SHE IS VERY DANGEROUS

Tiba di perusahaan, Damian langsung saja memarkirkan kendaraannya di area parkir. Tak lupa, sebelum ia memasuki gedung, pria tersebut kembali merapihkan jasnya.

Di aula, Anton sang asisten telah menunggu atasannya.

"Bos!" sapa Anton setelah berjalan mendekati sang atasan.

"Apakah para pemegang saham itu telah hadir di ruang rapat?" tanya Damian tanpa menghentikan langkah kakinya.

Sang asisten yang melihat itu hanya mengikuti pria tersebut dari belakang.

"Ya! Semua orang telah hadir dan menunggu kedatangan anda." jawab Anton langsung.

Mendadak, Damian menghentikan langkah kakinya. Membuat Anton yang berjalan di belakangnya tersentak.

"Bos?" tanya Anton bingung dengan kelakuan atasannya.

Apalagi yang atasannya itu ingin lakukan, pikir Anton.

"Apakah 'dia' juga datang?" tanya Damian.

"Dia? Dia siapa bos?" tanya Anton tak mengerti.

"Ck, Auryn! Apa wanita itu juga datang?" tanya Damian sedikit berteriak.

"Ah, nona Auryn? Tentu saja beliau juga datang bos. Bukankah sekarang beliau merupakan salah satu pemegang saham terbesar di perusahaan ini setelah anda?" jawab Anton santai, tanpa memperhatikan raut wajah atasannya yang sulit di jelaskan.

"Ada apa anda menanyakannya, bos?" lanjutnya bertanya.

"Bukan apa-apa." jawab Damian datar, sembari melanjutkan langkah kakinya.

Pria itu juga tidak tahu, mengapa sedari tadi dirinya terus memikirkan wanita itu. Padahal dirinya sudah memiliki Adrianna di hatinya.

Keduanya tiba di lantai yang dituju, dengan Damian yang masih saja sibuk dengan pikirannya.

"Bos, kita sudah sampai di depan ruang rapat." ucap Anton, ketika dia melihat pria yang menjadi atasannya ini akan melewati ruang rapat.

Damian tersentak, pikiran menjadi tidak fokus karena berpikir dirinya akan kembali dipertemukan dengan calon mantan istrinya.

"Fokus Damian, fokuslah! Jangan sampai kau malah melakukan kesalahan dalam rapat ini hanya karena selalu memikirkan wanita itu." batin Damian.

"Bos, Apa anda baik-baik saja?" tanya Anton cemas.

"Aku baik. Buka pintunya! Jangan sampai mereka menunggu kita lebih lama lagi." balas Damian.

Anton tak punya pilihan lain selain menuruti perintah dari atasannya ini. Dia hanya berharap rapat ini berjalan dengan lancar tanpa ada masalah yang mendera.

"Maaf saya datang terlambat. Saya harap anda semua tidak menunggu terlalu lama." ucap Damian ketika ia tiba di ruang rapat.

Pandangannya tertuju pada semua para pemegang saham yang hadir, hingga tatapannya berhenti pada wanita satu-satunya yang hadir di ruangan tersebut.

"Auryn?" batin Damian terkejut dengan perubahan penampilannya.

Bagaimana dia tidak terkejut, Auryn yang selalu dilihatnya di masa lalu selalu memakai pakaian yang sederhana. Bahkan terkesan layaknya orang kampung.

Namun yang dia lihat sekarang sangat berbeda jauh dengan apa yang dirinya ingat. Wanita itu tampak sangat anggun dan berkelas.

Wajahnya juga terlihat lebih cantik dan muda dari sebelumnya.

"Apakah dia melakukan perawatan kulit?" pikir Damian.

Keduanya saling tatap selama beberapa detik sebelum Auryn mengalihkan pandangannya. Damian juga tersadar, dan memulai rapat tahunan ini.

...****************...

...****************...

Di sisi lain, Xiaofei yang berhasil mencuri pakaian seragam OG segera mengganti pakaian nya dan mengenakan seragam tersebut.

Setelah berhasil menyamar sebagai Office Girl, dia berjalan menuju pantry. Tempat dimana semua OG dan OB menyiapkan minuman.

Di lihatnya, ruang tersebut yang cukup ramai dengan OG dan OB yang tengah membuat banyak minuman. Entah itu kopi hitam, kopi susu, atau teh.

Xiaofei melangkah masuk, wajahnya telah ia tutupi dengan masker.

"Hei, kamu!" tunjuk seorang OG yang cukup dewasa kepada Xiaofei.

"Ya?" tanya Xiaofei sopan sambil berjalan mendekat ke arah orang yang memanggilnya.

"Kamu sepertinya pekerja baru. Aku belum pernah melihatmu sebelumnya di sini." ucap wanita dewasa itu penuh selidik.

"Saya memang baru bekerja di sini hari ini." jawab Xiaofei sedikit menundukkan kepalanya.

"Lalu kenapa kamu memakai masker?" tanyanya lagi.

"Saya baru saja terserang flu. Karena takut menyebarkannya kepada yang lain, saya memakai masker." jawab Xiaofei tenang.

"Kalau kau sedang sakit, mengapa kau masih bekerja dan tidak istirahat dulu di rumah?" tanya wanita dewasa tersebut sembari mundur beberapa langkah.

