keluarga kecil Sandra yang pada awalnya harmonis harus hancur karena kehadiran orang ketiga yang tidak lain adalah sahabatnya sendiri. Lisa yang pada awalnya di pekerjakan oleh Sandra dengan niat membantu perekonomian lisa karena suaminya telah meninggal, tetapi justru kebaikan itu malah menjadi awal petaka untuk rumah tangga nya. lisa tanpa rasa malu menggoda suami Sandra yang bernama Dirga mereka diam-diam menjalin hubungan terlarang di belakang Sandra, pengkhianatan yang Dirga lakukan itu ternyata tidak di landasi kesadaran penuh Dirga karena ternyata Dirga terkena mantra pelet lisa.
bagaimana cara sandra menyadarkan kembali suaminya yang sudah terkena oleh mantra pelet lisa?
akankah rumah tangga Sandra bisa utuh kembali?
ikuti kisah perjalanan Sandra dalam mempertahankan rumah tangganya hanya di Noveltoon....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon niya_23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Sandra kemudian menghampiri sang Ibu mertua yang sedang duduk di tepi ranjang nya ia tidak ingin melanjutkan perdebatan nya dengan Dirga.
“Ibu ini makanan untuk Ibu, Sandra pulang dulu yah Bu, sudah sore kasihan Fitra menunggu di rumah, “ ujar Sandra.
“Iya nak, kamu hati-hati dijalan yah salam untuk cucu ibu Fitra, “
Baik Bu,” ucap Sandra
Setelah berpamitan kepada mertuanya dan Saras. Sandra lalu pergi dari rumah mertuanya itu. Tetapi Dirga mengikutinya dari belakang rupanya Dirga belum puas melampiaskan emosi kepada Sandra.
“Tunggu Sandra!! Ujar Dirga seraya menarik tangan Sandra dengan kencang
“Lepaskan Mas aku sudah tidak ingin berdebat denganmu lagi,” ia berusaha menghempaskan cengkraman tangan Dirga.
“Ingat yah San, bagaimanapun kamu dan ibu tidak bisa menghalangi niat ku untuk menikahi Lisa dan satu hal lagi Sandra kamu jangan berbuat macam-macam kalau tidak aku akan mengambil anakmu dari sisimu, “ bisik Dirga ke telinga Sandra.
Lagi Dirga mengancam Sandra dengan menggunakan nama fitra yang merupakan satu-satunya kelemahan Sandra.
Setelahnya Sandra pergi dari rumah mertuanya itu perasaan jadi semakin kacau pilihan terakhir yang bisa diambil hanya merestui pernikahan Lisa dan suaminya karena ia sangat takut oleh ancaman Dirga yang akan mengambil fitra darinya.
Kemudian Dirga kembali ke kamar ibunya lagi dan ia berusaha menyakinkan ibunya agar merestui hubungannya dengan Lisa.
“Bu, Dirga mohon Ibu beri restu yah kepada Pernikahan Dirga dengan Lisa kasian dia Bu kini perutnya sudah semakin membesar Dirga takut dia menjadi bahan gunjingan orang-orang,” Mohon Dirga dengan wajah memelas.
Tidak Dirga Keputusan Ibu tidak bisa diganggu gugat ibu tidak sudi menerima menantu selain Sandra, awas saja kalau kamu nekat menikahinya jangan harap Ibu akan menerima perempuan itu di rumah ini, “ jelas Mirna
Dirga sadar pembicaraan ini tidak akan ada ujungnya mau bagaimanapun dia memohon sepertinya Ibunya tidak akan memberikan restu. Yang bisa ia lakukan hanya berjalan sendiri tanpa ada restu Ibu dan Istrinya.
***
“Bagaimana Mas Dirga apa Ibumu memberikan restu kepada kita? Ibumu tahu kan kalau aku sedang hamil? “ Lisa menyambut Dirga dengan cecaran pertanyaan begitu ia menginjakkan kakinya di apartemennya.
Padahal rasa lelah sedang menggelayuti perasaan dan fisiknya, wajah muram Dirga tidak bisa dibaca oleh Lisa. Berbeda sekali dengan Sandra yang pandai membaca wajah Dirga di situasi seperti ini biasanya Sandra tidak akan banyak bicara bahkan ia akan memberikan segelas teh hangat untuk menenangkan pikiran nya.
“Bisa gak kamu diam sebentar aku ini sedang capek aku butuh istirahat! Bentak Dirga.
“Memangnya ada apa Mas? Apa ibumu menentang pernikahan kita? Aku tidak mau tahu Mas aku ingin segera melakukan pernikahan secepatnya, “ ujar Lisa dengan nada tinggi.
“Lisa!! Aku ini sedang capek aku sedang tidak Ingin mendengar ocehan mu bisa tidak kamu Diam!“ ujar Dirga yang terpancing emosi oleh Lisa.
