NovelToon NovelToon
Tuan Muda Iblis Yang Memanjakanku

Tuan Muda Iblis Yang Memanjakanku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / perjodohan
Popularitas:27.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: 1PM

Awalnya ingin berpacaran bebas dan menemukan pria yang sempurna.
Tanpa diduga, dia terpaksa memiliki hubungan dengan tuan muda yang kaya.
Meskipun tuan muda itu kaya dan tampan, masalahnya dia cacat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 1PM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 26

Di langit bintang bertaburan menemani purnama yang bersinar terang, begitulah malam ini. Mereka seakan menyambut kepulangan pasangan suami istri yang hanya diam tanpa mengucap kata lagi, setelah kata terima kasih terucap dari sang istri. Waktu seakan berhenti menyaksikan momen dimana Jasmine masih memegang pergelangan tangan Stevano. 

Para pelayan kemudian berlarian keluar begitu tahu jika Tuan Mudanya kini telah kembali. Mereka menghentikan langkahnya ketika melihat Nyonya Muda mereka masih memegang tangan suaminya.

"Lepaskan!"

Satu kata kemudian terucap dari bibir Stevano yang tadi hanya diam. Ya , Jasmine seakan lupa bahwa Stevano paling benci sentuhan, terutama wanita. Tapi Jasmine tidak menunjukkan rasa takut sedikitpun akan kata tegas Stevano yang meminta dirinya untuk melepaskan tangannya.

Set

Bukannya menuruti perintah Stevano untuk melepaskan tangannya, Jasmine justru menarik tangan suaminya lebih rapat  dan kemudian bergelayut di lengan nya, kemudian menggeser posisinya hingga sekarang dia menempati tempat duduk yang tadi di tempati suaminya.

"Apa yang Nyonya muda lakukan?" Bisik seorang pelayan.

Dengan posisi duduk yang kini menghadap ke samping, Jasmine mendongak menatap wajah suaminya, lalu menarik dasi sang suami. Jasmine menyentuh wajah suaminya dengan lembut.

"Ya ampun! Nyonya!"

Suara pelayan terdengar cemas, mereka semua berdiri mematung di tempatnya. Bibi Lu yang keluar dari dalam begitu melihat apa yang dilakukan Jasmine langsung berlari berusaha mencegahnya. Bunga yang turun dari mobil yang lain pun ikut berlari tapi tidak untuk mencegah Jasmine melainkan menghadang Bibi Lu hingga Bibi Lu pun ikut menghentikan langkahnya.

"Tolong biarkan Nyonya melakukan apa yang seorang istri harus lakukan" mohon Bunga dengan iba kepada semua pelayan.

Stevano yang berdiri di samping mobil sedangkan istrinya yang masih duduk di mobil saling berhadapan. Jasmine masih dalam posisinya menyentuh wajah suaminya dan mengelusnya dengan lembut, dari kening, alisnya yang tebal, hidung yang mancung, hingga kemudian perlahan-lahan tangan mungil itu turun dan berhenti di bibir suaminya yang merah, dan terlihat indah. Bibir yang mengambil ciuman pertamanya, bibir yang sejak saat itu menjadi candu untuk Jasmine.

Jasmine masih terus menatap wajah suaminya, dia mengelus bibir Stevano lembut dan tanpa sadar berucap "indah sekali".

Detik itu juga bumi seperti berhenti berputar. Stevano mematung merasakan sentuhan lembut istrinya, tubuhnya seperti terikat, sedangkan kakinya kesulitan untuk melangkah pergi.

Dua pasang mata saling menatap seakan berbicara lewat tatapan itu. Jason yang baru turun dari mobil dibuat terperangah menyaksikan adegan romantis pasangan suami istri itu.

Stevano seperti terkunci merasakan sentuhan lembut yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya, menatap istrinya dalam-dalam penuh perasaan.

