NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Duda Anak Kembar

Menjadi Istri Duda Anak Kembar

Status: tamat
Genre:Tamat / nikahmuda / Ibu Tiri
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: editta

Hanna yang dijodohkan oleh orang tuanya dengan CEO tempat dia bekerja, CEO tersebut mempunyai sikap yang baik dan menuntun Hanna dalam pernikahan,tapi yang membuat Hanna terkejut, CEO tersebut sudah memiliki anak kembar!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon editta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

4

Hanna dan Daren sedang menikmati momen-momen tenang dalam pernikahan mereka. Mereka telah melewati berbagai tantangan dan kini menikmati kehidupan pernikahan yang bahagia. Namun, ketenangan mereka tiba-tiba terganggu dengan kedatangan Maya, mantan istri Daren.

Hari itu, ketika Hanna dan Daren sedang duduk bersama di ruang keluarga, pintu tiba-tiba terbuka dan Maya masuk dengan ekspresi yang tegang. Hanna merasa terkejut dan tidak tahu apa yang harus dia katakan.

"Daren, kita perlu bicara," kata Maya dengan suara yang gemetar.

Daren menatap Maya dengan campuran kekhawatiran dan kebingungan. "Maya, apa yang terjadi? Apa yang ingin kamu bicarakan?"

Maya menarik napas dalam-dalam. "Aku tahu bahwa kita sudah bercerai dan kamu menikah dengan Hanna. Tapi ada sesuatu yang harus aku katakan."

Hanna merasa cemas dan tidak nyaman dengan situasi ini. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan atau katakan. Namun, dia mencoba untuk tetap tenang dan mendukung Daren.

"Silakan, Maya. Katakan apa yang ingin kamu sampaikan," kata Daren dengan suara lembut.

Maya menatap Daren dengan mata penuh penyesalan. "Daren, aku tahu bahwa aku telah membuat banyak kesalahan dalam pernikahan kita. Aku ingin meminta maaf atas semua yang telah terjadi."

Daren mengangguk dan menatap Maya dengan serius. "Aku menghargai permintaan maafmu, Maya. Tapi kita sudah berada di masa depan yang berbeda sekarang. Aku telah menemukan kebahagiaan bersama Hanna."

Hanna merasa lega mendengar kata-kata itu dari Daren. Dia merasa dihargai dan didukung oleh suaminya.

Maya menangis, merasa sedih dan menyesal atas kehilangan Daren. "Aku tahu bahwa aku telah kehilanganmu, Daren. Tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku berharap kamu dan Hanna bahagia bersama."

Hanna merasa simpati terhadap Maya. Dia bisa merasakan rasa sakit dan penyesalan yang Maya rasakan. Namun, dia juga merasa bersyukur bahwa Daren telah memilihnya dan mereka bisa membangun kehidupan yang bahagia bersama.

Beberapa minggu berlalu, Hanna dan Daren berusaha untuk melanjutkan kehidupan pernikahan mereka dengan kebahagiaan dan cinta. Mereka fokus pada membangun hubungan yang kuat dan memberikan kasih sayang kepada anak-anak mereka.

Hanna dan Maya juga mulai berbicara dan berbagi cerita. Hanna berusaha untuk memahami perasaan Maya dan memberikan dukungan emosional. Maya merasa terhibur dan bersyukur atas kebaikan Hanna.

Suatu hari, ketika Hanna dan Maya duduk bersama di ruang keluarga, Maya mengambil nafas dalam-dalam. "Hanna, aku ingin kamu tahu bahwa aku sangat menghargai sikapmu yang baik dan pengertianmu selama ini. Aku tahu bahwa aku telah membuat kesalahan, dan aku berharap kita bisa membangun hubungan yang baik sebagai mantan istri dan istri saat ini."

Hanna tersenyum dan mengangguk. "Terima kasih, Maya. Aku juga berharap kita bisa membangun hubungan yang baik dan saling mendukung satu sama lain."

Percakapan mereka berlanjut, dan Hanna dan Maya mulai membangun hubungan yang lebih baik sebagai mantan istri dan istri saat ini. Mereka belajar untuk saling mendukung dan menghormati satu sama lain.

Hanna menerima undangan untuk melihat pertandingan olahraga di sekolah Jayson dan Jayren. Dia merasa senang dan bersemangat untuk mendukung mereka berdua. Ketika dia tiba di lapangan, dia melihat Jayson dan Jayren bersiap untuk lomba lari. Hanna memberikan senyuman dan dukungan kepada keduanya.

"Lakukan yang terbaik, Jayson dan Jayren! Aku yakin kalian bisa melakukannya!" kata Hanna dengan semangat.

Jayson dan Jayren tersenyum dan mengangguk. Mereka merasa terinspirasi oleh dukungan Hanna dan berjanji untuk memberikan yang terbaik dalam lomba ini.

Lomba dimulai, dan Hanna dengan penuh semangat mendukung Jayson dan Jayren dari pinggir lapangan. Dia melihat mereka berlari dengan cepat dan gigih. Namun, saat lomba berakhir, Jayson datang di posisi kedua, sementara Jayren berhasil meraih posisi pertama.

Hanna melihat ekspresi kecewa di wajah Jayson. Dia merasa sedih melihatnya seperti itu. Hanna mendekati Jayson dengan lembut.

"Jayson, kamu sudah berlari dengan sangat baik. Jangan merasa sedih karena kalah. Yang penting adalah kamu sudah berusaha dengan sepenuh hati," kata Hanna dengan penuh kehangatan.

Jayson menatap Hanna dengan mata penuh kekecewaan. "Tapi aku ingin menang, mama. Aku ingin membuktikan bahwa aku juga bisa menjadi yang terbaik."