“Mas, rupanya kamu sudah berani yah bentak-bentak aku!”
“Bb--bukan seperti itu maksudku Lis, aku cuma mau kamu mengerti sedikit keadaan ku, aku ini sedang capek kalau sedang seperti ini aku hanya ingin ketenangan bukan mendengarkan ocehan mu,“ ujar Dirga mencoba menahan emosi nya.
Lisa terdiam ia marah atas tindakan Dirga tadi yang telah membentak nya sampai ia tidak mau bicara kepada Dirga.
“Sayang maafin aku yah please, Gini aja deh supaya kamu gak marah lagi kamu mau apapun bakalan aku kasih buat kamu, “ Bujuk Dirga.
“Mas, aku tidak mau apa-apa lagi aku hanya mau kamu nikahi aku secepatnya,” tegas Lisa. “Kalau kamu terus saja menunda pernikahan kita lebih baik aku gugurkan kandungan itu daripada dia tidak punya status yang jelas!
“Kamu jangan gitu Lisa, bagaimanapun anak itu tidak berdosa, “
“Kalau begitu kapan kamu mau menikahi aku, “ paksa Lisa.
“Ya sudah minggu ini kita menikah oke! Tanpa restu ibuku dan sandra bagaimana kamu mau?”
Senyum bahagia tidak bisa disembunyikan oleh Lisa akhirnya keinginan besarnya tercapai untuk memiliki Dirga seutuhnya.
“Beneran Mas, janji yah,” ucap Lisa dengan senyuman sumringah.
“Iya sayang aku janji, “
Tekad Dirga rupanya sudah bulat untuk menikahi Lisa ia tidak peduli lagi dengan dengan restu ibu dan istrinya pertamanya itu. untuk saat ini yang ada di pikiran nya hanya Lisa ia hanya ingin membuat wanita itu bahagia.
***
“Assalamualaikum, sapa Lisa sambil membuka pintu rumah nya. “Lagi apa anak-anak mamah, “ ujar Lisa yang tampak sedang bahagia dengan senyuman yang tidak pernah lepas dari bibirnya.
“Mamah…” teriak Vina dari dalam rumah dan menyambut hangat kepulangan ibunda itu.
“Mamah abis pulang kerja, “ celoteh Vina yang merupakan anak bungsu Lisa itu.
“Iya sayang Mamah abis pulang kerja, “ ucap Lisa berbohong ia selama ini membohongi anak-anak seolah ia masih bekerja di butik Sandra.
“Kakak kamu mana?” tanya Lisa celingukan mencari keberadaan Intan.
“Itu Mah lagi di kamarnya katanya kakak lagi ngerjain PR,” Ucap Vina lagi.
“Intan kesini sebentar nak, mau ngasih Kabar bahagia buka kalian, “ teriak Lisa.
Tidak lama kemudian Intan pun keluar dari kamarnya wajahnya agak murung ia seperti orang yang sedang bersedih.
“Kamu kenapa ka, ko muka kamu kaya orang sedih gitu?“
“Gak apa-apa ko Mah Intan hanya sedang pusing lagi banyak PR,” ucap Intan. “ Mamah mau bicara apa? “ tanya Intan singkat.
“Gini sayang, sebentar lagi mamah mau menikah sama om Dirga, “ ucapnya sambil tersenyum. “kalian seneng kan? Bakal punya papah lagi?“
“Apa. Mah! Om Dirga! Apa gak salah Mah, kenapa harus om Dirga!”
“Loh memangnya kenapa dengan om Dirga bukannya kamu mau punya ayah sepertinya om Dirga, Intan kamu kan pernah bilang sama mamah mau punya papah seperti om Dirga! “
“Tetapi Mah om Dirga itu punya nya tante Sandra teman baik mamah,” ucap Intan.
Lisa terdiam sejenak ia bingung harus bicara apa. Kepada anak berumur 12 tahun itu.
“Aku gak mau mah punya papah dari hasil merebut suaminya orang apalagi itu om Dirga suaminya tante sandra yang sudah sangat baik kepada kita, intan gak keberatan mamah menikah lagi asal bukan dengan om Dirga,” tolak Intan.
“Kamu, ini kenapa Intan bisa-bisanya kamu bicara seperti itu siapa yang ngajarin kamu begitu hah!” geram Lisa.
Intan terdiam sejenak bulir air mata jatuh perlahan di pipinya. Rupanya sudah sejak lama Intan mengetahui perselingkuhan ibunya dengan Dirga hatinya sakit ia tidak bisa menerima ibunya yang telah merebut kebahagiaan orang lain.
“Pokoknya mau kamu suka atau tidak suka mamah akan tetap Menikah dengan om Dirga titik!” Jelas Lisa Yang kemudian masuk ke kamarnya.
