NovelToon NovelToon
TEROR SEKOLAH

TEROR SEKOLAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / spiritual / Kutukan / Kumpulan Cerita Horror / hantu / Roh Supernatural
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Sefty A. E.

Dalang di balik teror sekolah akhirnya diketahui Jefri dan Mira. Untuk mendapatkan bukti, mereka mencurigai semua orang terdekat dan menganggap mereka terlibat dengan pelaku utama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sefty A. E., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chap 26

Juan harap Mira temukan kebahagiaan dan kebebasan di sana. Bukan dengan mereka, tapi dia akan mencari sumbernya.

"Tenang aja. Gue bakal jadi orang pertama yang lo butuhin dan siaga dua puluh empat jam!"

Juan mau gamplong andai Awan anak orang lain. "Jait mulutnya, Jef."

Jefri mendesah tak ada gunanya menjahit mulut Awan. Keburu mencak-mencak lihat jarum.

Awan berubah cool saat Rudi ke luar dari rumah bersama Hana.

"Kalian di sini? Kenapa gak ajak masuk, Mira?" Hana setengah teriak.

"Cuma mampir, Mah!" Awan menyapa Hana dengan lambaian tangan dan tersenyum pada Rudi yang berdiri mematung lihat mereka. Dengan lirih Awan komentar, "Anjir berasa anak geng motor rebutin satu cewek diliatin Rudi."

Juan berdecak merapikan kerah jaketnya ketika Rudi memakai sandal. "Gue gak bisa pura-pura ramah. Tolong tutornya."

Jefri terus memerhatikan Rudi yang mendekat ke arah mereka. Mira membelalak Awan hormat padanya. Tingkah aneh macam apa yang dia simpan sampai kepikiran beri hormat ke Rudi. Ternyata bukan mulut doang, tapi sikapnya di luar prediksi.

"Pagi, Pak!" Lagaknya seperti murid akademi polisi.

Rudi membalas hormat Awan. "Pagi," balasnya menyambut mereka.

Juan mengumpat ngapain dia gilanya kumat sekarang. Tangannya menurunkan tangan Awan sembari terkekeh datar. Mereka bukan bertemu di tempat operasi tilang pakai hormat segala.

"Saya udah mau pergi. Kalian ngobrol di dalam aja."

Juan malas basa-basi. "Kita di sini bukan nunggu bapak pergi, emang kepengen aja nangkring di motoran liat pohon jambu."

Kan Mira bilang apa. Sekali Juan buka mulut, nusuknya sampai lapisan ketujuh tulang.

Rudi lantas memandang pohon jambu yang dimaksud. "Penunggunya gak baik. Sebaiknya jangan di sini terlalu lama. Saya pamit. Permisi."

Leher Awan memutar sampai Rudi masuk ke mobilnya yang tidak jauh terparkir dari tempat motor mereka. "Seenggaknya dia tau warna aura. Gue tenang."

"Pak Rudi gak bisa diremehin." Jefri geleng-geleng kepala mengherankan mereka selalu menganggap kemampuan orang lain berada di bawah.

"Justru gak baik bikin tamu gak betah," cetus Juan tersenyum penuh siasat.

"Lo yang narik?" selidik Awan. Pas pertama datang cuma wewe gombel. Sekarang ada kunti juga. "Demen amat lo nyari cewek. Haha!"

Juan menyikut perut Awan. "Tutup mulut lo."

Awan mengaduh kesakitan. "Sikut apa gagang sapu njir!"

Jefri kira sekarang waktu yang tepat mengutarakan keinginan mereka semua.

"Besok gak ada matkul siang. Ayo ke makam Mirza. Lo juga harus pamit karena pergi lama. Ini permintaan gue secara khusus."

Sudah lama sekali ia tidak mengunjungi makam Mirza. Kilas balik bagaimana Mira menemukan pria itu tidak bernapas dan terbujur kaku di rumahnya. Kembali ke masa-masa kepribadian Mira disebut berubah seratus delapan puluh derajat. Lalu di sekolah, tempat yang sama sekali tak pernah terpikir bertemu Mirza. Sekolah itu... Sangat tidak normal.

