Ada seorang petarung dari pulau yang jauh pernah berkata dalam jurnalnya . "jika kau hidup memikirkan masa depan kau akan Takut, jika kau masih memikirkan hidupmu di masa lalu kau akan depresi , namun jika kau hidup hari ini tanpa memikirkan besok atau kemarin kau bahagia". begitulah katanya .
dan semua itu ada benarnya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rohid Firmansyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pandemi berkepanjangan
Pandemi ini benar-benar membawa tantangan besar bagi banyak orang. Saat semua negara memberlakukan lockdown, dampaknya dirasakan di seluruh dunia, termasuk di Amerika Serikat yang secara terang-terangan melakukan pembatasan terhadap warga Asia. Hal ini mencerminkan tindakan rasis yang sangat disayangkan, namun mengingat sejarah Amerika, sayangnya, tindakan semacam ini tidak lagi mengejutkan.
Di sisi lain, Alex, yang biasanya menjalankan bisnisnya dengan cukup luas, kini harus menyesuaikan diri. Dengan adanya pembatasan, dia tidak bisa lagi mengembangkan usahanya seperti sebelumnya dan terpaksa fokus pada pasar lokal. Meski ini bukan situasi yang diharapkan, Alex melihatnya sebagai kesempatan untuk menguasai pasar lokal melalui sistem yang telah dikembangkannya. Meskipun terkesan terbatas, strategi ini adalah langkah penting bagi kelangsungan usahanya di tengah kondisi yang sulit.
Meski sudah 5 bulan pandemi , alex tidak pernah sekalipun hal yang tidak berguna, ia selalu berusaha menyempatkan menyumbang uangnya ke yayasan dan berbagai tempat , namun ia tidak pernah mencantumkan namanya dalam setiap bantuannya .
Ia menyebut dirinya sendiri sebagai Tuan.A. yang mana menjadi sebutan yang sering muncul dalam sumbangan dalam dua bulan terakhir , namun mereka tidak tahu siapa itu A , yang mereka tahu setiap sumbangannya dia lakukan secara rahasia dan sembunyi sembunyi , dan hanya orang orang tertentu saja yang tahu.
proyek yang dia kerjakan juga sudah berjalan lancar , dan setiap kali dan hari , alex setidaknya memiliki patokan yakni , dia akan melakukan 5 misi perhari , yang akan mendapatkan points dan pundi pundi xp, yang akan meningkatkan kapasitas otaknya.
"Apa kau dengar Anggota dewan dari kota Bandir melakukan korupsi dan dia bunuh diri dengan meninggalkan istrinya dan anaknya". obrolan gosip orang di pagi hari.
"kau kira aku hidup di bawah batu , aku bahkan lebih tahu lagi, gosipnya dikatakan ibunya melantarkan anaknya itu loh untuk lelaki lain". balas nya.
"oh itu lebih buruk lagi kedengarannya".
memang benar , banyak hal yang telah terjadi, karena begitulah waktu sewajarnya.
Angel yang di masa depan ayahnya menjadi anggota dewan pusat di jakarta itu , kini telah berubah , alur waktu dan nasibnya telah berubah , karena satu variabel yang pasti , Alex ada dalam berbedanya alur waktu di dunia ini .
Dimana kini Angel entah ada dimana menjadi gelandangan atau apapun untuk bertahan hidup di kesulitan yang terus bertubi tubi.
Di daerah Elit di kota Bali dekat dengan laut .
Alex sedang melihat rumah atau lebih tepatnya villa disana dengan sepeda yang ia pinjam dari kenalannya di daerah itu.sembari mendengarkan lagu kesukaan dia yang kebanyakan nirvana dengan earphone tanpa kabel.
'im labido hmmm' menikmati lagu .
ia berhenti sembari menyanyikan lagu rock itu, dia melihat villa dengan gaya perpaduan tradisional dan modern yang ukuran nya menyamai mansion para selebriti di hollywood sana .
