Karena kecantikannya yang eksotik, sudah banyak pria yang melamar wanita yang bernama Yolanda. Namun, mereka ditolak semua.
Mulai dari Pria Penjual bakso, seorang Kuli Bangunan bahkan seorang Guru Honorer.
Mereka semua ditolak semua lamaran pernikahannya oleh Yolanda. Ia merasa semua pria tersebut belum bisa memenuhi keinginannya.
Yolanda akan mau menikah, jika ada pria yang bisa memberi mahar sebesar satu miliar, satu mobil mewah dan satu rumah megah. Alasan Yolanda meminta mahar dibluar logika tersebut karena banyak pria yang menyia-nyiakan seorang istri bahkan di kondisi ekonomi saat ini yang serba mahal.
Ada sih, pria kaya yang melamar Yolanda, tapi pada akhirnya ia tolak karena pria kaya tersebut perhitungan. Padahal usia Yolanda sudah memasuki 25 tahun.
Apakah Yolanda menemukan pria idamannya? Ataukah akan menjadi jomblo sampai tua? Ikuti kisah selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Sekti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu Kenapa?
"Neng, kamu kenapa menangis?" tanya salah satu penumpang angkot yang bergaris hitam dan berpostur tubuh gempal.
Yolanda mencoba menghapus air matanya dan tersenyum yang ia paksakan. "Tidak apa-apa kok Bu. Ini tadi, aku sempat sakit matanya terkena debu," jawab Yolanda dengan bohong.
"Oh, yasudah. Kirain ada masalah. Lain kali, kalau jalan jangan lari-lari. Kalau perlu pakai kaca mata agar tidak kelilipan," ujar Ibu-Ibu tersebut yang menasihati Yolanda.
Yolanda tidak mau, kejadian buruk yang baru saja ia alami terdengar oleh siapapun. Yolanda mengangguk senyum agar para penumpang angkot tersebut tidak kepo dengan masalahnya.
Dua puluh menit kemudian, Yolanda sampai di depan tikungan menuju jalan di tempat tinggalnya. Ia segera turun dari angkot. Suherman pun juga turun dari angkot.
Yolanda berjalan terlebih dahulu dengan langkah cepat tanpa menghiraukan Suherman.
"Tunggu Neng Yolanda!"
Suherman tiba-tiba memanggil Yolanda. Yolanda kemudian menoleh ke sumber suara dengan tatapan sendu.
"Neng, kamu tidak apa-apa 'kan? Aura kamu tidak seperti biasanya. Seperti sedang mengalami kesedihan. Oh, iya, apa kamu masih mengenang almarhumah Mak Darmi?"
Suherman penasaran dengan perubahan sikap Yolanda yang sendu dan tidak ceria seperti biasanya.
Yolanda tersenyum. "Masa sih Bang? Aku biasa saja. Mungkin badanku agak masuk angin ini. Aku pulang dulu ya? Makasih surat dari Gus Rahman sudah kau berikan padaku!"
Yolanda menoleh ke belakang di mana Suherman berdiri. Ia berterima kasih kepada Suherman karena telah amanah memberikan surat dari Gus Rahman kepada Yolanda.
Suherman terkekeh. "Amanah itu harus disampaikan Tah Neng. Yasudah kamu istirahat saja! Sepertinya memang kamu agak pucat!"
Suherman memandang Yolanda memang wajahnya terlihat agak pucat.
Yolanda mengangguk kemudian, ia berjalan cepat menuju rumahnya. Waktu itu sangat sepi. Tidak ada warga yang berkeliaran di sekitar area rumahnya.
"Baiknya aku kunci rumahku saja! Aku takut Reynan akan ke rumahku dan membuat masalah!"
Dengan tangan merinding, Yolanda menutup pintu depan rumahnya. Ia tidak mau jika Reynan bertamu di rumahnya.
Yolanda mulai ke kamarnya dan menjatuhkan tubuhnya di kamar. Ia memegangi keningnya karena ia masih memikirkan tentang kejadian buruk yang baru saja terjadi.
"Sialan kamu Reynan! Sialan!! Kau merenggut kesucianku secepat ini tanpa ritual ijab qobul! Di mana hatimu!"
Yolanda melempar bantal, guling dan selimut saking geramnya dengan Reynan yang nekat menodainya. Ia tak habis pikir.