Hingga kemudian,

Set

Stevano menahan pergelangan tangan istrinya dan menepis kedua tangan istrinya tersebut secara kasar.

"Jangan menyentuhku lagi, jika kau tidak ingin aku memotong tanganmu yang lancang itu," ucap Stevano dingin. Kemudian segera berlalu meninggalkan Jasmine yang mematung, setelah merasakan debaran pada jantungnya yang terasa tidak normal.

"Akh" Jasmine berteriak begitu mencoba untuk berdiri.

Mendengar Jasmine berteriak, Stevano pun menghentikan langkahnya tanpa menoleh. Dia seakan lupa jika saat ini kaki istrinya terkilir.

Melihat suaminya masih terdiam di tempatnya Jasmine pun berteriak kembali. Dia menghentikan para pelayan yang akan mendekat membantunya dengan isyarat tangannya. 

" Jason!!" Teriak Jasmine.

"Iya, Nyonya."

"Cepat kemarilah! Apa kau akan membiarkan aku berjalan dengan kakiku yang sedang sakit." Ketus Jasmine.

Jason pun mendekat "Apa yang bisa saya bantu Nyonya?" Jawab Jason.

"Cepat gendong aku! Kau lelaki bukan? Apa kau akan membiarkan para wanita yang membantu menggendongku, tidak masalah jika kamarku ada di lantai bawah mereka bisa memapahku, tapi kamarku ada di lantai atas, jika aku tetap berjalan, maka kedua kakiku akan sakit," ucap Jasmine panjang lebar.

Para pelayan terkejut mendengar apa yang diucapkan Nyonya Muda mereka. 

"Apa aku tidak salah dengar?"

"Nyonya muda tidak salah meminta Jason untuk menggendongnya?

Begitulah tanggapan para pelayan mengenai apa yang tadi Jasmine ucapkan.

" Ta..tapi Nyonya..

"Jadi kau tidak mau?" Kata Jasmine sambil melirik ke arah suaminya yang masih terdiam di tempatnya tadi.

Jason kemudian melihat ke arah Tuan Muda yang hanya diam.

"Baiklah." Pasrah Jason

"Jason!" Suara dingin menggelegar bersama angin malam yang berhembus.

"Berhenti melangkah jika kau masih sayang pada nyawamu! dan jangan harap kau bisa menyentuh istriku?" Ucap dingin Stevano tanpa menoleh.

Jasmine tersenyum mendengar kata yang diucapkan Stevano. Bunga yang melihat senyum Jasmine kini mengerti maksud Nyonya Mudanya meminta Jason untuk menggendongnya.

"Terus apa yang kau mau Suamiku? Kau ingin aku menyeret kakiku menuju ke kamar, iya? Jason pergilah! Lihatlah suamiku menunggu kekasihnya agar ikut bersamanya!"

Semua orang mengernyitkan dahi merasa bingung dengan ucapan Jasmine.

"Kenapa kau masih diam disini, Jason? Kau kekasihnya, kau ditunggu suamiku untuk pergi bersamanya. Jadi pergilah sekarang!

"Apa jadi maksud Nyonya, kekasih Tuan Muda adalah Jason? Ada-ada saja" bisik pelayan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Bukankah benar apa yang aku ucapkan, kemana-mana mereka selalu berdua, apalagi sebutannya jika bukan kekasih," ucap Jasmine yang melihat respon pelayan tadi.

"Bunga!" panggil Jasmine kemudian.

"Iya Nyonya," jawab Bunga yang kemudian mendekat ke arah Jasmine.

"Panggilkan aku pengawal yang masih muda dan gagah, suruh dia menggendongku ke kamar, rasanya aku tidak sanggup harus menyeret kakiku apalagi sampai ke lantai atas."

"Akh"

Tiba-tiba Jasmine berteriak merasakan tubuhnya melayang dalam gendongan. Jasmine kemudian tersenyum begitu melihat orang yang menggendongnya.

