NovelToon NovelToon
Pesona Pelayan Tangguh

Pesona Pelayan Tangguh

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / Dikelilingi wanita cantik
Popularitas:17.8k
Nilai: 5
Nama Author: ummi asya

Aaron Dixon Destawara Adiyaksa, adalah laki-laki dingin berwajah tampan itu adalah CEO DDA Group. Dia cucu dari seorang konglomerat yang banyak menyukainya dan mengaguminya.
Alya Dinara Austin, gadis yang melamar jadi pelayan di rumah Aaron.
"Kenapa kamu mau jadi pelayan?"
"Hanya butuh pekerjaan."
"Pelayan itu pekerjaan rendahan."
"Tidak mengapa, pekerjaan apapun itu baik dan hasilnya uangnya juga halal."
Akhirnya Aaron menerima Alya sebagai pelayan di rumahnya untuk melayani dan mengurus kakeknya yang sedang koma beberapa bulan. Awalnya pelayan biasa, tapi lama kelamaan jadi pelayan yang dapat di percaya. Bahkan di senangi oleh sang empunya rumah.
Apakah ada percikan cinta antara Aaron dan Alya? Simak kisah mereka yang penuh intrik dan misteri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummi asya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

32. Bertemu Mita

Alya diam sejenak, dia bingung kenapa Aaron yang datang ke kantornya. Dan laki-laki itu marah padanya karena telah membohonginya, matanya menatap berkas di hadapannya. Menarik napas panjang, entah apa yang dia rasakan saat ini.

"Nona, tadi itu sepertinya saya tahu siapa dia," Sita menghampiri Alya yang sedang melamun.

"Dia CEO DDA Group," jawab Alya lirih.

"Aah ya benar, kenapa aku lupa kalau dia adalah CEO DDA Group," ucap Sita.

Alya diam saja, masih dalam kebingungannya karena Aaron secara tidak langsung memaksanya menanda tangani kerja sama dengan Kencana Bali Hotel, hotel yang di pegang oleh pamannya Jerry. Padahal dia tahu hotel itu masih berada pengawasan Aaron, Jerry hanya mengelola saja.

Dia tidak suka cara Jerry mempekerjakan para karyawan di hotel tersebut. Pernah dia datang ke hotel tersebut untuk survei dengan cara menyembunyikan identitasnya. Dan di sana karyawan yang kedudukannya lebih tinggi justru lebih leluasa memaksa karyawan lain yang lebih rendah.

Bahkan seringnya lembur tapi tidak di bayar uang lemburnya, banyak yang mengeluhkan masalah gaji di sana.

"Apa dia tidak pernah memeriksa keuangan dan keadaan hotel secara langsung? Tidak tahu keluhan para karyawan di sana?" gumam Alya.

Sita memperhatikan bosnya yang bicara sendiri, dia merasa aneh Alya akhir-akhir ini juga sering melamun. Tapi baru kali ini Alya melamun dan bicara sendiri, mungkin memikirkan pekerjaan. Pikir Sita.

"Nona, apa yang anda bicarakan?" tanya Sita.

"Mbak, tolong besok jadwalkan aku ke kantor DDA Group. Aku ada urusan di sana," kata Alya.

"Mengenai apa nona? Bukankah kita tidak pernah bekerja sama dengan perusahaan itu?"

"Dia juga pemilik Kencana Bali Hotel yang di kelola oleh omnya, tuan Jerry. Mungkin tuan Jerry meminta pada tuan Aaron datang kesini dan memintaku untuk meluluskan kerja sama itu. Karena sudah beberapa bulan belum aku setujui proposal kerja samanya," jawab Alya.

"Jadi begitu, saya baru tahu nona. Tapi, kenapa anda tidak menyetujui kerja sama itu? Bukankah nona bisa menentukan harga bagus pada hotel tersebut?"

"Ini bukan masalah uang saja, tapi tentang kemanusiaan juga. Para karyawan di sana itu banyak yang mengeluh," jawab Alya lagi.

"Ooh, jadi anda mau datang ke kantor DDA Group mau membicarakan semuanya? Tapi, nona tahu dari mana?"

"Mbak Sita seperti tidak tahu aku saja, bukankah aku bisa menggunakan identitas lain?"