"Ini adalah hari pertama saya bekerja. Jadi tidak mungkin saya izin. Saya sangat membutuhkan pekerjaan ini untuk membantu perekonomian keluarga saya." jawab Xiaofei beralasan.

Beruntung, Auryn sempat mengingatkan Xiaofei mengenai alasan yang akan ia katakan jika seseorang bertanya padanya mengapa ia memakai masker.

Dengan begitu, dirinya tidak perlu repot lagi mencari alasan.

"Apakah ada yang bisa saya bantu di sini?" tanya Xiaofei.

"Ah, ya. Kebetulan aku sangat sibuk saat ini. Dan sekarang, rapat tengah diadakan. Kau antarkan semua minuman ini ke ruang rapat." titah wanita itu.

"Baik." balas Xiaofei.

"Ingat, jangan sampai ada kesalahan sedikit pun." ucap wanita itu mengingatkan.

"Saya mengerti." jawab Xiaofei tegas.

Langsung saja, dengan bantuan troli, wanita itu segera berbalik sembari mendorong troli yang di atasnya tersusun beberapa minuman.

Ketika tiba di tempat sepi, Xiaofei segera membubuhkan cairan beracun yang diberikan oleh sang majikan kepadanya. Dengan gesit ia menuangkan racun tersebut ke salah satu minuman yang tersaji di sana.

Xiaofei sendiri tidak mengetahui, racun jenis apa yang Auryn berikan kepada Damian. Tapi karena tujuan sang majikan hanya untuk mempermalukan pria itu, sudah pasti racun tersebut tidak terlalu berbahaya.

Setelah selesai menuangkan racun, Xiaofei melanjutkan perjalanannya menuju ruang rapat.

Tok.. tok.. tok..

"Permisi pak, ini minumannya." ujar Xiaofei ketika dirinya telah memasuki ruang meeting.

Wanita itu dengan tenang menempatkan minuman-minuman tersebut di atas meja. Termasuk meja yang ditempati Auryn.

Tidak ada gerak gerik yang mencurigakan terjadi selama rapat berlangsung. Baik Xiaofei maupun Auryn bertindak layaknya orang asing.

Setelah Xiaofei pergi dari ruangan, beberapa orang mulai meminum minuman yang telah di sajikan. Begitu pula dengan Damian dan Auryn.

Wanita itu menyeringai tipis ketika melihat sekilas, saat pria yang akan menjadi mantan suaminya tersebut meminum minuman yang di sajikan oleh hewan kontraknya.

Rapat kembali di lanjutkan. Auryn sendiri tidak banyak berbicara saat rapat berlangsung. Dia hanya mendengarkan apa yang di jelaskan oleh Damian, dan sesekali membalas.

Semua tampak lancar hingga tiba-tiba Damian merasa sedikit aneh dengan tubuhnya. Ia tidak tahu kenapa, namun tubuhnya terasa sangat gatal juga panas.

Dari mulai atas kepala hingga ujung kaki, semua terasa gatal.

Pria itu mencoba bertahan, ia berusaha sekeras mungkin untuk tidak menggaruk tubuhnya. Setidaknya tidak di depan orang-orang ini.

Namun gerakannya yang terlihat tidak nyaman membuat orang-orang di sekitarnya menjadi curiga.

"Tuan Damian, Apakah anda baik-baik saja? Saya perhatikan, sedari tadi anda bergerak dengan tidak nyaman. Apa anda butuh ke toilet?" tanya salah seorang pemegang saham.

Pria tersebut mengira jika Damian mungkin sedang menahan buang air kecil atau besar, sehingga dirinya bergerak dengan tidak nyaman.

Tapi semua itu tidak lah benar. Racun yang masuk kedalam tubuh Damian sedang bekerja. Racun tersebut memang tidak membahayakan nyawanya, namun tetap saja membuat tubuh tidak nyaman.

Seluruh tubuh Damian akan terasa gatal. Semakin lama kulitnya di garuk, maka akan semakin gatal juga tubuhnya.

"Tidak, saya tidak apa-apa. Mari kita lanjutkan saja rapat ini." jawab Damian tersenyum kaku.

"Apa anda yakin?" tanya pria itu lagi.

"Ya. Saya yakin." jawab Damian dengan nada tegasnya.

Auryn yang melihat itu hanya terkekeh pelan. Ke keras kepalaan calon mantan suaminya itu benar-benar sangat membantu rencananya berjalan mulus.

Jika saja Damian setuju untuk pergi ke toilet, dia mungkin akan memeriksa keadaan tubuhnya. Dan ketika pria tersebut menyadari jika rasa gatal itu tidak bisa di hentikan, maka rapat pasti akan di tunda atau malah di undur.

Kemudian, rencananya untuk mempermalukan Damian akan gagal. Tentu Auryn tidak ingin itu terjadi. Tapi keputusan pria itu untuk tetap melanjutkan rapat, membuat Auryn tersenyum senang dalam hati.

"Bagus Damian. Ke-keras kepalaan mu, telah membuat rencanaku berjalan dengan mudah." batin Auryn menyeringai.

.

.

.

TO BE CONTINUE.