Stevano tadi yang mendengar Jasmine menyuruh pelayan pribadinya untuk memanggil pelayan yang seperti tadi dikatakan istrinya seketika hatinya panas dan tidak rela, hingga akhirnya dia berbalik dan bergegas melangkah menuju ke tempat istrinya dan kemudian menggendongnya.

"Siapa kau berani menggendongku? Apa kau tidak sayang pada nyawamu lagi ?" Ucap Jasmine menirukan kata-kata yang suaminya selalu ucapkan.

Ancaman Jasmine tentu saja tidak menakutkan bagi Stevano justru terdengar lucu. "Apa kau ingin aku menjatuhkanmu disini ? Jadi diamlah dan jangan banyak bicara," perintah Stevano tegas tapi sebenarnya menahan senyum sedari tadi apalagi melihat respon istrinya  yang kini mengalungkan tangannya di lehernya sangat erat, seakan takut benar-benar akan dijatuhkan seperti apa yang diucapkan suaminya.

Bunga tersenyum melihat pemandangan di depannya, dalam hati dia berdoa "Jika mereka memang berjodoh, ikatlah takdir mereka, buat mereka saling membuka pintu hati untuk saling mencintai, melengkapi ketidaksempurnaan yang satu dengan kesempurnaan yang lainnya."

~ Sementara di acara keluarga Anderson

Tiffani memegang dadanya yang sakit mendengar orang-orang mengatakan tentang Stevano putra pertamanya. Dia berlari ke kamar mandi dan menumpahkan tangisnya disana.

"Kenapa? Kenapa kau begitu tega Willy? Kenapa kau mengatakan ke semua orang? Apa salah Stevano?" Tiffani menepuk-nepuk dadanya yang semakin sesak.

"Aku akui, aku salah memutuskan untuk menikah dengan Kak Steven, kakakmu. Bagaimana jika aku tidak menikah dengannya? Bagaimana hidupku? Bagaimana nasib anakku? Bagaimana aku harus memenuhi permintaan terakhir ibu? Kau tak tahu Willy!! Kau tak tahu hidupku begitu hancur ketika kau pergi saat itu! Kau tak tahu aku harus menanggung semuanya sendiri! Haaaaa, kenapa sakit sekali rasanya?" Teriak Tiffani.

"Mami, buka pintunya! Mami!!" Maxime menggedor- gedor pintu kamar mandi, dia merasa cemas ketika mendengar teriakan maminya. Maxime yang tadi melihat mami nya meninggalkan acara setelah mendengar kata-kata buruk orang-orang tentang kakaknya, dia pun mengikutinya. Dia menunggu di luar pintu kamar mandi begitu mendengar teriakan maminya, Max begitu khawatir terjadi sesuatu. Hingga dia mendobrak pintu itu, dan menemukan maminya dalam keadaan tidak sadarkan diri.

1
bunaf
test DNA aja susah bener
bunaf
warna... klo corak ntar dikira macan tutul🤣🤣
Tina Febbryanti
Luar biasa
Anonymous
ok
beybi T.Halim
untung Stevano..,kukira Maxim td..,
Ira Fauzi
Luar biasa
Ni Wayan Suwandyari C
bingung , perasaan emaknya meninggal saat melahirkan trus ke apa tau nama anaknha jasmine ? ke apa bs nulis surat kn kecelakaan
@Al🌈🌈
Bagus ceritanya
Rita
lily ma jason kah??
Rita
liora ma lili?????
Rita
telat
Rita
😂😂😂😂😂
Rita
hmmmmm????
Rita
wah Lily nikah ma siapa??
Rita
parah orang lg kesakitan fokus nih bpk ma anak debat🤣🤣🤣🤣🤣
Rita
panik attack😂😂😂😂😂😂
Rita
🤣🤣🤣🤣🤣🤣pd cosplay jd stand up komedy
Rita
ngidamnya merepotkan
Rita
kocak😂😂😂😂
Rita
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!