"Kau tidak bisa pergi dariku, mana mungkin aku melepasmu setelah aku bisa merasakan hasratku bangkit, kau tidak bisa hanya datang karena ingin merasakan kepuasan! Selena Agatha." Lirih Bentley Leister.
Selena Bianca Agatha seorang mahasiswi cantik berumur (22 tahun) ia terkejut tat kala orang yang begitu ia kenal dan sudah beristri menanyakan hal dewasa yang belum pernah ia rasakan sebelumnya baik dia maupun pria tersebut.
Di samping itu keanehan terjadi pada pria tampan berkuasa yaitu Bentley Max Leister (32 tahun) dimana hasrat bercintanya malah membara ketika bertemu dengan adik dari sahabatnya sendiri yang seharusnya ia rasakan bersama sang istri.
.
.
Lantas bagaimana hubungan Bentley dan Selena ke depannya? dan apakah Ben mampu menahan gejolak pada dirinya yang ia anggap bermasalah?
SIMAK KISAH LENGKAPNYA>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilla_Nurpasya_Aryany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 21
Ben tak mempedulikan itu, yang awalnya kecupan lembut kini Ben mel*matnya menyesap bibir manis Selena dalam-dalam, menyampaikan rasa sayang dan gairahnya bersamaan.
"Tidak, bagaimana ini?.." Jujur Selena panik karena pertama kalinya.
Lidah Ben menuntun bibir sexy Selena untuk terbuka, jantung Selena semakin tak karuan di sini Ben tak memberi celah untuk Selena dapat berontak.
Grrt!
"Ah!.." Ringis Ben saat bibir atasnya di gigit Selena, ciuman pun terlepas. "Kenapa!?."
Selena tampak ngos-ngosan karena tak bisa bernafas. "Om ini pertama kalinya bagiku, jangan membuatku bingung dan panik apalagi sampai membuatku kehabisan nafas!." Sedikit kesal Selena, wajah cantiknya tampak merah merona.
Mendengar itu Ben tersenyum tipis. "Aku tak bisa menahannya kau membuatku gila anak kecil."
Selena memutar mata malas, ia mengalihkan pandangan karena entah kenapa perasaannya bak diajak naik ke atas awan. Selena tak menyangka jika rasanya ciuman ternyata seperti itu, rasa penasarannya kini terpenuhi namun ada dorongan yang terus menginginkan lebih.
"Kau mencuri ciuman pertamaku om!."
Ben meraih wajah cantik Selena agar menatapnya kembali. "Maaf sudah melewati batas, cium kembali bibirku jika ke depannya kau mengijinkan untuk terus seperti itu."
"Dan jika kau tak mau dan cukup sampai di sini segeralah bangun dan pergi, aku tak akan melakukannya lagi sampai kapanpun." Lanjut Ben dengan suara beratnya.
Selena terdiam mencerna ucapan pria tampan itu. "Aku mau pergi tapi ciuman pertamaku sudah kau ambil, bisa kembalikan lagi??."
"Paling dengan menciumnya lagi, mau?."
"T-tapi kalau kita ciuman lagi tandanya aku mengijinkan-mu untuk terus menciumku om, kau sengaja menjebak ku!?." Timpal Selena yang tidak diberi celah untuk pergi.
"Pilih saja yang tadi, tentukan dari sekarang!." To the point Bentley.
Selena bimbang ia menginginkan pergi berarti kesepakatan diantara keduanya juga berakhir, tapi tidak mungkin juga Selena mencari pria lain lagi untuk memenuhi rasa penasarannya itu. Sama saja ia gonta-ganti pasangan Selena tak mau itu, dan mungkin Ben akan melaporkan itu pada keluarganya.
"Aku tidak mau pergi.." Ujar Selena jujur mengambil keputusan, ia sebenarnya deg-degan karena sudah melewati batas berduaan seperti ini di kamar pria dewasa.
Much!!
Selena mengecup pipi Ben sebagai buktinya. "Sudah, sekarang izinkan aku untuk berpakaian om."
"Itu bukan ciuman anak kecil..." Lirih Ben dengan wajah sedikit malas.
"Om dengar tadi itu kan ciuman yang seharusnya dilakukan oleh pasangan yang saling mencintai satu sama lain, sedangkan kita?."
"Hanya terikat kesepakatan." Lanjut Selena, namun bohong jika Selena tak menyukainya juga, ia hanya menahan diri agar tidak terlalu jauh saja.
"Bukannya kau penasaran akan hal dewasa? ini bisa dijadikan jawaban." Balas Ben, kepalanya sudah pening akan hasrat yang terpendam ia butuh pelampiasan gairah.
Selena tak langsung menjawab entah apa yang ada dipikirannya.
Ben mengalihkan pandangan, bisa gila ternyata lama-lama menatap wajah cantik itu yang sedang telanjang dada. "Tak apa tidak harus menciumku jika tak mau, pergilah sebelum larut malam." Ben tak mau memaksa bukan itu tujuannya.
"No.." Jawab Selena.
Ben mengerutkan kening tak tahu maksudnya.
Dengan tangan kiri yang masih menutup area dadanya, tangan kanan Selena meraih wajah tampan Ben menariknya untuk mencium bibir sexy pria itu.
Bentley terdiam karena tak menyangkanya, Selena menciumnya namun tidak melakukan apa-apa hanya menyatukan.
Bagai mendapat lampu hijau Ben menarik tengkuk Selena, mulai m*lumat bibir sexy-nya dengan lembut menuntun Selena untuk membalas pagutan.
Nafas keduanya terengah-engah.
"Buka mulutnya..." Bisik Ben memasukkan telunjuknya sampai menyentuh lidah Selena.
Selena membuka sedikit bibirnya, Ben kembali melanjutkan ciuman itu bahkan semakin memanas menyesap setiap inci manis bibir atas dan bawah Selena bergantian.
Sensasi yang menggairahkan itu kembali Selena rasakan, kenapa ciuman itu bisa secandu ini? padahal dulu Selena menganggap itu menjijikkan. Akhirnya ia tahu bagaimana rasanya ciuman.
Mata keduanya terpejam, walaupun masih amat begitu kaku Selena perlahan ikut membalas pagutan Ben.
Ben meraih tangan Selena menggenggam dengan tindihan, bibir ranum itu seperti lollipop bagi Ben. Ia tak bisa menahan diri Selena membuat dirinya gila.
Saat merasakan tangan kekar Ben hendak menarik penutup dadanya, mata Selena terbuka. Ini sudah melewati batas yang ia kira, Selena mulai tersadar mengingat hubungan mereka saat ini.
Di dorongnya tubuh atletis Ben, sehingga ciuman panas itu terlepas.
Dengan nafas terengah-engah mata keduanya saling tatap, tanpa bicara lagi Selena keluar dari kungkungan tubuh kekar Ben mengenakan pakaian kembali dan berlalu pergi dari sana meninggalkan pria tampan itu sendirian.
Bentley terdiam, ia menggigit bibir bawahnya mengelus yang basah bekas ciuman barusan.
"Jadi apa maksudnya setelah memberiku harapan kau pergi begitu saja anak kecil??."
.
TBC
Ayo tinggalkan jejaknya sebagai dukungan jangan lupa ya!🤗😉
love sekebon deh