Jodoh Lewat Wasiat

Jasmine mengerucutkan bibirnya ketika merasakan perih pada bagian intinya. Bisa-bisanya ia tertipu oleh Junior yang akan mengembalikan keperawanannya tapi malah kembali melakukannya.

Ia merutuki tubuhnya yang selalu terhipnotis oleh setiap permainan panas suaminya itu. Apa ini yang disebut oleh Juliet dan Joy, rona merah kini menghiasi kedua pipinya. Ia kembali mengingat permainan panas yang baru saja mereka lakukan.

Tak lama kemudian Junior masuk ke dalam kamar sambil membawa makanan dan susu untuk istrinya.

"Ayo, makan dulu. Kamu udah kehabisan tenaga nanti pingsan!" tukas Junior seraya menyuapi Jasmine makanan yang baru saja ia buat.

Kepulan asap keluar dari makanan lezat itu, aromanya bahkan membuat perut Jasmine yang sedang merajuk berdemo.

Mau tidak mau ia menerima suapan yang diberikan suaminya. Junior sangat telaten menyuapi Jasmine, pandangan matanya tertuju pada tubuh Jasmine yang putih mulus kini penuh dengan lukisan yang ia buat.

Saking bersemangatnya ia sampai tidak sadar permainannya sangat liar. Pantas saja istrinya itu terus menerus menjerit keenakan.

"Kamu enggak kerja?" tanya Jasmine selidik.

"Enggak, seharian ini aku mau dikamar sama kamu" jawab Junior lalu kembali menyuapi Jasmine.

"Aku enggak mau dikamar sama kamu ah! Takut diperkosa lagi" protes Jasmine membuat Junior terkekeh.

Istrinya ini terus menolak padahal sebenarnya ia sangat menikmati permainan mereka. Beberapa menit berlalu makanan yang dibawakan oleh Junior telah habis. Junior menaruh piring dan gelas kosong di atas nampan yang ia taruh di nakas.

Junior mendekatkan tubuhnya dengan tubuh Jasmine, membuat Jasmine auto menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Jangan macem-macem ya Junjun, kamu udah melakukannya berkali-kali. Punya ku sakit banget ini." Jasmine mengerucutkan bibirnya sambil bersidekap dada.

"Kamu mau tahu enggak gimana caranya biar enggak sakit lagi?" tanya Junior berbisik.

Jasmine menggelengkan kepalanya, sambil memegang selimut yang menutupi tubuh polosnya.

Junior pun mendekati Jasmine, menciumi tengkuknya dan berpindah pada dua benda kenyal yang kini sudah ia kuasai. Tiba-tiba saja Jasmine merasakan kembali benda tumpul itu menerobos masuk ke dalam inti tubuhnya.

"Junior!?? kamu modus lagi!!!" teriak Jasmine ketika Junior kembali melaksanakan kegiatan yang kini menjadi bagian yang paling ia sukai.

Junior hanya terkekeh mendengar istrinya mengumpat sambil mendesssah menyebut namanya.

.........

Pagi ini Shireen mendengus sebal karena harus pergi ke kampus menaiki angkutan umum. Belum lagi ia yang harus berjalan dari mansion menuju jalan raya sangatlah jauh. Shireen menatap uang yang baru saja ia dapatkan dari Opa tercintanya.

"Ya kali gue bocah SD di kasih goceng! Ini Opa lahir di jaman firaun apa? Goceng cukup apa Opa?" protes Shireen terus mengumpat sepanjang jalan.

Tak lama kemudian terdengar suara klakson mobil mewah melewati dirinya, siapa lagi kalau bukan saudara sepupu durjananya Ratu Adhitama.

"Bye, Shireen!" ejek Ratu lalu melajukan kendaraannya meninggalkan Shireen.

"Ratu sialan! Gue sumpahin lo dapet jodoh cowok yang enggak banget, copet kek gitu. Biar hidup dia enggak sempurna amat" sewot Shireen seraya menendang kakinya ke udara.

Shireen Adhitama, putri bungsu pasangan Sean Adhitama dan Flora Wijaya. Shireen dibesarkan oleh Opa dan Oma Lexy karena Sean dan Flora pindah sementara ke luar negeri. Shireen memiliki sepupu yang sangat ia benci, Ratu Adhitama putri Dokter Kean Adhitama dan Dokter Rein. Ratu adalah cucu kesayangan Opa Lexy, karena Ratu selalu menurut meskipun Ratu memiliki kesalahan tapi Opa selalu memaafkan.

