MENAKLUKKAN HATI TUAN PEMARAH

Tidak ada yang berbeda menurut cia, baik selama di pesawat sampai mereka kini sudah ada di dalam mobil menuju mansion, sikap dewa tetap acuh. Bahkan selama penerbangan mereka pun dewa sama sekali tak mengajak nya bicara.

Apalagi oma anetha dan opa bara tidak ikut menemani nya ke mansion, mereka langsung menuju kediaman nya karena ada urusan yang tidak bisa di tinggalkan.

Di dalam mobil cia hanya sibuk melihat ke luar jendela, memandangi jalanan yang baru pertama kali dia lihat. Meski opa dan oma nya tinggal di jerman tapi baru kali ini cia menginjakkan kaki nya di negara dengan 4 musim itu.

Sementara lelaki itu sejak berada di dalam mobil tak sekalipun mengalihkan pandangan dari layar ponsel nya. Entah apa yang dia kerjakan tapi sepertinya itu sangat penting sampai sampai dia tak perduli dengan keadaan di sekitar nya..

Tak lama terdengar dering ponsel milik pria itu, cia menoleh sekilas ketika sambungan yang entah dari siapa itu langsung di angkat nya tanpa menunggu dering berikutnya..

"Sayang, astaga.. Kamu kemana saja, sih ? Kenapa baru menghubungi ku, hem ?"

Deg.

Jantung cia serasa mau copot saat mendengar dewa bicara selembut itu. Nada suara yang tak pernah sekalipun dia tujukan untuk cia.

"Ya sudah, kita bertemu sekarang, ya ? Kamu dimana ? Biar aku yang kesana.."

Cia sampai menahan nafasnya karena ada sesak yang seakan menghimpit dada nya hingga dia sulit untuk bernafas.

'Ada apa dengan mu, Alicia..? Jangan mencari penyakit, buang perasaan itu jauh jauh sebelum semua nya terlambat' pikiran cia terus berperang dengan hati nya. Entah kenapa ada rasa tak rela saat mendengar dewa menyebut seseorang di balik sambungan itu dengan kata sayang. Tapi logika nya mengatakan untuk tidak menaruh harap terlalu jauh, karena kelak hanya akan memberi luka yang teramat dalam..

Setelah sambungan itu terputus, dewa meminta supir keluarga untuk berhenti di tepi jalan.

"Kau langsung saja ke mansion. Jangan menunggu ku. Aku ada urusan!!" Ucap nya yang langsung turun tanpa menunggu jawaban dari cia.

Dewa pun pergi dan dengan cepat menaiki sebuah taksi. Sementara cia, gadis itu hanya diam terpaku tanpa bisa melakukan apapun.

"Ayo jalan, pak.." Kata nya pada sang supir.

Setelah tiba di mansion dia langsung di sambut oleh kepala pelayan yang bernama Margaret, wanita itu salah satu orang kepercayaan mami luna.

Wanita yang usia nya ada di pertengahan 50 itu sudah bekerja di mansion lebih dari 20 tahun, dia menggantikan kepala pelayan sebelum nya yang merupakan ibu kandung nya sendiri.

Ya, bisa di bilang pekerjaan ini sudah turun menurun di keluarga Margaret...

"Bagaimana perjalanan anda, nona alicia ?" tanya margaret dengan keramahan nya yang luar biasa.

"Sangat melelahkan.." Jawab cia di iringi tawa kecil..

Saat pelayan yang lain sibuk membawakan koper cia dan koper milik dewa, margaret mengajak cia untuk langsung naik ke lantai dua mansion dimana kamar utama berada.

"Silahkan, nona.. Ini kamar anda dan tuan dewa.." Margaret membukakan pintu untuk cia, lalu mempersilahkan cia untuk masuk ke dalam..

Cia pun melangkahkan kaki nya masuk ke kamar yang ukuran nya tiga kali lipat kamar nya di Indonesia. Sungguh besar dan mewah. Meski cia terlahir dari keluarga berada tapi dia memang belum pernah melihat kamar seluas ini.