Mira memegang buket bunga mawar merah berjalan menyusuri blok pemakaman.

"Keknya makin banyak orang mati. Pas ke sini gak sebanyak ini. Dewi?"

Dewi melirik sinis Surya. Dasar lelaki aneh yang tidak pernah menggunakan otaknya untuk berpikir. Tentu saja setiap hari banyak orang meninggal.

Di depan ada Awan dan Juan di mana salah satunya menahan tawa.

"Surya dilendotin pocong pincang," bisik Awan.

"Jangan sompral di sini," ingat Juan.

"Gue denger nama gue disebut." Surya memang budek, tapi tidak budek amat.

Jefri bisa lihat dari samping air mata Mira menggenang.

Mira bahkan tidak menghadap lurus ke depan berusaha mencari makam Mirza. la hanya mengikuti Jefri sembari menundukkan kepala.

Awan bisa kena masalah kalau terus lihat komuk pocong yang mengikuti Surya. la mempercepat jalan menggandeng tangan Mira.

Mira refleks menoleh. "Kenapa?"

"Abis ketemu Mirza, ketemu Om Alfian, Om Yanto juga."

"Pasti," sahut Jefri.

"Iya." Mira mengatur detak jantungnya yang berdebar hendak bertemu mereka.

Cinta pertama anak perempuan adalah ayahnya. Untuk ayah Jefri selama ini sudah berperan sebagai ayah untuk Mira jika ayahnya bekerja dan Mirza adalah orang yang membuat perasaannya terombang-ambing dalam lima tahun.

Setahun kenal, setahun bersama, setahun putus, dan dua tahun berikutnya mengenang. Masa lalu yang menyakitkan harus dilupakan. Dulu Mira selalu mengingat kenangannya. Sekarang yang bisa dikenang adalah orangnya.

Dewi berempati saat mereka mengitari makam Mirza.

Tatapannya terus tertuju pada Mira. Dia kasihan teruntuk kisah mereka yang berakhir tragis. Dari mereka Dewi yakin memiliki kemampuan atau mata batin tidak selalu menjadi anugerah. Keinginan yang dulu sempat dicurahkan langsung dipendam sedalam-dalamnya.

Dewi tidak ingin kehilangan Surya di balik ketidakgunaannya. Tak bisa disangkal Surya menemaninya sejauh ini dan bersyukur mereka baik-baik saja.

Surya lagi khusuk berdoa dari ekor matanya merasa diperhatikan Dewi. "Ngapain lo liat-liat? Berdoa buat Mirza," suruhnya ngegas.

Dewi segera menunduk dan berdoa untuk ketenangan sahabatnya.

Juan menyenggol tangan Awan. "Ayo."

"Ke mana, anjir?" Awan lupa tidak boleh berkata kasar.

"Astagfirullah, gak sengaja."

Jefri sengaja meninggalkan Mira dan mengajak para pria pergi dahulu ke makam orang tuanya.

"Jaga Mira. Gue minta tolong," ucap Jefri memohon pada Dewi.

"Iya."

Rambut panjang Mira yang tersapu angin lembut menutup pandangan sisi kanan dan kiri. la merenung dan diam sangat lama berdiri memegang bunga. Arah pandangannya hanya ke nisan yang tertulis nama lengkap Mirza, tanggal lahir, dan tanggal wafatnya.

1
Darmawati
syuka
Darmawati
ceritanya absurd banget 🤣
anggita
👌☝👍👏., top
anggita
introvert.. ?🤔
anggita
👌thor, semoga novelnya sukses.
anggita
like👍+hadiah tonton iklan☝
Hasnah Siti
iyah bener...ada waktunya rasa sakit itu hilang🥺
Hasnah Siti
hai kakak author...aku hadir 🙋🏻‍♀️moga seru yah story nya 😘❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!