Tidak seperti dirinya yang selalu dihukum dan dihukum, ah andai kakak tampannya cepat kembali ke Indonesia. Tiba-tiba saja Shireen mengingat Vano, oh Shireen lupa apabila ia memiliki pacar lewat jalur paksaan.

Shireen mencari nama Vano dari layar ponselnya, ia lalu mendekatkan benda pilih itu ke dekat telinganya.

Satu kali

Dua kali

Tiga kali

Tidak diangkat! Sialan?

Shireen tidak kehabisan ide, ia lalu mengirimkan pesan kepada Vano. Apabila ia tidak datang dalam waktu 15 menit, itu berarti dia pria pecundang yang tidak menerima akan kekalahannya.

Beberapa menit kemudian mobil sport milik Vano sudah berada di dekat Shireen, untungnya jarak apartemen Vano tidak jauh dari tempat Shireen saat ini. Sehingga ketika ia menerima pesan paksaan dari kekasih paksanya ini, dia dapat datang dengan cepat.

Shireen masuk ke dalam mobil dengan senyum sumringah. Sementara Vano merasa tidak asing dengan area perumahan ini, ia sepertinya pernah datang ke sini ketika diajak oleh Marvel menemui Dokter Kean.

"Ngapain sih pagi-pagi ada di area perumahan ini? Lo abis mencuri ya? Ini kan kawasan elit?" tanya Vano lalu melajukan kendaraan beroda empat miliknya menuju kampus Shireen.

"Iya, gue mau mencuri hati lo," goda Shireen mengulas senyum.

Bukannya senang digoda oleh gadis cantik, Vano malah bergidik ngeri. Ia menoyor kepala Shireen yang sejak kemarin melantur.

"Enak aja gue dikira maling, gue abis jalan kaki dari rumah Opa. Masa iya Opa kasih ongkos goceng, cukup apa coba duit goceng!" cerocos Shireen sambil menunjukkan uang lima ribu yang diberikan oleh Opa Lexy.

"Emang motor lo kemana?" tanya Vano.

"Disita Opa, motor, mobil dompet semua disita. Gue cuma dikasih goceng doang!" rengek Shireen.

"Lo anak tiri ya?" tanya Vano lagi

"Lebih tepatnya cucu tiri, cucu mereka cuma Ratu bukan gue! Kayaknya gue kenapa-kenapa juga mereka enggak akan peduli."

Tiba-tiba saja Shireen meminta Vano berhenti ditengah jalan, ia meminta Vano membelikannya banyak jajanan.

"Cilok, cilor, siomay itu semua muat diperut lo?" tanya Vano sembari menggelengkan kepalanya melihat Shireen yang makan dengan lahap.

"Muatlah! Enggak usah kaget gitu. Kalau kuliah dalam keadaan laper gue enggak bisa mikir nanti" jawab Shireen.

Ia menawarkan makanan itu kepada Vano yang masih fokus menyetir, awalnya Vano menolak. Karena Shireen memaksa, Vano pun menerima suapan darinya.

Tak lama kemudian mereka telah sampai di depan kampus Shireen. Sebelum turun dari mobil Shireen menghabiskan makanannya terlebih dahulu.

"Nanti pulang jemput gue, ya?" pinta Shireen memohon.

"Gue ada meeting hari ini," ucap Vano mengeluarkan dua lembar uang berwarna merah.

Ia lalu menempelkan uang itu pada kening Shireen, Shireen mendelik sambil mengambil uang tersebut.

"Dikira gue vampir apa di tempelin duit segala?" protes Shireen.

"Buat jajan sama ongkos biar enggak nyusahin gue, gue ada meeting jangan ganggu inget!" timpal Vano menegaskan.

Melihat Vano menambahkan uangnya, Shireen auto melebarkan senyumnya.

Cup!

Manik mata Vano membulat saat Shireen tiba-tiba saja mengecup bibirnya. Gadis itu pergi begitu saja setelah mencuri ciuman pertama Vano.

"Benar-benar pencuri dia" gumam Vano sembari memegang bibirnya.