Muridku Suamiku

Ibu...bangun bu bangun..." Jack terisak, dada nya sesak.

"ibuuuuu....." Jack terus berteriak memanggil sang ibu tapi ibu tetap diam tak bergerak. Para tetangga pun berdatangan karena mendengar suara Jack. Jack pun pingsan.

Jack sadar saat hari sudah malam dan ibu sudah dikuburkan. Ia meraung-raung sejadi-jadi nya. Warga desa tidak ada yang bisa menenangkan Jack. Sementara ayah nya tidak kelihatan batang hidungnya.

Setelah puas menangis Jack pun berjalan tak tentu arah. Tenggorokannya haus, perutnya keroncongan tidak ia pedulikan. Sejak pagi ia memang belum mengisi perut karna ia mengurus ibu nya terlebih dahulu.

Tanpa terasa Jack telah sampai di perbatasan desa. Jalanan di sini sudah besar dan beraspal, berbeda dengan jalan didalam desa masih jalan tanah dan berbatu. Jack terseok-seok melangkah membawa badannya yang lelah dan tak bertenaga. Saat Jack akan menyeberang jalan tiba-tiba ada mobil yang lewat dan hampir menabrak nya. Jack kaget dan kemudian pingsan.

Jack terbangun dan mencium aroma obat yang kuat. Ia melenguh tenggorokannya terasa sangat kering. Ia memandang ke sekitar, terlihat dinding berwarna putih dan tangannya memakai selang.

"Haus...minum.." Jack memaksa membuka suaranya. Terlihat samar-samar oleh Jack seorang wanita datang dan memberikannya air minum.

"Kau sudah bangun nak ?" ucap wanita itu. Jack berusaha memfokuskan pandangannya. Ia melihat seorang wanita muda yang sangat cantik. Rambutnya hitam bergelombang sepunggung. Ia tersenyum sangat manis pada Jack.

Beberapa orang berpakaian jas putih pun masuk kedalam kamar dan segera memeriksa Jack.

"Syukurlah semua nya baik-baik saja, nyonya tidak usah khawatir" ujar salah satu pria yang Jack yakin dia seorang dokter.

"Syukurlah, kapan anak ini bisa pulang dok ?"

"Jika ia sudah bisa duduk dan tidak ada gejala berat yang dirasakan maka sudah bisa pulang nyonya" jawab dokter tersebut

Wanita yang dipanggil nyonya tadi pun tersenyum dan mengucapkan terimakasih. Kemudian nyonya tadi menghampiri Jack.

"Bagaimana perasaan mu nak ? Apa ada yang sakit ?" ia pun membantu Jack untuk duduk.

"Tidak nyonya saya hanya merasa sangat lapar" jawab Jack malu. Sang nyonya tersenyum dan membelai pipi Jack.

"Jangan panggil nyonya, panggil saja tante Lili ya"

Tak lama kemudian masuk seorang perawat yang membawa baki berisi makanan. Air liur Jack meleleh melihat berbagai macam makanan dibaki tersebut.

"Ayo dimakan, kalau kurang nanti dibawakan lagi" ujar tante Lili dan Jack pun tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Ia makan dengan sangat lahap dan menghabiskan semua hidangan tanpa sisa.

"Mau tambah lagi ?" tawar nya

"Tidak, terimakasih tante" wajah Jack sudah mulai berseri.

"Nama kamu siapa nak dan rumah kamu dimana ?" tanya tante Lili dengan wajah lembut. Ia merasa kasihan melihat kondisi Jack. Tubuhnya sangat kurus dan dipenuhi luka-luka lebam. Ia penasaran apa yang telah terjadi pada anak ini.

"Nama saya Zendra tante, saya berasal dari desa Cempaka" jawab Jack sambil menunduk

"Apa orang tua kamu bisa dihubungi ? Ada nomor telponnya ?"

"Tidak ada tante, ayah saya pergi entah kemana sedangkan ibu baru saja meninggal" Jack mulai menangis mengingat ibu nya. Tante Lili segera memeluk Jack dan mengelus-elus punggungnya.

"Apa ada keluarga mu yang bisa tante hubungi ? Paman bibi atau kakek nenek ?" tanya tante Lili penasaran

Jack menggeleng pelan. Sejak kakek dari pihak ayah nya meninggal tidak ada lagi keluarga yang peduli pada ia dan ibu. Mereka takut dihutangi karna kemiskinan yang melilit hidup Jack dan ibu nya. Ditambah perangai ayahnya yang suka berjudi dan mabuk, seluruh keluarga menjauhi dan tidak peduli seolah-olah mereka tidak pernah ada.

"Saya hanya sebatang kara tante" jawab Jack lirih. Tante Lili semakin iba.

"Zen mau ikut tante ?" wajah Jack langsung berseri-seri. Ia ingin ikut bersama tante Lili dan membalas jasa nya karna telah membawanya kerumah sakit dan mengobati nya. Ia tidak ingin kembali ke desa, disana hanya ada luka dan sengsara. Sebenarnya Jack sudah lama ingin pergi tapi ibunya tidak mau, makanya Jack bertahan demi sang ibu. Sekarang tidak ada lagi yang membuat Jack terikat dengan desa tersebut.

"Mau tante, kerja apa saja saya bersedia" tante Lili merasa terenyuh. Betapa keras hidup yang Jack jalani, tanpa terasa air mata nya pun jatuh. Ia memeluk Jack dengan erat.