"Aah, hahah. Benar juga, anda bisa menjadi seorang detektif dadakan. Hahah!"

_

Alya datang ke kantor Aaron, DDA Group setelah dia berpikir semalaman. Nyatanya dia harus datang karena harus menyelesaikan semuanya, di samping dia juga ingin minta maaf pada laki-laki itu.

"Nona jadi mau ke kantor DDA Group?" tanya Sita.

"Ya, aku harus kesana," jawab Alya.

"Kok aneh sih, kenapa nona yang harus kesana? Bukankah dari pihak hotel Kencana Bali yang harus datang untuk meminta kerja sama, sama halnya seperti dulu kan?"

"Tapi ada sesuatu yang harus aku selesaikan, jadi aku harus kesana."

"Baiklah, apa yang harus aku persiapkan nona?"

"Tidak banyak, seperti biasanya saja meeting dengan klien lain. Oh ya, tolong hubungi pihak DDA Group kalau kita buta janji ketemu dengan pimpinannya," kata Alya.

"Ya nona."

Sita lalu mengambil gagang telepon untuk menghubungi kantor DDA Group. Berbicara sebentar setelah ada persetujuan dari sekretaris Aaron, Sita menutup sambungan teleponnya.

"Sudah nona, apa kita langsung kesana?" tanya Sita.

"Jam berapa bisa berkunjung?"

"Katanya kalau nona yang datang bisa kapan saja pimpinan menerima, katanya memang sedang menunggu nona datang," jawab Sita.

"Hmm, jadi dia benar-benar menungguku?" ucap Alya berpikir.

Sita memperhatikan mimik wajah bosnya, dia lalu membereskan berkas yang akan di bawa. Alya merapikan penampilannya, melirik jam yang melingkar di tangan. Pukul delapan tiga puluh, perjalanan ke kantor perusahaan Aaron lumayan cukup lama. Butuh dua jam jika jalanan ibu kota sedang lancar, tapi jika macet dan padat. Bisa sampai tiga jam lebih.

Mereka menaiki lift turun ke lantai dasar. Kantor Alya hanya tingkat lima, jadi tidak lama keduanya sampai di lantai dasar. Langsung keluar di mana parkir mobilnya berada.

Alya menyetir langsung, Sita menawarkan diri untuk menyetir. Tapi dia menolak karena sudah biasa menyetir sendiri dari rumahnya ke kantornya.

"Saya jadi tidak enak kalau nona yang harus menyetir sendiri. Pak Komar tidak masuk hari ini," ucap Sita.

"Ngga apa-apa, aku biasa nyetir sendiri kok," ucap Alya.

"Tapi pak Komar sudah dua hari tidak masuk. Katanya sedang sakit," ucap Sita.

"Biarkan suruh istirahat. Pak Komar sering bolak balik keluar kota denganku, kalau perjalanan jauh bisa pakai pak Komar," ucap Alya.

Mobil memasuki jalan tol, melewati beberapa jalan protokol karena kantor milik Aaron berada di pusat kota. Tiga jam perjalanan akhirnya sampai juga, memasuki halaman kantor yang luas, memarkirkan mobilnya. Kini Alya dan Sita langsung menuju lobi, bertanya pada bagian resepsionis apakah Aaron ada di ruangannya.

"Tuan Aaron ada di ruangannya, dengan nona Alya ya?" tanya resepsionis.

"Ya." jawab Sita.

"Katanya langsung saja ke ruangannya, tuan Aaron sudah menunggu."

"Terima kasih."

"Di lantai tujuh nona."

Alya mengangguk, Sita langsung mengikuti kemana Alya melangkah. Banyak yang memperhatikan keduanya, terutama Alya. Penampilan gadis itu sangat menarik dan anggun, sehingga banyak karyawan laki-laki memandang kagum dengan kecantikan Alya.

"Nona, banyak yang menatap nona di lobi tadi," ucap Sita.

"Biarkan saja," kata Alya cuek.

Dia tidak mempedulikan tatapan kagum atau sedikit heran karena dia baru datang pertama kali ke kantor Aaron. Menunggu di depan lift terbuka.

Seorang perempuan berjalan menatap Alya, ada keraguan dari wajahnya. Seperti mengenalnya, matanya menyipit namun kemudian melebar bersamaan dengan mulutnya juga.