"Nona, saya akan menyiapkan air hangat untuk anda membersihkan diri.." Seorang pelayan meminta izin cia untuk masuk ke dalam kamar mandi pribadi nya. Cia memberi izin dengan anggukan kepala.

Setelah cia berkeliling sekilas.di kamar nya dan para pelayan pun berlalu pergi untuk mengerjakan kembali tugas mereka masing masing, kini tinggal cia dan kepala pelayan saja yang ada di kamar itu..

"Margaret, boleh aku bertanya sesuatu pada mu ?" tanya cia sambil meminta margaret duduk di sofa yang ada di kamar nya.

"Iya, nona.. Silahkan tanyakan apapun.."

"Apa kak dewa pernah membawa kekasih nya ke mansion ?" tanya cia sambil berusaha menekan luka di hati nya..

Margaret tersenyum tipis, "Tentu saja tidak pernah nona. Dan saya rasa tidak mungkin tuan dewa berani membawa wanita itu kesini.."

Mendengar jawaban dari margaret membuat cia bisa menarik kesimpulan bahwa margaret tau banyak tentang dewa dan keluarga besar havidi. Buktinya sudah sangat jelas, margaret yang seorang kepala pelayan saja berani menyebut kekasih dewa dengan sebutan 'wanita itu', terlebih lagi margaret tanpa basa basi langsung menjawab pertanyaan yang cia ajukan barusan.

"Nona tenang saja, saya akan membantu nona untuk mendapatkan hati tuan dewa.." ucap margaret membuat cia bingung,

"Apa maksud mu margaret ?" tanya cia ingin tau arti di balik ucap kepala pelayan itu

Margaret malah menjawab dengan senyuman kemudian dia bangkit dari duduknya..

"Silahkan nona beristirahat terlebih dulu, saya akan menyiapkan makan malam.." Margaret pun menunduk hormat kemudian pergi meninggalkan alicia dengan sejuta tanya dalam kepala gadis itu..

Tak ingin larut dalam pikiran yang bercabang kemana mana, cia pun memilih untuk membersihkan diri nya dan berendam di air hangat.

Tubuh nya yang lelah langsung kembali segar saat air hangat itu mulai masuk ke posi posi kulitnya. Saking nyaman nya tak terasa satu jam lebih cia berada di dalam bathtub, tubuh nya benar benar sudah kembali fit lagi.

Waktu menunjukkan pukul 7 malam, tapi belum juga ada tanda tanda dewa akan pulang ke mansion nya. Bahkan sampai cia menghabiskan makan malam nya seorang diri pun dewa belum juga kembali..

Malam ini cia berusaha untuk tidak terlalu memikirkan lelaki itu dulu, sebab dia ingin beristirahat agar besok bisa memulai misi nya untuk meluluhkan hati si tuan pemarah itu..

Ya, tadi setelah makan malam, cia dan margaret kembali terikat percakapan yang penting.

Cia memaksa margaret untuk menceritakan yang dia ketahui selama ini mengenai dewa dan kekasih nya. Awalnya margaret menolak dengan halus, wanita itu beralasan masih banyak waktu untuk mencari tau hal itu sebab cia batu saja tiba di mansion beberapa jam yang lalu.

Namun cia yang tak cepat putus asa terus berusaha merayu margaret agar wanita itu mau membuka mulut nya..

Dan akhirnya cia mengetahui hal yang cukup mengejutkan. Ternyata wanita itu bukanlah wanita baik baik seperti yang dewa kira. Wanita itu adalah wanita simpanan. Ya, demi memuluskan karir nya abigail ternyata memiliki affair dengan produsernya sendiri. Mereka sering menginap di hotel dengan alasan pekerjaan.

Cia tak habis pikir, betapa bodoh nya dewa tentang urusan cinta. Dia di butakan oleh cinta palsu yang wanita itu suguhkan selama ini.

Entah kini dia harus sedih atau bahagia, namun yang jelas cia sudah membulatkan tekad untuk merebut dewa dari wanita j*lang itu.

Maka nya malam ini cia membiarkan saja dewa untuk menemui wanita itu, karena ke depan nya cia akan mempersulit dewa maupun wanita itu untuk saling bertemu..