Keesokan harinya tante Lili bersama Jack berangkat ke kota S menaiki mobil pribadi tante Lili. Jack sangat kagum, mobil yang ia tumpangi sangat nyaman dan mewah. Ia belum pernah melihat mobil seperti ini. Sepanjang perjalanan Jack tertidur dipangkuan tante Lili. Tante Lili tidak keberatan dan saat Jack tidur, ia membelai kepala nya.

Mereka pun sampai saat hari menjelang malam. Jack kembali dibuat kagum, didepannya berdiri istana yang sangat megah dan besar. Jack sampai melongo melihatnya.

Tante Lili pun membawa Jack masuk kedalam mansion dan memperkenalkan pada suaminya Kevin steward romanov. Jack membungkuk hormat. Kevin tidak mempermasalahkan istrinya membawa anak tersebut tinggal dimansion mereka. Sejak saat itu Jack menjadi bagian dari keluarga Romanov.

Beberapa bulan kemudian tante Lili pun hamil. Jack sangat bahagia, selama tinggal dimansion Jack tak pernah berpangku tangan. Jack akan menjadi orang pertama yang siap siaga menjaga tante Lili. Ia tidak mau terjadi apapun pada tante Lili dan kandungannya. Bahkan Jack akan selalu memegang tangan tante Lili jika ia berjalan menuruni atau menaiki tangga.

Apapun yang disuruh akan dikerjakan Jack dengan senang hati. Ia merasa sangat bahagia. Orang-orang dimansion semuanya sangat baik padanya terutama tante Lili dan om Kevin. Jack disekolahkan dan diantar jemput oleh supir. Ia juga diberi kamar di lantai yang sama dengan kamar tante Lili dan om Kevin. Terkadang Jack merasa bukan seperti orang asing dimansion itu, ia merasa mereka memperlakukannya seperti seorang anak.

Tak lama bayi yang dikandung tante Lili pun lahir. Semua nya bergembira termasuk Jack. Anak bayi tersebut berjenis kelamin laki-laki dan diberi nama Alexander Loyalty Romanov. Kebahagiaan mereka sangatlah lengkap. Jack sangat posesif dalam melindungi adiknya. Kemana pun ia akan siaga dan menjaga Alex kecil, walaupun mereka selalu dijaga bodyguard.

Suatu sore tante Lili membawa Alex dan Jack jalan-jalan ketaman. Usia Alex baru saja menginjak tiga bulan. Tante Lili sedang memangku Alex duduk dibangku taman dengan Jack duduk disebelahnya, mereka menikmati angin sore yang berhembus lembut membawa aroma bunga yang semerbak.

Saat Jack asik bermain bersama Alex, tiba-tiba datang segerombolan pria tidak dikenal berusaha menyerang mereka. Para pengawal yang bersiaga pun segera melindungi. Perkelahian sengit pun terjadi, tak lama para pengawal pun kalah. Jack berusaha membawa tante Lili dan Alex menjauh tapi ada yang mencegat mereka.

Pria tersebut menarik tangan tante Lili, Jack dengan sigap menggigit tangan pria itu hingga tangan tante Lili terlepas.

"Tante lari...." Jack berteriak keras, tiba-tiba pria tadi menendang punggung Jack hingga ia tersungkur.

"Zen..." tante Lili cemas dan ingin menghampiri Jack tapi dicegah Jack. Ia ingin tante Lili menyelamatkan diri. Namun terlambat tante Lili dan Alex sudah ditahan oleh beberapa pria yang menyerang tadi.

Di saat situasi semakin gawat, datanglah beberapa pria berpakaian serba hitam dengan masker hitam. Badan mereka tinggi besar, tegap dan berotot. Dengan lihai dan trampil mereka segera melumpuhkan semua pria yang menyerang tadi.

"Kalian tidak apa-apa ?" tanya seorang pria yang memakai masker hitam dan baju hitam.

Tante Lili mengangguk, tapi ia segera meminta agar Jack dibawa kerumah sakit karna takut terjadi apa-apa pada nya. Akhirnya mereka pun pulang dengan selamat kembali ke mansion setelah membawa Jack kerumah sakit.

Malam pun semakin meninggi. Jack tidak bisa tidur. Ia merasa menjadi anak yang tidak berguna, hampir saja ia kehilangan orang-orang yang disayangi nya. Ia pun berjalan keluar kamar dan menuju ruang kerja Kevin. Jack mengetuk pintu dan terdengar suara menyuruh nya masuk.

Jack melangkah masuk. Di dalam ia melihat kakek Dimitri. Jack pun membungkuk hormat.

"Ada apa Zen, kenapa belum tidur ?" tanya om Kevin

"Om tolong ajari saya bela diri dan memakai senjata, saya mau tumbuh menjadi lelaki yang kuat dan bisa melindungi Alex suatu saat nanti" ujar Jack tanpa basa basi.

Kevin pun kaget mendengarnya sementara Dimitri memperhatikan Jack dengan intens.

"Jangan aneh-aneh Zen, belajar saja yang rajin tidak usah pikirkan yang lain"

"Saya akan tetap belajar dan sekolah, saya mohon om" Jack menatap tajam Kevin. Kevin pun menghela nafas pelan.

"Kau yakin anak muda ?" kakek Dimitri yang menjawab

"Yakin tuan" jawab Jack tanpa keraguan. Dimitri pun tersenyum penuh arti.

Sejak saat itulah kakek Dimitri melatih Jack agar ia siap mendampingi Alex suatu saat nanti dan Zen pun mengganti namanya menjadi Jack.

Flashback off

...****************...