"Oh, iya. Aku tadi dapat surat. Aku harus membacanya sekarang juga!"
Yolanda teringat dengan surat dari Gus Rahman. Dengan tangan gemetar, tangan Yolanda mulai menyobek amplop putih yang membalut surat tersebut.
Tidak lama, Yolanda mulai membaca surat tersebut.
"Assalamualaikum, Yolanda. Bagaimana kabarmu? Apa kamu masih mengingat diriku? Aku Rahman, tetanggamu. Semoga kamu masih diberi keselamatan dan kesehatan oleh Sang Pencipta. Ketahuilah Yolanda, Saya sangat merindukanmu. Sebenarnya dari dulu, aku itu diam-diam menyukai kamu. Nyaliku ciut untuk meminangmu. Aku tidak punya uang sebesar apa yang kamu mau. Insya Alloh, tahun depan saya akan pulang dengan membawa uang lima milyar. Namun, kesuksesanku tak berarti bagimu. Aku tahu, kamu sudah menikah dengan Reynan. Namun, aku masih menyayangi, sampai kapanpun! Yolanda, aku mencintaimu! Walau hati ini telah rapuh, tak menentu!"
Itulah surat dari Gus Rahman yang dikirimkan kepada Yolanda. Gus Rahman belum mengetahui kalau sebenarnya Yolanda gagal menikah dengan Reynan.
"Ya Alloh. Ternyata Rahman juga mencintai diriku. Sebenarnya kami belum terlambat Gus, tetapi, ah. Aku sudah tidak pe rawan! Kau pasti akan kecewa. Hiks ... hiks. Sialan!!! Reynan ba ji ng4n!"
Yolanda rubuh ke lantai. Ia menangis tersedu-sedu membaca surat yang menggetarkan jiwa dan raganya. Air matanya meleleh sangat deras sampai ia berhenti dan tidak bisa menangis lagi.
Yolanda mengalami tekanan yang kuat pada hari itu juga.
***
Satu pekan kemudian, Yolanda akan mulai mengajar kembali. Namun, kepalanya sekarang terasa sangat pusing.
"Huek! Huek! Huek!"
Yolanda muntah-muntah di toileta sekolah saat jam istirahat.
'Haduh, kenapa kepalaku pusing begini? Akhir-akhir ini, kepalaku sangat pusing dan aku makan makanan selalu saja rasanya asem? Kenapa dengan diriku? Nggak ... aku nggak boleh hamil,' batin Yolanda sambil berkumur-kumur dan mencuci mukanya.
Setelah itu ia mulia ke kantor guru kembali untuk istirahat dan makan siang.
Setelah sampai di ruangan kantornya, Yolanda terkejut, Reynan sudah ada di sampingnya dan di depan komputer.
"Selamat siang. Bu Yolanda. Sepertinya kamu pucat! Wajah kamu memerah. Apa kamu sedang hamil anakku?" bisik Reynan kepada Yolanda dengan lirih.
Yolanda terkejut dan geram. "Reynan? Kenapa kamu di sini lagi? Bukannya kamu sudah keluar dari sekolah ini! Jaga bicara kamu! Aku nggak mungkin hamil!" jawab Yolanda dengan lirih juga. Ia tak mau, semua guru mengetahui bahwa ia diduga hamil.
Yolanda yang terlihat gugup dan ketakutan ketika Reynan muncul lagi.
Reynan terkekeh. "Ada uang, semua kemauan pasti bisa kulakukan! Dan semuanya mudah hanya untuk kembali dekat denganmu! Saya pastikan, kamu hamil. Dan itu, suatu keberuntungan bagiku. Sayang, aku akan selalu mengintai dan menantikan kamu menjadi istriku! Periksalah ke Klinik, atau nanti akan diantar!" bisik Reynan lagi.
Lagi-lagi Reynan membujuk Yolanda untuk menikahinya. Ia masih candu untuk menikmati tubuh Yolanda sehingga apapun caranya akan ia lakukan.
Yolanda menatap sinis Reynan. "Cuih, aku nggak Sudi menikah denganmu! Lebih baik aku terhina dari pada harus menikah denganmu!" jawab Yolanda dengan tegas. Walau hatinya sangat rapuh. Ia tidak kuat menerima kenyataan jika memang dirinya hamil.
