Transmigrasi Carra

"Emang lo tau rumah gue?" Zufa yang mendengar pertanyaan Carra tersedak ludahnya sendiri saat akan menyuapkan bubur kedalam mulutnya.

"Uhuk.. uhuk.."

"Makannya pelan-pelan Zuf, gue gak minta kok" Carra menepuk pelan tengkuk Zufa. "Nih minum" Zufa mengambil minuman yang disodorkan Carra kepadanya.

Gleg!.

"Ah.. makasih Car" Lega Zufa setelah meminum air putih yang di sodorkan Carra.

"Iya. Lo tau rumah gue Zuf?" Tanya Carra lagi.

"Emm gu.." Saat akan menjawab pertanyaan dari Carra ucapan Zufa malah terpotong oleh kedatangan seseorang yang memanggil Carra.

"Carla!" Mereka yang di meja makan menoleh kearah seseorang yang memanggil Carra. Di belakang terlihat ada enam pemuda yang sedang berdiri di belakang Carra dan Zufa, enam pemuda itu siapa lagi kalau bukan Arka dkk, dan yang memanggil Carra tadi adalah Bailen.

"Loh kalian ngapain disini?" Tanya Carra heran melihat kearah mereka ber-enam, setahu Carra rumah mereka itu jauh dari sekitar kompleknya ini, lalu kenapa mereka bisa ada disini?, ini sebenarnya pada kenapa sih, perasaan gak janjian tapi kenapa bisa kebetulan ketemu begini?.

"Hehe habis joging kita Car, terus mampir kesini beli bubur buat sarapan" Jawab Bailen sambil duduk di samping kiri Carra namun dia memberi jarak untuk Arka agar duduk di sebelah Carra pas, diikuti Black yang duduk di depan Arka samping kiri Calvino, Abino duduk disebelah Black berhadapan dengan Bailen, lalu Adrisna duduk di sebelah kanan Calvino berhadapan dengan Zufa, sedangkan Valo duduk di ujung menggunakan kursi plastik tunggal karena kursi kayu nya hanya bisa di duduki empat orang saja.

Carra hanya ber 'oh' ria untuk menanggapi ucapan Bailen. Lalu matanya melihat kedepan yang dimana Calvino sudah mengeluarkan aura tidak enak sejak Arka dkk gabung bersama dengan mereka, terlihat Calvino seperti menahan kesal dan marah, otot-otot rahangnya bermunculan, dia menatap dingin Arka, Black dan teman-teman Arka lainnya.

Arka, Black dan juga teman-temannya yang lain juga merasakan aura tidak bersahabat yang di keluarkan Calvino kepada mereka, mendadak suasana di meja itu menjadi canggung dan mencekam karena Arka juga menatap dingin Calvino, mereka berdua beradu tatap dengan aura dingin yang mereka keluarkan.

"Mampus gue! bisa-bisa Calvino mengira gue beneran dekat sama mereka lagi!"

"Kok suasananya jadi suram begini ya Car?" Bisik Zufa kepada Carra.

Carra melirik kearah Zufa. "Gue juga gak tau Zuf" Bisik Carra juga.

Di tengah-tengah situasi tegang di meja itu datang satu orang lagi yang memanggil Carra.

"Carla!" Carra dan semua penghuni meja menatap keasal suara yang memanggil Carra.

"Loh Ter, lo kok disini?" Terra yang di beri pertanyaan oleh Carra bukanya menjawab malah melihat kearah mereka semua yang melihat kearahnya.

"Situasi macam apa ini?" Batin Terra.

"Oi Ter!" Panggil Carra.

Terra tersadar lalu menatap kearah Carra. "Eh.. oh ini Car, gue mau beli bubur buat nyokap gue" Terra lalu mengambil kursi plastik dan duduk di ujung berhadapan dengan Valo yang duduk di ujung juga.

"Oh gitu" Carra melihat mereka semua. "Ini kenapa bisa kebetulan begini sih?" Carra memijit pelipisnya merasa heran dengan situasi mereka saat ini, bagaimana bisa dalam satu hari mereka bisa bertemu begini tanpa pernah membuat janji?.

"Kalian kenapa bisa joging di daerah komplek gue begini? rumah kalian jauh kan dari sini?" Tanya Carra yang ditunjukan untuk Arka dkk.

"Gak tau Car kita di suruh bos" Bailen menggidikan bahunya melirik kearah Arka.

"Iya Car, bener kata Bailen" Timpal Valo.

Arka yang namanya dibawa-bawa menatap tajam kearah Bailen dan juga Valo. Arka seakan kesal kepada mereka berdua karena dirinya di jadikan alasan.

