My Arogant Boss

"Calon suami kakak benar. Ini hanya salah paham. Dia mencoba mengembalikan ciuman pertamaku dan—"

Plak!

"Safira!" teriak Kevin dan Ryan bersamaan.

Kiara menyentuh pipinya yang terasa panas dan kebas akibat perbuatan Safira.

Safira menampar Kiara dengan begitu kuat hingga meninggalkan bekas disana.

"Kak Fira! Apa yang kakak lakukan?!" pekik Kiara tak terima dengan perlakuan Safira.

Untuk pertama kalinya, Safira menyakiti fisik Kiara hanya karena seorang laki-laki seperti Ryan.

Dulu, jangankan menyakiti, memarahi Kiara saja Safira tidak berani. Tapi sekarang, Safira jauh berbeda.

"Sudah aku katakan, ini hanya salah paham. Kenapa kakak nggak ngerti-ngerti? Kalau kakak ingin menyalahkan, seharusnya kakak salahkan calon suami kakak yang gatal dan suka bermain dengan wanita—"

Belum selesai Kiara bicara, wajahnya tertoleh ke samping saat Safira kembali mendaratkan tangannya ke sisi wajah Kiara yang lain.

"Kak!"

"Berhenti bicara, Kiara!" teriak Safira dengan nafas memburu. Kiara benar-benar sudah melewati batasannya.

"Kamu salah. Meski dengan seribu alasan yang kamu berikan padaku, kamu tetap salah! Nggak ada perempuan baik-baik yang berada di klub malam bersama seorang pria. Apalagi pria itu adalah calon suami kakak kamu sendiri." Safira menunjuk wajah Kiara.

Untuk sementara, Safira akan menepis semua perasaan curiganya pada Kevin. Yang ia pikir sudah merencanakan semua ini. Sepertinya tuduhannya pada Kevin salah besar.

"Lalu, dengan tanpa tahu malu kalian berciuman di depan apartemen milikku? Untuk apa kalian melakukannya? Apa kalian sengaja ingin membuat hatiku ini bertambah sakit? Belum puaskah kalian berdua?!" teriak Safira meluapkan semua emosi di dalam dadanya.

Tangannya sampai bergetar saking kuatnya ia memukul wajah sang adik.

Kiara mengusap wajahnya. Ia lalu mendongak, menatap Safira yang lebih tinggi darinya itu.

"Harusnya kakak ngaca kenapa kak Ryan lebih memilih mencari kesenangan di luar daripada menghabiskan waktu bersama dengan kakak," seloroh Kiara tepat mengenai sasaran. "Liat penampilan kakak, sangat kampungan. Pantas saja kak Ryan bosan!"

Entah kenapa tiba-tiba bibirnya berbicara seperti itu. Kiara yakin, kalau Ryan tidak bahagia dengan Safira.

Safira yang gila kerja dan lebih sering menghabiskan waktu bersama Kevin. Tentu siapapun akan mengira mereka berkencan.

"Maksudmu apa mengatakan itu? Jangan sok tahu, hubungan aku dan Ryan baik-baik saja sebelum kamu mengacaukan semuanya, Kiara," balas Safira.

Sungguh, otaknya tidak bisa berfungsi dengan benar saat ini. Safira kesal pada Kiara. Sangat kesal.

"Jadi kakak menganggap aku ini selingkuhan kak Ryan, begitu?" Kiara tersenyum kecut.

"Menurutmu?" sahut Safira. "Apa segitu nggak lakunya kamu, sampai-sampai kamu merebut calon suami kakak? Picik sekali!"

Pertengkaran mereka berdua membuat Ryan diam tak berkutik. Sementara Kevin, ia masih terus diam memperhatikan.

Kiara mengepalkan tangannya. "Kak Ryan, jangan diam. Jelaskan pada kak Fira kalau kita nggak ada hubungan apapun! Dan katakan juga kalau kakak memang sudah bosan pada perempuan karir yang saat ini sedang menjalin hubungan dengan bosnya sendiri."

"Kiara!" bukan Ryan yang berteriak, melainkan Kevin. Kevin menarik Safira mundur dan memintanya berdiri di belakangnya.

"See, kakak lihat kan seperti apa hubungan mereka berdua?" Kiara melirik Ryan yang nampak menahan marah. Kalau Kiara hancur, Safira juga harus begitu. Pikirnya.

Kiara masih ingat dengan jelas bagaimana dulu ayahnya begitu membanggakan Safira dibandingkan dengan dirinya. Kiara nakal dan susah diatur.

Kematian ayahnya akibat serangan jantung, itu juga karena ulah Kiara yang sulit diatur. Pembangkang.

"Kalian berdua lebih baik pergi sebelum aku memanggil pihak keamanan," ucap Kevin dingin.

Ia genggam tangan Safira dan hendak membawanya masuk. Namun, ditahan oleh Ryan.

"Fira, sayang. Mari bicara," pinta Ryan. "Aku akan memaafkan perselingkuhanmu dengan Kevin. Asalkan kamu juga—"

Bugh!

Tubuh Ryan tersungkur ke lantai saat Kevin memberikan satu pukulan padanya.

"Tutup mulut sialanmu itu dan cepat bawa Kiara pergi dari sini! Atau aku tidak akan segan-segan membuatmu hancur, Ryan Orlando!" serunya.

Kevin membuka pintu kamarnya, mengajak Safira masuk dan menguncinya dari dalam.

"Safira! Kumohon dengarkan aku!" Ryan menggedor pintu kamar Kevin berulang kali, berharap jika Safira mau bicara dengannya.

"Lakukan saja sampai besok pagi. Kak Fira nggak bakalan buka. Mereka juga pasti akan menghabiskan malam bersama," sahut Kiara lalu beranjak meninggalkan Ryan.

"Tunggu!"

Kiara menghentikan langkahnya. Tanpa menoleh ia berkata, "Mau apalagi? Aku ngantuk," jawabnya.

"Kamu harus bertanggung jawab. Ikut aku!" Ryan menarik kasar lengan gadis itu dan membawanya pergi dari sana.

"Lepas, sakit, Kak!"

"Aku sudah membelimu mahal dari Bram. Jadi, kamu harus melayaniku, Kiara," gumam Ryan dengan seringai licik dari sudut bibirnya.

Kiara menggeleng. Mencoba memberontak pun percuma karena tenaga Ryan dua kali lipat lebih besar dari tenaganya.

Gedek sama Kiara? Iya sama!😭