"Tapi anak yang ada dalam kandungan kamu itu butuh seorang ayah, Yolanda! Cepatlah menikah denganmu maka, aibmu akan aman! Jika kaukeras kepala, kamu akan menjadi wanita terhina!" ujar Reynan yang terus menggertak Yolanda. Hingga tidak terasa, jam istirahat sudah selesai.
Yolanda meninggalkan Reynan untuk memasuki ruang kelas untuk mengajar bahasa Inggris seperti biasanya.
Beberapa jam kemudian, Yolanda selesai mengajar. Ia segera menuju motornya untuk pulang dan takut Reynan mengejarnya.
"Yolanda tunggu!"
Benar saja firasat Yolanda, bahwa ketika ia pulang, mobil Reynan mengejar motor yang dikendarai Yolanda.
Yolanda semakin mempercepat laju motornya hingga ia tidak sadar bahwa di depannya sedang ada truck lewat.
Dush!
Motor yang dikendarai Yolanda rubuh. Yolanda terpental sejauh satu meter. Kecelakaan naas menimpa Yolanda yang kini ia banyak mengeluarkan cairan berwarna merah pada wajah dan beberapa bagian tubuhnya.
"Argh! Tolong aku, ya Alloh!" ujar Yolanda dan tidak lama, ia tak sadarkan diri.
Tidak lama, Reynan segera membawa Yolanda ke rumah sakit terdekat. Untungnya saja, Truck yang menabrak Yolanda juga bertanggung jawab. Sopir dan temannya ikut ke rumah sakit bersama Reynan.
Tidak lama, Yolanda dibawa ke ruang UGD dan langsung ditangani oleh Dokter. Reynan berjalan mondar-mandir tak karuan dan pada akhirnya ia ke ruang administrasi dan melengkapi surat identitas pasien dan registrasi.
"Haduh, jangan sampai ja nin yang dikandung Yolanda gugur! Bisa batal rencanaku! Sialan!" ujar Reynan geram dan mengacak rambutnya sambil menunggu administrasi rumah sakit selesai setelah selesai ia menuju ke ruang tunggu.
Satu jam kemudian, saat siang hari, Dokter menemui Reynan dan berkata,
"Ini keluarganya Yolanda?" tanya dokter itu memastikan.
"I—iya saya calon suaminya!" jawab Reynan dengan tegas.
Dokter itu gugup. "Anda harus bersabar, Nona Yolanda mengalami keguguran dan wajahnya harus dioperasi karena terkena benturan aspal yang keras. Untuk operasi saya meminta persetujuan dari pihak keluarga! Dan kemungkinan besar, wajah Nona Yolanda menjadi buruk! Kami dari pihak medis tidak bisa memastikan apakah operasi akan berhasil atau gagal!"
Lagi-lagi Yolanda mengalami musibah yang nelangsa. Wajahnya yang cantik, karena terkena musibah, kini terancam menjadi buruk.
kasihan yolanda..
❤❤❤❤❤
kan ada baret luka..
pasti Reynan akan menjauh..
tinggal gus rahman..
apa masih mau menerima?
akankah gus rahman masoh maubama yolanda..
❤❤❤❤❤
jatuhnya obsesi itu si reynan..
klao gus rahman kan tidak ..
ia ikhlaa aja...
❤❤❤❤
sapa yg bakal bantuin yolandaa dari cengkraman reynan
jgn dipendam..
siapa tahu yolanda mau nunggu Gus Rahman berjuang..
lanjutttt....
❤❤❤❤❤❤
jadi galau kan???
😀😀😀❤❤❤❤
akankah yolanda terima pak reynan???
bisakah gus rahman mengalahkan mereka???
lanjutttt..
❤❤❤❤
apakah yolanda tetap dgn satu milyarnya..
ataukah dia mau nungguin gus rahman aja..
❤❤❤❤❤❤
Aisyahhhhh..
siapa hayo jodoh yolandaaaa..
😀😀😀❤❤❤❤❤
yolanda akan milih siapa nantinya yaaa???
❤❤❤❤❤
apa masih baca iqra..
blm baca Qur'an?
❤❤❤❤
lak tenan..
gak.jati nrmnung tapi batalin..
😀😀❤❤❤
.
gmana yoh pak rojak..
main jogohinn anak aja
atau malah mau batalin?
penasarannn..
lanjutttt
❤❤❤❤❤❤