"Alya kan?"

Alya menoleh ke samping, dia melihat seorang perempuan menatapnya kaget.

"Mita."

Mita tersenyum lebar, dia mendekat lalu memeluk Alya dengan erat. Sita heran dengan perempuan yang memeluk bosnya, tapi dia diam saja melihat kedua perempuan yang baru bertemu saling berpelukan.

"Aku pikir siapa, ternyata benar kamu Alya," ucap Mita.

"Kamu pikir aku hantu?"

"Hahah, hantu yang sangat cantik. Aku sampai kaget dengan penampilanmu sekarang, kamu cantik dan berbeda Alya. Apa kamu sudah bekerja lagi? Di mana? Dan lihat, penampilanmu seperti seorang bos," ucap Mita melihat Alya dari kepala sampai kaki.

"Kamu bisa aja. Aku seperti biasanya kok," ucap Alya.

"Tapi, waktu kamu di penjara kamu kucel. Kenapa sekarang jadi cantik sekali?"

"Eh, nona di penjara?" tanya Sita heran.

"Emm, Mita. Aku masuk lift dulu ya, ada urusan dengan bos kamu," ucap Alya agar kebingungan Sita tidak berlanjut.

"Eh, mau bertemu dengan tuan Aaron? Mau apa?" tanya Mita.

"Ada kerjaan. Sudah ya, lain kali aku hubungi kamu," ucap Alya.

Alya langsung masuk ke dalam lift, Mita hanya diam kebingungan. Sama halnya Sita juga sedang bingung dengan ucapan Mita tadi.

"Apa nona pernah masuk penjara?" tanya Sita.

"Hanya sebentar," jawab Alya.

"Lho, kenapa?" tanya Sita tambah bingung.

"Jangan di pikirkan mbak Sita, hanya ada urusan kecil saja," jawab Alya lagi.

"Nona ini aneh, kenapa ya selama dua tahun bekerja dengan nona. Banyak yang belum tahu tentang nona, nona itu misterius," ucap Sita.

"Hahah, jangan di pikirkan mbak Sita."

Alya tertawa renyah, dia tidak berniat untuk menjelaskan tentang kejadian yang pernah dia alami di rumah Aaron. Bertepatan dengan pintu lift terbuka, tampak di depan seseorang berdiri hendak masuk. Tatapan matanya mengarah pada Alya yang sedang tertawa dengan Sita.

"Kamu Alya? Kenapa ada di kantor ini?"

_

_

******

1
Aditya HP/bunda lia
gak sabar ntar liat reaksinya si Jerry sama si samanta kalo ternyata CEO holiday care itu Alya ...
Kadek Bella: lanjut thoor
total 1 replies
Tarminah Tarminah
pengin tsk pites itu uler keket
Kadek Bella: lanjut thoor
total 1 replies
Eemlaspanohan Ohan
kesel deh lagi seru seru nya habis lah
Aditya HP/bunda lia
Thor, .... gantung lagi pas seru2nya ini
si ratih pasti ngundang si samangka 😅
Ana rela
lnjut thor upx 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🤩🤩🤩
Aditya HP/bunda lia
padahal Aaron tadi bilang kalo calob istrinya itu CEO travel ... nah datang ntar syok deh tuh keluarga toxic
Kadek Bella
next
Kadek Bella
lanjut thoor
Aditya HP/bunda lia
Iya, ... sayang Aaron bilang sayang sama Alya pacarnya emang masalah buat mbak mantan?
Kadek Bella: lanjut thoor
total 1 replies
Aditya HP/bunda lia
yang begini yang aku syukaaaa ... mpot untukmu thor 😘
Selviana
Mita Mita pikiran kamu itu loh kok sampai kesitu.
Selviana
Benar benget sih apa yang di katakan Mita. Alya kan serjana, kenapa mau melamar pekerjaan menjadi pelayan? 🤔🤔
Selviana
Aku mampir ya kak.Masih menyimak
Ulul Ismi
lanjut
Kadek Bella
lanjut thoor
Kadek Bella
next
Ulul Ismi
lanjut thor
Kadek Bella
lanjut thoor
Eemlaspanohan Ohan
lanjut
Aditya HP/bunda lia
coba ajah apa yang akan Alya lakukan ....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!