Kisah seorang gadis cantik, arogan, dan tentunya kaya raya.
Kesombongannya membuat orang-orang takut mendekatinya.
Seketika semuanya hancur tepat di hari pertunangannya, Kania nama gadis itu menemukan adik tiri dan calon suaminya bercumbu di sebuah apartemen.
Sedih, emosi bercampur jadi satu. Kania pulang mengemudi dengan kecepatan tinggi hingga terjadi kecelakaan naas itu.
Kania terlempar dari dalam mobil hingga wajahnya rusak parah dan tidak di kenali.
Wajahnya yang buruk membuat Ari Laksono, ayah kandungnya yang dulu selalu menyanjungnya membuangnya begitu saja karena gengsi.
Bukan cuma itu saja, bahkan dua teman baiknya menjauh karena Kania sudah tidak seperti dulu lagi.
Penderitaan Kania tidak sampai disitu saja, ibunya yang selama ini mengalami depresi tiba-tiba di vonis gagal jantung.
Di tengah kebingungannya mencari uang untuk pengobatan ibunya akhirnya Kania memilih jalan pintas dengan menjual kesuciannya di pelelangan dunia malam.
Hanya ada di @noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon akos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8. RERE
Sebuah mobil mewah di kemudikan seorang perempuan seksi.
Mobil itu melaju ke pusat kota di iringi lagu luar yang mendayu.
Sesekali perempuan itu tersenyum sembari mengikuti lantunan lagu.
"Sebentar lagi Riko akan jadi milikku, Kania Kania jangan harap kamu bisa mengalahkan ku. Segala cara akan aku lakukan untuk menyingkirkan mu."
Tidak lama kemudian mobil mewah itu berhenti di depan pintu pagar sebuah rumah megah.
Melihat kedatanganya, seorang satpam berlari kecil membuka pintu pagar dan mempersilahkan masuk.
Setelah memarkirkan kendaraan di halaman perempuan itu memperbaiki dandanan dan juga merias wajahnya lalu keluar dari dalam mobil.
Langkah sengaja dibuat-buat bak model menuju kearah pintu masuk rumah.
Belum juga perempuan itu mengetuk pintu seorang pria paru baya sudah muncul di balik pintu.
"Tumben nak Rere datang kemari, pasti cari Riko ya?"
"Betul om, apa Rikonya ada?"
sedapat mungkin Rere mempermanis ucapannya. Karena hanya Sanjaya yang selalu memberi dukungan mendekati Riko.
Sedangkan Isnawati ibu Riko sangat yakin kalau kanialah calon pas buat Riko.
"Riko sedari tadi berangkat ke kantor katanya ada rapat penting dengan pemagang saham. Kamu masuklah dulu kebetulan Tantemu ada di dalam"
"Tidak usah om, om tahu sendiri kalau Tante Risma kurang menyukaiku. Tante maunya kanialah yang pas buat mendampingi Riko."
Sedapat mungkin Rere memperlihatkan wajah sedihnya pada Sanjaya.
"Kamu jangan kuatir, om lebih suka kami dengan Riko ketimbang Kania kakakmu, kamu itu baik dan sopan. Mungkin tantemu hanya tidak suka dengan cara berpakaian mu yang terlihat glamor."
"Kalau masalah penampilan Rere bisa berubah asalkan Riko dan Tante mau menerima apa adanya seperti om menerima Rere selama ini."
"Tenanglah, om akan selalu mendukungmu." balas pria berkumis berperawakan tinggi besar itu.
"Terima kasih banyak om atas supportnya, kalau begitu Rere mohon pamit."
"Kenapa harus buru-buru, kalau nak Rere mau nanti kita sama-sama ke kantor kebetulan om juga mau kesana."
"Tidak usah om takut ngerepotin, lagian Rere kebetulan naik mobil jadi bisa ke kantor sendiri. Permisi om."
Dengan sedikit membungkuk Rere pamit dan langsung menuju kearah mobil.
Tidak lama kepergian Rere seorang perempuan paruh baya yang masih terlihat cantik muncul di balik pintu.
"Untuk apa perempuan itu datang kemari? Tanya Risma
"Cari siapa lagi kalau bukan cari Riko"
"Dasar perempuan tidak tahu malu, jelas-jelas Riko sudah tunangan dengan kakaknya tapi dia masih saja mengejarnya"
"Kamu jangan terus-menerus menyalahkan Rere, salahkan juga Kania yang belakangan ini tidak pernah ada buat Riko. Wajarlah kalau Rere mendekat mengingat Riko kurang kasih sayang."
"Aku heran sama kamu mas, bisa-bisanya kamu memihak perempuan seperti itu."
"Sudahlah Risma, aku tidak mau berdebat denganmu masalah mereka. Urusan kantor tidak ada habisnya mau mengurusi urusan mereka lagi. Kemarikan tasku, aku sudah terlambat."
"Dibilangin terus saja mengelak" Risma menyerahkan tas kerja Sanjaya.
