ying huan mengajak kemari untuk menolong putri mahkota, mereka juga menceritakan soal putra mahkota saat ini mendengar itu Jendral sangat marah.
" Kurang ajar wanita iblis itu, bagaimana juga putra mahkota bodoh itu, baiklah aku ayah mengizinkan dirimu pergi tapi bagaimana ayah harus mencari mu saat ingin bertemu," ucap jendral Luan
"Paman tolong rahasia kan semua ini karena aku ingin memberi pelajaran untuk keluarga itu, soal paman ingin bertemu paman bisa ke kekaisaran Qiancheng dan paman bisa mencari di restoran Xiang Fulu, itu milik kami anda bisa bilang ingin bertemu dengan ku maka mereka akan tau dan mengantar anda ke tempat kami" ucap Ying huan
"Baiklah nona terima kasih atas bantuan anda aku sebagai ayah dari mei Luan berhutang Budi pada mu" ucap Jendral tulus
"Tidak perlu begitu paman bagaimana pun, jie jie adalah menantu ayah dan ibu dan lagi sedang mengandung penerus ayah dan ibu, jadi wajib bagi ku untuk melindungi dia semoga dia menjadi pemimpin yang baik kelak tidak seperti ayahnya yang bodoh itu" ucap Ying huan kesal
mereka yang mendengar itu tertawa karena Ying huan berani berkata begitu, ibu dari mei Luan pun mendekati Ying huan dan memeluk Ying Huan dengan sayang dan itu membuat Ying huan kaget
"Terima kasih nak semoga kau bahagia selalu, ibu tau kesedihan mu itu jadikan kesedihan mu ini sebagai senjata mu untuk menjadi orang yang lebih baik buat orang orang itu menyesal dengan membuang putri luar biasa seperti mu" ucap ibu mei Luan
"Bi-bibi tau?" ucap Ying huan kaget
"Iya ibu angkat mu permaisuri sudah menceritakan semua, kau jugalah yang memberi tau permaisuri jika jie jie mu ini mencintai putra mahkota, dan meminta jie jie untuk menjadi putri mahkota, bukan begitu?" ucap ibu mei Luan dengan senyum tulusnya
" maaf bibi karena itu aku akan bertanggung jawab untuk masalah ini aku akan menjaga jie jie dan putranya, jika aku tidak memberi tau permaisuri pasti jie jie tidak akan menderita" ucap Ying huan bersalah
"Tidak nak kami tidak marah, kami berterima kasih karena mu jie jie bisa bersama pria yang di cintai nya, untuk masalah ini sudah takdir yang harus di jalani jie jie mu, jika ingin jadi permaisuri itu tidaklah mudah harus melewati semua ujian ini, jadi jangan merasa bersalah" ucap ibu mei lian
"Benar aku berterima kasih pada mu dan tidak menyalakan mu, aku bahagia, ini hanya ujian untuk ku" ucap mei Luan tulus
"Sudahlah nak tidak perlu dipikirkan pergilah kalian ini sudah hampir pagi nanti kalian tidak bisa melewati gerbang perbatasan, kalian berhati hati lah, kalian perlu kuda dan kereta akan ayah siap kan" ucap Jendral dengan sedih
Entah kenapa setiap melihat Ying huan dia melihat kesedihan mendalam pada gadis kecil itu membuat jendral tidak tega.
"Terima kasih paman bibi, kalian tidak usah khawatir jie jie akan kami jaga dengan baik, soal kuda dan kereta tidak perlu karena kami akan berteleportasi agar cepat sampai apa lagi jie jie sedang hamil itu akan bahaya jika menaiki kereta dan di lihat musuh" terang Ying huan membuat jendral dan istrinya kaget
"A-apa teleportasi nak, kau bisa melakukan itu?" ucap jendral kaget karena sudah tidak ada lagi yang bisa melakukan itu
"Sekuat apa gadis ini, jendral Bai kau akan menangis darah karena menyesal membuang putri bak Dewi demi putri iblismu itu," batin Jendra Luan
"Baiklah paman bibi kami mohon pamit, jaga diri kalian dan tolong rahasiakan kedatangan kami, ayo jie jie pegang tangan ku" ucap Ying huan dan semua pun pamit dan menghilang dan membuat ayah dan ibu mei Luan pun sangat kaget
"Suamiku aku sangat sedih melihat putri kita tapi lebih sedih lagi melihat gadis malang itu, kenapa ada orang tua yang tega pada darah dagingnya sendiri, sedangkan di luar sana banyak yang menginginkan memiliki anak" ucap ibu mei Luan menangis sudah dia tahan dari tadi tapi takut membuat putrinya dan ying huan ikut sedih
"Aku pun begitu istriku, semoga mereka menyesal seumur hidup mereka, kita doakan saja semoga mereka baik baik saja, aku akan menyuruh orang untuk mengawasi wanita iblis itu dan aku juga akan mengirim seseorang untuk menjaga dan melapor keadaan putri kita" ucap jendral Luan
"Lalu bagaimana dengan putra mahkota!" tanya nyonya Luan
"Kita pura pura tidak tau aku akan memberi tau penjaga gerbang untuk tidak bicara pada siapa pun apa yang dia lihat malam ini" ucap jendral huan
"Beri tau putra kita agar dia mengawasi putra mahkota" ucap nyonya Luan
Bersambung