🍂

Di waktu dan tempat yang berbeda..

Taksi yang membawa dewa sudah sampai di apartemen abigail. Setelah membayar ongkos taksi, dewa turun dari mobil itu kemudian berlari menuju unit apartemen milik kekasih nya tersebut..

Dengan perasaan rindu yang menggebu dewa menekan tombol kunci di depan pintu apartemen.

Bip.

Pintu itu pun terbuka menampilkan wanita dengan pakaian sexy nya berdiri menghadap pintu sambil merentangkan tangan..

Dewa tersenyum dengan mata yang berembun..

Grep..

Dewa memeluk wanita itu dengan erat demi melepas rindu nya yang teramat besar..

"I miss you.. I miss you so much.." lirih nya tanpa mau melepaskan pelukan itu.

"I miss you too, beib.." balas abigail seraya menjambak lembut rambut belakang dewa

Setelah beberapa waktu berlalu dewa pun melonggarkan pelukan itu..

"Kamu kemana saja, hum ? Kenapa tidak memberi kabar ?" tanya dewa sambil memainkan jemari nya di anak rambut abigail..

"Maaf, sayang.. Aku ada pemotretan di Wank Mountain, disana signal buruk sekali. Aku bahkan tak bisa membuka semua sosial media ku.."

Dewa terdiam beberapa detik, "Benarkah ?" Ada rasa tak percaya di balik pertanyaan itu..

Abi memajukan bibirnya, cemberut, dia kemudian melepaskan pelukan dewa.

"Kami tidak percaya pada ku ?" tanya abi membuat dewa jadi merasa bersalah..

"Bukan begitu, sayang.. Tapi seminggu yang lalu aku menghubungi cindy, dia mengatakan kamu tidak bekerja waktu itu.." Dewa menggenggam kembali jemari abi

Abi terlihat salah tingkah, namun dia yang pandai berpura pura langsung merubah mimik wajah nya..

"Aku sudah memecat cindy.. Dia tak becus menjalankan tugasnya sebagai asisten.. Jadi kamu tak perlu lagi menghubungi dia untuk mencari ku.."

Dewa cukup syok mendengar kabar bahwa abigail memecat cindy, padahal selama lima tahun ini cindy lah uang selalu menemani abigail di setiap pemotretan nya.

"Sudah, aku tidak mau membahas cindy lagi. Sekarang aku ingin kita membahas tentang hubungan kita ini.."

Dewa memaksakan senyum nya, dia belum sepenuhnya puas dengan jawaban yang di berikan abi pada nya..

Abi pun menarik dewa untuk duduk di sofa.

"Kamu mau minum apa ?" tanya abi sambil berjalan ke arah dapur.

"Air putih saja.." jawab dewa membuat abi menghentikan gerakkan tangan nya yang sedang mengambil sebotol wine kesukaan lelaki itu. Tak pernah sekalipun sepanjang hubungan yang mereka jalani dewa meminta air putih. Biasanya lelaki itu selalu meminta minuman beralkohol favorit nya.

Dewa yang peka akan keterkejutan abi langsung menghampiri wanita nya tersebut.

"Aku lelah sayang, aku tidak ingin minum minum dulu malam ini.." kata dewa sambil memeluk pinggang abi yang montok dan padat..

Abi berusaha mengerti, dia pun meletakkan kembali botol wine yang sudah di buka nya, kemudian menuangkan segelas air putih untuk dewa..

Dewa pun melepaskan tangan nya dari perut abi, kemudian menerima gelas berisi air putih dan segera meneguk nya..

"Ini cincin apa ??" Jari abi menyentuh permukaan benda bulat di jari manis dewa..

Abi nampak terkejut sekali saat dewa minum dengan tangan kanan nya ada cincin layak nya cincin nikah yang tersemat sempurna di jari manis lelaki itu..

Byurrr..

Uhukk. Uhukkk..

Mendengar pertanyaan itu membuat dewa sampai menyemburkan air yang sudah masuk ke mulutnya kemudian dia pun terbatuk batuk..

"Astaga!! Kenapa aku sampai lupa melepas cincin s*alan ini?!"

🍂

🍂

🍂