Keikhlasan Hati Anita

***

Beberapa hari berlalu selepas kepergian oma Susi Danil dan Anita sudah mulai kembali ke rutinitas masing masing.

Di ruangan ceo

"Permisi pak.. besok kita harus ke kota J untuk melihat pembangunan proyek disana".Ujar sekretaris Danil.

"Apa semua baik baik saja?".Tanya Danil.

"Menurut informasi yang saya dapatkan dari orang kepercayaan kita ada sedikit keganjalan dalam pembangunan proyek itu pak".Jelas Doni.

"Baik kamu siapkan semua keperluannya kita akan berangkat besok".

"Baik pak".

***

Keesokan harinya sesuai rencana Danil kemarin, hari ini ia akan berangkat ke kota J untuk melihat siapa yang sudah berani bermain api dengannya.

Tanpa pamit Danil pergi begitu saja dengan Doni yang sudah sedari tadi menunggunya di depan.

Sedangkan Anita yang hendak mengajak suaminya sarapan dibuat bingung.

"Mas Danil kemana ya..apa masih mandi".Gumam Anita kemudian mengecek kamar mandi tapi nihil orang yang dicari tidak berada disana

"Dikamar mandi juga gak ada..apa sudah berangkat kali ya".Lanjutnya menuruni anak tangga.

Saat hendak keluar mengecek mobil suaminya ia dikagetkan oleh suara mertuanya.

"Anita mau kemana".Serunya dari belakang.

"Mama..pagi ma sarapan yuk".Alih alih menjawab pertanyaan mama mertua ia memilih pengalihkan pembicaraan agar mamanya tidak curiga.

"Yaudah yuk".

Saat sedang sibuk sarapan Sandra yang baru menyadari ketidakberadaan putranya."Lho Danil mana kok gak turun".Tanya Sandra.

"Mm anu ma eem mas Danil udah berangkat..iya udah".Jawab Anita gelagapan dan itu membuat Sandra sedikit curiga.

"Kalian gak berantem kan".Tanya Sandra curiga.

"Oh enggak kok ma kami baik baik saya mama gak usah khawatir".Jawab Anita dengan tersenyum sedikit.

"*M*aaf ma Anita harus bohong, ya allah berdosanya aku membohongi mama".Gumamnya.

DI KOTA J

"Don sekarang kamu hubungi Deren suruh dia kesini".Pinta Danil selepas mendaratkan pantatnya di kursi.

"Apa tidak sebaiknya kita istirahat dulu nil".Tawar Doni.

"Aku tidak suka menunda nunda pekerjaan dan kamu tau itu".Timpal Danil datar.

"Yaelah Nil kita masih punya banyak waktu".Ucap Doni lagi sehingga membuat geram Danil.

"Kalau saya bilang sekarang ya sekarang"Geram Danil.

Doni yang melihat itu dibuat merinding doni akui Danil memang sosok pekerja keras paling tidak suka menunggu. "Oke oke santai bro gue akan segera hubungi Deren".Canda Doni mencoba mencairkan suasana.

Tak lama kemudian datanglah Deren membawa hasil reservasi sementara pembangunan proyek.

"Bulan ini gaji kamu saya potong karena membuat saya menunggu".Sarkas Danil kepada Deren

Deren yang menjadi sasaran itupun dibuat tercengang perasaan ia hanya telat 5 menit.Sedangkan Doni jangan ditanya dengan sebisa mungkin ia menahan tawanya yang hampir pecah.

"Tapi..."

"Tidak ada bantahan".Timpal Danil lagi.

Deren yang melihat Doni yang menertawainya hanya bisa menyumpah serapahi."*S*ialan lho don awas aja lho ketawain gue".

Setelah mendengar penjelasan dari Deren mengenai keganjalan dari proyek tersebut ternyata ada yang mencoba menggagalkan pembangunan proyek itu dengan bantuan orang dalam.

"Kamu tetap pantau mereka ikuti saja dulu kemauan mereka setelah itu baru kita hancurkan".Seringai Danil, itulah ia tidak akan segan segan dengan orang yang mencoba mengusiknya.

"Baik".

Rencana Danil besok, Danil akan turun langsung kelapangan untuk memantau pembangunan proyek.Untuk saat ini ia ingin ke hotel untuk istirahat

Di perjalanan

"Gimana dengan istri lho".Tanya Doni memecah keheningan.

"Gak gimana gimana"Jawab Danil acuh.

"Ayolah nil istri bening gitu dianggurin".Canda Doni

Danil yang mendengar ucapan Doni menoleh "Apasih gak nafsu".Ujarnya kembali menatap lurus kedepan.

"Gue yakin dia masih segel".Kata Doni seakan membayangkan kecantikan Anita.

Danil sepertinya enggan untuk menjawab memilih diam.

"Emang lho gak kasian ama istri lho tersiksa dengan pernikahan ini".Kali ini Doni bertannya serius.

Pertanyaan itu membuat Danil diam membeku tak tau harus jawab apa.

"Tau deh".Jawabnya singkat.

"Yaelah Danil dia itu perempuan kasian dibuat nangis terus".Ucap Doni lagi.

"Emang lho pernah liat dia nangis".Kata Danil enteng.

"Hehehe enggak sih tapi melihat perlakuan kasar lho ke dia pastilah dia nangis cuman gak didepan lho".Ujar Doni lagi.

Ucapan Doni berhasil menggangu pikiran Danil hingga ia tidak sadar sudah sampai di di tempat tujuan.

***

Toko Az zahrah

"Tau gak nit semenjak kamu gak ada kita kewalahan meladeni para pengunjuk tau".Cerocos Arum masuk ke ruangan Anita.Anita sama sekali tidak menanggapi entah apa yang tengah ia pikirkan.

Kita yang dimaksud Arum adalah Mia dan Afdal karyawan baru yang masuk beberapa hari yang lalu.

Arum yang tidak mendapat respon sebal dibuatnya."Anita....kamu dengar gak sih".Teriak Arum tepat ditelinga Anita.

"Ehh rum kamu ngagetin aku tau".Anita tersentak dengan teriakan Arum.

"Lagian aku ajak ngomong kamu diam aja..kenapa sihh lagi ada masalah?".Gerutu Arum.

Anita hanya menggeleng menurutnya tidak perlu memberi tau Arum apa yang tengah ia pikirkan.

"Yaelah nit kayak sama siapa aja kamu".Timpal Arum merasa ada sesuatu dengan temannya itu.

"Gak papa kok rum".Balas Anita dengan senyum yang sedikit di paksa.

Memberi ruang untuk Anita sendiri mungkin lebih baik fikir Arum."Yaudah kalau gitu aku kebawah ya...ingat nit kalau butuh teman cerita aku siap kok dengerin".Ucap Arum tulus kemudian berlalu setelah mendapat anggukan dari Anita.

Setelah kepergian Arum tak disangka cairan bening tiba tiba tumpah begitu saja, saat ini hati Anita sangat kacau perasaan takut, bingung dan sedih bercampur jadi satu.

Entah sampai kapan ia menjalani hubungan seperti ini fikirnya.

.

.

.

.

.

.

"*K*ekuatan hati adalaha doa".-St khadijah-

Bersambung