Halo semua nya. Ini novel author yang ke 3. Di novel ini pemeran utama nya agak berbeda dengan dua pemeran utama di novel author yang lain.
Selamat membaca, dan semoga kalian suka.
Setelah di selingkuhi, dan di tinggal nikah oleh sang kekasih, Mawar di jodohkan dengan anak dari majikan Bapaknya. Bukan nya Mawar tidak mau, hanya saja laki-laki itu bertingkah layak nya wanita. Bapaknya yang seorang supir keluarga itu, terpaksa menerima perjodohan Mawar dan Angga. Banyak yang di harapkan dari pernikahan mereka berdua. Entah bagaimana nasib Mawar selanjutnya.. Selamat membaca. ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Di dapur Maharani hanya diam saja tanpa melakukan apapun. Ia bingung harus apa. Karena selama hidup nya, ia sama sekali tidak pernah berkecimpung di dunia perdapuran.
Pak Budi yang seorang supir, rela menyewa pembantu demi anak gadis kesayangan nya itu.
Beda dengan Mawar yang memang suka memasak dari kecil. Dan Pak Budi juga tidak mempermasalahkan nya.
"Ngapain kamu berdiri di di situ? Kamu pikir saya pembantu! Lagak mu seperti sang nyonya saja."
Maharani sangat terkejut saat mendengar suara cempreng mertua nya itu. Dia tidak menyangka sama sekali, di hari pertamanya datang ke rumah mertua dia akan disambut dengan seperti ini.
"Maaf ma, tapi apa yang harus Rani lakukan?" tanya Maharani dengan takut.
"Kamu nanya? sudah tahu kita sedang berada di dapur. Memang nya mau konser di sini?" Ucap mamanya Reno dengan kesal.
"nggak gitu juga mah, tapi Rani bingung harus ngapain."
"ini nih ciri-ciri perempuan malas yang sama sekali tidak pernah ke dapur. Ingat ya Selama kamu menjadi istri anak saya, kamu itu harus pintar memasak. Karena anak saya tidak suka makanan dari luar."
Maharani menelan ludahnya dengan susah payah. Bagaimana mungkin Ia memasak makanan untuk sang suami, bahkan merebus air saja ia tidak pernah.
Biasanya ia akan menyuruh sang pembantu untuk melakukan apapun yang menjadi keinginannya. Kadang-kadang pun, ia dengan tidak tahu malu nya berani menyuruh mawar.
Mawar tidak pernah bisa menolak Maharani. Jika ia menolak permintaannya, maka Nyonya Kantil tidak segan-segan akan memarahinya dan tidak lama kemudian Pak Budi pun ikut-ikutan menyudutkan Mawar.
"Mengapa kamu bengong saja di situ. Apa kau mengerti kan apa yang saya katakan?"
"Rani mengerti Bu, eh ma."
"Baiklah, sekarang ambil bawang merah dan kupas semuanya."
"bawang merah itu yang mana Ma? Yang ada di sini bawang bawang putih dan bawang Ungu." Ucap Maharani dengan polos.
Plak,,,,
Kepala Maharani di ketuk dengan sendok kayu. Mama nya Reno kesal sekali.
"Aduh, sakit." Ucap Maharani sambil memegang kepala nya.
"Kau memang sangat bo-doh. Wajah mu saja yang cantik. Tapi kepala mu tidak ada isi nya. Nih, kupas semua bawang-bawang ini." Ucap Mama nya Reno dengan mata melotot.
Maharani sangat takut. Selama hidup ia tidak pernah di perlakukan seperti itu. Nyonya Kantil dan Pak Budi selalu menjaga nya layak nya kaca yang mudah pecah.
Tapi saat ini, ia malah mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari sang mertua. Ingin rasa nya kabur, tapi nanti jika Mawar tahu pasti Mawar akan tertawa bahagia.
Maharani pun mengupas bawang itu dengan susah payah. Sesekali ia menangis karena mata nya sangat perih. Kuku-kuku hasil dari salon sudah tidak beraturan lagi bentuk nya. Rambut nya yang tadi rapi, sudah seperti macan yang baru bangun tidur.
"Ya ampun Raniiiiiiii,,,,, kalau begini kerja mu, kapan kita makan nya? Memang kau menantu tidak berguna. Sial sekali Reno bisa menikah dengan wanita seperti mu. Andai saja Mawar yang jadi menantu ku, pasti darah ku tidak akan mendidih seperti ini."