Sementara itu Rere kembali mengemudi menuju kearah kantor Riko sekaligus kantor milik Sanjaya.
Sesekali perempuan cantik itu bersiul dan mengikuti irama lagu yang mendayu dalem mobil
"Andai saja sikap Riko sama dengan ayahnya betapa bahagianya aku di perlakukan bak seorang putri, tapi sungguh sayang om Sanjaya sudah lumayan tua untuk dijadikan pendamping merayunya pun sangat sulit karena dilindungi Mak lampir itu."
Senyum Rere mengembang mengingat kebaikan sanjaya selama ini padanya.
Hampir 20 menit mobil melaju hingga kembali berbelok masuk ke halaman perusahaan sekaligus kantor milik
"SANJAYA Grup"
Rere keluar dari dalam mobil dengan mengenakan kecamatan hitam.
Pandangan liar para pria tentu tidak lepas darinya dan itu Rere menikmatinya.
Dia begitu bangga memperlihatkan lekukan tubuhnya. Makin di lihat maka Rere makin menjadi.
"Riko dimana?"
"Beliau sedang rapat dengan petinggi perusahaan. Kalau ada hal penting yang ingin di bicarakan silahkan tunggu di ruang itu"
Tunjuk seorang petugas resepsionis ke arah ruang tunggu.
"Beraninya kamu menyuruhku menunggu di tempat umum. Apa Kamu tahu kalau Aku ini adalah calon istri atasanmu, jadi aku bisa menunggu dimana pun aku suka tanpa harus menunggu perintah dari siapapun apalagi pegawai kecil sepertimu paham!" bentak Rere pada kedua orang yang berdiri di hadapannya.
Kedua penjaga resepsionis yang ada di sana hanya saling menatap.
"Malas bicara dengan kalian, tidak ada guna, buang-buang energiku saja."
Rere meninggalkan mereka menuju kearah lift. Keduanya sudah tidak berani lagi menatap kearah Rere.
"Kamu dengar apa yang dia katakan tadi? Tanya salah satu penjaga resepsionis pada temanya.
"Aku mendengarnya dengan sangat jelas."
"Bukankah nona Kania yang akan jadi calon istri pak Riko, kenapa jadi ekor layangan putus itu yang ngaku-ngaku"
"Namanya juga ekor layangan kapanpun angin bertiup dia juga pasti ikut bergoyang."
"Sungguh menakutkan perempuan sepertinya, demi ambisi dia rela melakukan apa saja demi mencapai apa yang dia inginkan"
"Sudahlah, kita tidak usah mengurusi urusan mereka kalau kita masih mau bekerja di perusahaan ini."
Lift membawa Rere menuju lantai puncak dimana ruangan Riko berada.
Rere sudah hafal betul jalan menuju keruangan itu karena sudah beberapa kali dia dengan Riko menghabiskan malam panjang mereka di ruangan itu.
Setibanya di ruangan Riko, Rere langsung masuk dan duduk di sofa sembari menyilangkan kedua kakinya membentuk huruf X.
"Sebentar lagi semua ini jadi milikku, dan kamu Kania tidak akan pendapat sepersen pun dari apa yang selama ini jadi milikmu. Sekarang kita lihat siapa diantara kita terbaik, aku atau kamu."
Senyum Rere terpancar indah di wajahnya menatap seisi ruang kerja Riko.
Sambil mengukur waktu Rere memainkan handphonenya.
Belum juga beberapa saat Rere di sana tiba-tiba dua orang masuk.
Riko dan Widia sekretarisnya. Keduanya di kagetkan dengan adanya Rere dalam ruangan.
"Bagaimana kamu bisa masuk kemari?" Bentak Riko melangkah mendekati Rere.
Sebelum menjawab Rere berdiri menghadap Riko dengan kedua tangannya berada di kedua pundak pria itu.
"Tenang sayang, duduk dulu biar aku pijit. Kamu pasti lelah sepanjang pagi ini rapat dengan karyawan"
Dengan santainya Rere berucap seperti itu melihat raut wajah Riko yang sudah memerah.
"Ku ulangi sekali lagi, darimana kamu mendapatkan kunci ruanganku! Kini kedua mata Riko membulat sempurna
Rere mengusap punggung Riko
untuk menenangkan. Sepertinya perempuan itu sudah tahu betul kelemahan pria itu.
******************************
Terus ikuti kisah ini yang tentunya bakal seri dan akan mengungkap misteri demi misteri yang terkandung dalam cerita ini.
Akan up tiap harinya maka itu terus beri dukungan dengan cara like, komen dan vote. Terima kasih.
Lnjut thor..
ada ada saatnya kamu akan merasakan kebahagiaan..
anggap saja ini penebus dosamu di masa² kamu masih sombong ..
fighting
Kmu harus jdi perempuan kuat & tangguh..
Sprtiny medi jodohnya linda..
tetap update
justru si cupu itu kyaknya yg nanti bkal nolongin kania...🤭🤭🤭