Bukan Pemuasmu, Om Duda!

Shena dan si bibi pamit dari rumah utama, setelah Kaivan menjemput mereka berdua. Dyandra tak berucap apapun, ia hanya menatap kepergian putra dan cucunya pergi meninggalkan pelataran rumah itu.

"Akan ku tanyakan lain kali..." Gumam Dyandra, ia masuk ke dalam dengan pikiran yang masih bertanya-tanya, tentang hubungan Kaivan dan Bella di belakang selama ini.

"Pah...." Ucap Nathan.

"Apa Nath?...."

"Kenapa aku tidak bisa bekerja di perusahaan papa? ini tak masuk akal! jika Kaivan menolaknya seharusnya papa tahu harus berbuat apa..." Nathan bicara dengan nada tinggi..

"Dia kakakmu, panggil dengan sebutan yang sopan Nathan!..."

Nathan memutar mata malas. "Apa karena aku hanya anak tiri? seharusnya papa tahu aku juga sekarang tanggung jawab papa sendiri!..."

"Nathan jaga ucapanmu!..." Bentak Dyandra.

Nathan terdiam dengan amarah yang meluap.

Lia datang menghampiri mereka berdua. "Pah kenapa membentak Nathan!..."

Dyandra memijit pusing kening. "Dia sendiri yang tak sopan saat bicara denganku!..."

Lia menarik ujung baju Nathan memberi kode. "Minta maaf sama papa, bukan seperti ini caranya!..." Bisik wanita paruh baya itu.

"Maaf pah!..." Terpaksa Nathan.

Tidak ada jawaban dari Dyandra. "Papa tegaskan lagi, pendiri perusahaan Dyandra group memang papa, namun sekarang kendali ada pada Kaivan dia pemimpin utamanya, bukan papa tak bicara dengan kakakmu, tapi dia yang menolak Nathan!..."

"Apa alasannya pah? kenapa tak masuk akal sekali!..." Potong Nathan.

"Pengalamanmu di dunia kerja tidak ada yang srek dengan kriteria pegawai perusahaan..." Jawab Dyandra terus terang.

Lia menghela nafas berat mencoba tenang. "Walaupun begitu, bukankah Nathan bisa diberi arahan oleh asisten hingga benar-benar bisa pah? Nathan juga anakmu loh, kenapa mau bekerja di sana saja susah, seolah Kaivan menghalangi dia...."

Dyandra terdiam. "Sepertinya kau ingin sekali bekerja di sana..."

"Ya! aku harus bertemu dengan Arabella..."

"Arabella???..." Tanya Dyandra dan Lia bersamaan.

"Apa hubungan kalian baik-baik saja?..." Tanya Lia kepada putranya.

Raut wajah Nathan berubah. "Hubungan kita berakhir, dan aku ingin mendapatkan Bella kembali..."

Dyandra sedikit terkejut, apa penyebab mereka putus karena Kaivan dan Arabella ketahuan menjalin hubungan?..

"Jangan masuk ke dalam perusahaan, jika tujuanmu hanya sekedar ingin mendapatkan Arabella kembali!..." Timpal Dyandra.

"Pah!....." Nathan tak terima.

Dyandra mengangkat tangan memberi isyarat, karena tak mau mendengar alasan apapun lagi. "Papa lelah..."

"Kenapa kau tak adil terhadap anakku!..." Pekik Lia membuat langkah suaminya terhenti.

"Akan ku bicarakan lagi dengan Kaivan, jika dia masih menolak jangan memaksakan kehendak, aku tak memegang lagi perusahaan itu!..." Tegas Dyandra, setelah itu ia berlalu menuju kamar.

"Ck anak sialan!.." Maki Lia kepada anak tirinya, Kaivan.

"Jangan terus membuat kekacauan Nathan, hubungan mama dan papa sering renggang gara-gara kamu!.." Lanjut Lia.

"Ini semuanya gara-gara Kaivan! aku tidak mungkin terus complain jika dia mau menerima ma..." Potong Nathan.

"Ck! yasudah mama juga akan terus membujuk papa, kamu istirahatlah..."

"Ya..."

Lia berlalu menyusul Dyandra, Nathan memilih duduk di kursi ruang tengah. "Arabella kau hanya milikku, jika aku tak bisa memilikimu maka orang lain pun jangan harap!..."

Obsesi Nathan terhadap Bella semakin menjadi, bahkan saat ia berhubungan badan dengan Sely pun selalu menyebut nama mantan kekasihnya itu.

4 hari yang lalu..

Rencananya ingin membicarakan masalah mereka pasca putus.

Saat Nathan memaksa Bella untuk berduaan di tempat sepi, Arabella tanpa pikir panjang menendang Nathan di area kelemahan, hal itu membuat Nathan sedikit kesusahan, Arabella bukan wanita sembarangan, ia paham ilmu bela diri juga tegas dalam memegang prinsip. "Walaupun begitu aku akan berusaha Arabella!..."

...~...

Sebelum tidur, seperti biasa Kaivan mendatangi kamar putrinya, Shena.

Menutupi tubuh kecilnya dengan selimut, Kaivan mengelus lembut kepala Shena. "Istirahatlah..."

"Pah?..." Tanya Shena.

"Hmmm kenapa?..."

"Bagaimana kalau aku sebenarnya bukan putri kandung papa?..."

Pertanyaan Shena berhasil membuat Kaivan terkejut. "Apa maksudmu? jangan bicara seperti itu, jelas kau putri papa!..."

"Hehe..." Hanya kekehan yang keluar dari mulut gadis kecil itu. "Iya maaf pah..."

"No problem.." Timpal Kaivan masih mengelus lembut kepala Shena dengan kasih sayang.

"Pah?..."

"Ya sayang?..."

"Papa tidak kepikiran cari mama baru buat Shena? Shena saja terus memikirkan itu..."

Kaivan terdiam seketika pikirannya tertuju pada Arabella. "Papa sudah memiliki calon mama baru untuk Shena, tapi untuk sekarang susah mendapatkannya, dia beda dari yang lain!..." Ujar Kaivan dengan sedikit decakan karena kesal.

"Apa kakak cantik yang menolong Shena waktu itu?..."

Kaivan tersenyum menyeringai. "Itu rahasia papa..."