"Kenapa Mama malah bawa-bawa kak Mawar? Sekarang Rani yang jadi istri nya Bang Reno." Ucap Rani sambil menangis.
Harga diri nya begitu terluka saat di bandingkan dengan Mawar. Apapun boleh di lakukan, asal jangan ada Mawar di antara mereka.
"Ma, aku udah lapar ni. Kok dari tadi belum siap sih." Ucap salah satu adik nya Reno.
"Ini nih, kakak ipar mu. Masak aja nggak bisa. Di suruh kupas bawang malah nggak kelar-kelar. Lihat ni, kerjaan nya."
"Ya ampun kak Rani. Kok bo-doh banget sih. Kupas bawang pake pisau bukan dengan tangan. Ya ampun, kakak ipar ku limited edition ni kebodohan nya. Seperti nya kakak bakal masuk ke salah satu manusia terbo-doh sepanjang tahun." Ucap adik nya Reno sambil tertawa terbahak-bahak.
Maharani sangat malu. Tadi di hina oleh sang Mertua dan sekarang malah adik ipar nya yang ikut menghina diri nya. Ia hanya bisa menangis sambil sesekali menghapus air mata nya.
Namun, mata nya semakin perih karena ia memakai tangan nya tadi untuk mengupas bawang.
"Aahhh,,, perih..." Ucap Maharani sambil berlari ke kamar mandi.
Reno yang mendengar suara istri nya berteriak langsung mencari keberadaan istri nya itu.
"Rani kenapa, Ma?"
"Entah! Mama kesal sekali dengan istri mu itu. Kamu pungut dimana istri bo-doh sepertinya? Dasar kau Reno. Membuang berlian demi sampah daur ulang."
Bukan nya mendapat sambutan, Reno pun malah mendapat teguran dari sang Mama. Dan ia pun sangat kesal sekali. Maharani memang tidak bisa di harapkan. Sudah lah pemalas dan hanya bisa menghabiskan uang nya saja.
" Rani, kamu dimana? "
" Aku di sini, bang."
Reno begitu terkejut melihat penampilan Maharani. Rambut nya sudah tidak karuan. Make Up nya pun luntur. Baru kali ini Reno melihat Maharani versi kuntilanak.
Biasanya Maharani selalu dalam kondisi cantik. Dan kali ini, Reno benar-benar menyesal telah memilih wanita jadi-jadian yang ada di depan nya ini.
"Kok kamu jadi begini?" Tanya Reno.
"Ini karena Mama kamu nyuruh aku masak. Bang, kita pulang aja yuk. Aku nggak sanggup lagi di hina oleh Mama dan adik kamu."
"Baru sebentar aja udah nggak sanggup. Ingat ya Rani, kamu itu sekarang istriku. Dan kita sekarang sedang berkunjung ke sini, jadi kamu jangan egois dong."
"Egois apa maksud Abang?"
"sesekali kan kita bisa menghabiskan waktu bersama dengan orang tua abang. Keluarga abang. Jangan apa-apa keluarga kamu terus yang harus menjadi perhatian."
"Tapi, kan nggak kayak gini juga Bang. Aku pikir di sini bakal senang-senang. Ini aku udah kayak apa."
"Itu semua karena kamu yang tidak pandai mengambil hati Mama aku. Sudah! Aku nggak mau kamu bahas ini lagi. Kita pulang besok. Jika kamu nggak mau, silahkan pulang sendiri sekarang."
Maharani baru kali ini mengetahui sikap Reno. Biasa nya Reno sangat manis jika berada di dekat nya, hal itu lah yang membuat Rani ingin merebut nya dari Mawar.
Tapi ternyata, sikap Reno sangat menyebalkan jika sedang marah. Rani bahkan tidak bisa berkutik. Terpaksa ia pasrah jika sampai di hina kembali oleh sang mertua dan adik ipar.
"Rani, karena kamu saya gagal memasak. Jadi sekarang, cepat pesankan makanan."
"Baik ma, akan Rani pesankan makanan sekarang juga. Bang, sini hape nya aku pinjam."
"Kok hape ku? Hape mu kan ada?"
"Tapi,,,
" Kenapa Rani, kamu nggak mau pesan makanan juga? "Tanya Mama mertua nya.