Hanna mengelus kepala Jayson dengan lembut. "Jayson, kekalahan bukanlah akhir dari segalanya. Yang penting adalah semangatmu dan usahamu. Jangan pernah berhenti mencoba dan berjuang. Kau masih memiliki banyak kesempatan untuk menunjukkan kemampuanmu."

Jayson mengangguk perlahan, tetapi masih terlihat sedih. Hanna mencoba untuk mengalihkan perhatiannya ke hal-hal positif.

"Tapi tahu tidak, Jayson? Aku sangat bangga denganmu. Kamu sudah berlari dengan cepat dan gigih. Kamu telah menunjukkan kemampuanmu yang luar biasa," kata Hanna dengan penuh kebanggaan.

Jayson mengangkat wajahnya dan tersenyum kecil. "Benarkah,mama? Kamu benar-benar bangga padaku?"

Hanna tersenyum lembut. "Tentu saja, Jayson. Kamu adalah anak yang luar biasa dan aku selalu bangga padamu. Ingatlah bahwa kekalahan bukanlah penentu segalanya. Yang penting adalah semangat dan usaha yang kamu berikan."

Jayson mengangguk dan senyumnya semakin lebar. Dia merasa dihargai dan didukung oleh Hanna. Dia tahu bahwa meskipun dia kalah dalam lomba ini, dia masih memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang.

Hanna dan Jayson kembali ke tempat duduk mereka, sementara Jayren menerima pujian dan penghargaan atas kemenangannya. Hanna merasa senang melihat Jayren berhasil dalam lomba ini, tetapi dia juga ingin memastikan bahwa Jayson merasa dihargai dan didukung.

Setelah pertandingan selesai, Hanna mengajak Jayson untuk makan es krim sebagai hadiah atas usahanya yang gigih. Mereka duduk bersama, berbicara dan tertawa. Hanna berusaha untuk mengingatkan Jayson bahwa kekalahan bukanlah akhir dari segalanya, dan dia masih memiliki banyak peluang di masa depan.

Daren pulang ke rumah dengan senyuman lebar di wajahnya. Hari ini adalah hari yang luar biasa baginya karena ia mendapat kabar gembira dari Hanna, istrinya. Kabar itu adalah bahwa putra mereka, Jayson dan Jayren, telah memenangkan lomba di sekolah mereka.

"Hanna, aku mendengar kabar hebat tentang Jayson dan Jayren!" kata Daren dengan penuh kegembiraan.

Hanna tersenyum dan mengangguk. "Ya, Daren! Mereka berdua berlari dengan cepat dan berhasil meraih posisi pertama dan kedua dalam lomba. Aku sangat bangga pada mereka."

Daren merasa bahagia dan bangga. Dia ingin memberikan penghargaan pada Jayson dan Jayren atas prestasi mereka. "Aku punya ide! Mengapa kita tidak mengajak mereka makan malam untuk merayakan kemenangan mereka?"

Hanna setuju dengan senyuman. "Itu adalah ide yang bagus, Daren! Aku yakin mereka akan sangat senang."

Mereka berdua bersiap-siap untuk pergi ke restoran favorit keluarga. Ketika Jayson dan Jayren tiba di rumah, Daren dan Hanna memberi tahu mereka tentang makan malam spesial yang mereka rencanakan.

"Jayson, Jayren, kalian berdua telah melakukan pekerjaan yang luar biasa dalam lomba hari ini. Kami ingin mengajak kalian makan malam untuk merayakan kemenangan kalian," kata Daren dengan penuh kebanggaan.

Jayson dan Jayren melihat satu sama lain dengan senyum lebar di wajah mereka. Mereka merasa senang dan terhormat atas penghargaan yang diberikan oleh ayah dan ibu mereka.

"Makan malam bersama keluarga adalah ide yang hebat! Terima kasih, Ayah dan Ibu!" kata Jayson dengan penuh semangat.

Mereka berempat pergi ke restoran dan duduk di meja yang disiapkan khusus untuk mereka. Suasana penuh kegembiraan dan kebersamaan terasa di antara mereka.

"Saya sangat bangga pada kalian berdua," kata Hanna dengan penuh kasih sayang. "Kalian telah menunjukkan semangat dan ketekunan yang luar biasa dalam lomba hari ini. Teruslah berjuang dan berusaha keras dalam segala hal yang kalian lakukan."

Daren mengangguk setuju. "Kalian adalah anak-anak yang luar biasa. Kami berdua sangat beruntung memiliki kalian sebagai putra kami."

Jayson dan Jayren tersenyum bangga mendengar kata-kata itu. Mereka merasa dihargai dan didukung oleh orang tua mereka.

Selama makan malam, mereka berempat berbagi cerita dan tawa. Jayson dan Jayren menceritakan pengalaman mereka dalam lomba, bagaimana mereka berlatih keras dan merasa senang atas kemenangan mereka.

Setelah makan malam selesai, mereka kembali ke rumah dengan hati yang penuh kebahagiaan. Mereka merasa lebih dekat dan lebih terhubung sebagai keluarga.

Hanna dan Daren mengantarkan Jayson dan Jayren ke kamar tidur mereka dan memberi mereka pelukan hangat sebelum tidur.

"Selamat malam, Jayson. Selamat malam, Jayren. Kami sangat bangga pada kalian berdua. Terima kasih atas semangat dan usaha kalian," kata Daren dengan penuh kasih sayang.

Hanna mengulurkan tangan dan mengusap lembut kepala mereka. "Selamat malam, anak-anakku. Kami mencintai kalian dengan sepenuh hati."

Jayson dan Jayren tersenyum dan mengucapkan selamat malam kepada orang tua mereka. Mereka merasa bahagia dan aman dalam pelukan keluarga mereka.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!