Walaupun terlihat seperti liburan , namun sesungguhnya ia sedang bertemu teman smpnya yang merupakan anak dari seorang konglomerat yang menguasai 70 % bisnis villa di kota wisata itu , yang memang sepi , dikarenakan lockdown berkepanjangan yang mempengaruhi sektor wisata di bali saat ini. .
seorang sales datang keluar mendekati alex yang sedari tadi melihat villa tersebut.
"Hallo ada yang bisa dibantu tuan" suaranya agak tidak enak didengar . sebenarnya alex tidak bisa mendengar suaranya karena earphone nya , namun karena sistem analisis ucapan dan pikiran miliknya , alex dapat memahami apa yang di ucapkan si sales.
"aku ingin melihat villa ini boleh, aku sepertinya tertarik" alex santai , matanya bahkan tidak melihat ke pria sales itu yang sepertinya jengkel.
'heh ayo kita buat pria ini mengetahui tempatnya , berani sekali ia masuk ke Block A+ , aku akan membuatny sadar' di dalam pikirannya , yang melihat pemuda dengan pakaian bisa yang tertarik pada villa yang nampak besar dan mewah tersebut. 'wah juteknya , yah terserahlah'.
walaupun sepertinya ia agak ogah untuk melayani alex , namun dia masihlah sales , ia harus berusaha agar namanya tidak tercoreng sebagai penjual terbaik di villa ini. dalam berkelilingnya ,alex dapat melihat semua isi dari villa tersebut , yang suasananya seperti di film film yang ia tonton.
Sales itu bersama dengan menjelaskan produknya , ia terdengar menghina alex di depannya langsung , yang mana alex bahkan tidak mendengarnya , karena suara dari earphone nya yang besar. alex terlihat hanya mengangguk anggukan kepala saja , seperti mendengarkan dan faham.
'apa apaan nih orang , bukannya marah , malah tersenyum' heran akan sikap alex yang bahkan tidak marah dengan semua hinaan yang jelas tersebut.
"nah ini dia , ini adalah sebuah vas yang dibuat langsung oleh tangan terampil orang tiongkok , kira kira harganya 1 miliar per vas . , kau mungkin belum pernah melihat pas semahal ini" ndanya meninggi dan sedikit menyebalkan.
alek hanya mengangguk.
hingga deringan telepon membuat alex harus mematikan musiknya , untuk mengangkat telepon tersebut , dari nomor yang tidak ia simpan di ponselnya , namun alex tahu siapa itu.
"OH HALO JAMAL temanku mengapa anda meneleponku".
- "ini bodoh \, penjaga keamanan mengatakan ada seorang tinggi masuk menggunakan sepeda \, ke villa ku . apa itu kau ".
"yeah begitulah ".
- "jadi apa?"
"Aku ingin membeli villa terbesar di Block A+ yang memiliki perpaduan tradisional dan modern Kontan sekarang , apa kau mau datang" alex mengatakan di telepon, si sales nampak jengkel dan kesal akan sikap alex yang seperti tidak memperhatikannya .'sianji* bukannya dengerin malah telefonan , dasar tidak berpendidikan '. kesal si sales . namun wajahnya masih berusaha Tersenyum.
- "diam\, dan tunggu \, aku akan berada disana secepatku. ok" nadanya yang seperti preman sketika berubah drastis menjadi nada yang lembut dan memohon .
menutup telepon , alex yang sudah puas melihat lihat villa , dia keluar tanpa sepatah katapun.
Sales itu sepertinya masih kuat menahan amarah.
dia mengantarkan alex menuju gerbang yang seperti emas murni , dengan sumpah erapah yang menyembur bagaikan air , dia terlihat kecewa dan mengutuk alex akan semua hal .
hingga , Mobil dari seorang familiar Turun . itu adalah ayah dan anak yang dikatakan villa master di tanah bali . mereka berdua berpakaian bagaikan Mafia , masing masing memiliki tanda yang sama .
"Yo Alex" sapaan jarak jauh mereka berdua .
dia memiliki warna rambut hitam gelap , matanya yang coklat kehitaman dan tinggi 175 cm .
"Bagaima kabarmu bodoh, ini perkenalkan ayahku , Jacob , ".
"salam kenal om".