Bailen dan Valo saling melirik saat ditatap tajam Arka, mereka menelan ludah kasar.

"Mampus sepertinya kita salah ngomong nih!" Batin mereka berdua ketar-ketir.

Carra menoleh kearah Arka. "Ngapain jauh-jauh joging kesini Ar?" Arka menatap kearah Carra masih dengan raut datarnya.

"Kenapa? gak boleh?" Bukannya menjawab, Arka malah melemparkan pertanyaan kepada Carra.

Carra mengernyitkan alisnya. "Gue gak larang lo, tapi gue cuman nanya kenapa lo bisa joging jauh sampai ke komplek gue begini?" Arka diam tak menjawab pertanyaan dari Carra.

"Kata bos dia mau lihat seseorang Car" Ucap Bailen mewakili Arka untuk menjawab.

"Seseorang siapa?" Arka menatap tajam Bailen. Sedangkan Calvino menatap dingin Arka, dia seakan tau seseorang yang ingin dilihat Arka itu siapa, sudah jelas pasti Carra lah yang ingin dilihat Arka, Begitupun dengan Black yang menatap Arka curiga namun dia tidak menunjukan raut wajah curiganya itu. Sedangkan teman-teman Arka yang lain serta Terra dan Zufa hanya menyimak pembicaraan mereka saja.

Bailen yang kembali ditatap tajam oleh Arka membatin. "Anying gue salah ngomong lagi!"

Plak!.

Valo menggeplak kepala belakang Bailen. "Mampus lo! bos marah sama lo!" Bisik Valo tertawa mengejek melihat raut wajah Bailen yang sudah pucat pasi.

"Kan emang bener bos yang ngajak kita buat joging di deket sini, lalu apa salah gue cok!" Bisik Bailen juga kepada Valo. Memang benar yang dikatakan Bailen, bahwa Arka memang mengajak mereka untuk joging di daerah komplek Carra, tadi malam mereka ber-enam menginap di bascame lalu tiba-tiba saja Arka mengajak mereka untuk joging pagi nanti di sekitar komplek Carra, saat ditanya Bailen alasan mereka joging di sekitar komplek mansion Carra, Arka hanya menjawabnya 'ingin melihat seseorang', mereka yang mendengar itu tentu saja langsung berseru heboh dan langsung membrondong Arka dengan pertanyaan karena mereka mengira bos mereka mau ngapeli seseorang, namun Arka tak menjawab pertanyaan dari mereka.

Di tengah-tengah itu penjual bubur datang membawa pesanan Arka, Black dan teman-teman serta Terra.

"Ini buburnya sudah datang silahkan di makan"

"Makasih pak" Ucap Adrisna mewakili teman-temannya. Lalu penjual bubur itu langsung kembali ketempat gerobaknya.

Arka, Black serta teman-temannya yang lain langsung menyudahi pembicaraan mereka dan langsung memakan bubur mereka, karena perut mereka sudah meminta di isi dari tadi.

Srek!.

Tiba-tiba saja Calvino berdiri dari duduknya sambil memegang tangan Carra. "Ayo kita pulang" Ajak Calvino kepada Carra.

Carra yang memang mengetahui bahwa Calvino memang sudah dari tadi menahan kesal akhirnya menurut dan langsung berdiri dari duduk nya.

"Ayo kak" Carra menatap kearah mereka yang ada di meja. "Gue duluan ya semua"

"Iya Car, gue juga mau pulang ini mau nganterin bubur nyokap" Ucap Terra lalu berdiri dari duduknya.

"Gue juga" Timpal Zufa yang juga langsung berdiri dari duduknya.

Arka, Black dan teman-temannya melihat kearah mereka. "Udahan nih kalian makannya? padahal kita baru datang" Ucap Bailen.

"Lo telat datangnya" Ujar Terra melirik sinis Bailen.

"Dih lo kali ya datangnya telat" Cibir Bailen kepada Terra. Terra yang melihat itu melotot kesal kearah Bailen.

"Udahlah" Lerai Carra. "Gue duluan ya"

"Iya Car" Jawab Abino, Valo, dan Adrisna bersamaan, sedangkan Arka dan Black hanya mengangguk kecil untuk merespon Carra. Lalu Calvino segera menggandeng tangan Carra dan membawanya pergi dari sana, begitupula dengan Terra dan Zufa juga pergi dari sana untuk pulang ke rumah mereka masing-masing, menyisakan Arka, Black dan teman-temannya yang masih menikmati bubur mereka.