Menceritakan tentang Vela, gadis yang tiada karena di bunuh oleh orang yang telah membunuh kekasihnya. Ia terbangun di kehidupan sebelumnya, pada masa Dinasti Kerajaan. Ia seorang Putri Kerajaan bernama Tania, Putri lemah yang dibenci oleh ayahnya dan selalu disiksa oleh saudara dan ibu tirinya.
Putri Tania sangat membenci Raja Oberon, Laki-laki yang sudah lama akan dijodohkan dengannya, Tania dan keluarganya tidak bisa menolak perjodohan itu, karena Raja Oberon adalah Raja terkuat, terkejam, dan ialah Raja di atas para Raja. Namun, bagi Vela, Raja Oberon adalah orang yang sangat berarti dalam hidupnya.
Saat tiba-tiba Putri Tania (Vela) menerima Perjodohan nya dengan Raja Oberon, saat itulah semuanya berubah. Di mulai Tania yang membalas semua perlakuan ayah dan ibu tirinya, melalui kekuasaan yang diberikan Raja Oberon, dan munculnya orang-orang terdekat Vela.
#1 Fantasi series
#Kalau suka jangan lupa jejaknya❤
#*** Konten UwU tinggi ya
#1000% karya original
#Plagiat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Salvador, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 12 : Kebencian (Flashback 2)
Oberon menginjakkan kakinya di halaman Istana Dalbert, sekarang adalah kedua kalinya ia di sini setelah mengantar Tania dua minggu yang lalu.
Oberon datang bersama beberapa prajurit Kerajaan Corvus yang terlatih, dua pengawal yang menjaga di gerbang Istana Dalbert mempersilahkan nya masuk, awalnya mereka berfikir kedatangan Raja Oberon untuk memulai peperangan sebab ia baru saja menjajah Kerajaan tetangga mereka, Kerajaan Vandory. Namun dilihat dari jumlah prajurit yang Raja Oberon bawa tidak sampai 10 orang, itu tidak mungkin. Salah satu dari prajurit Dalbert melapor pada Rajanya, Raja Atlas atas kedatangan Raja Oberon.
Raja Atlas menyambut langsung kedatangan Raja Oberon, di dampingi istri sahnya, Ratu Miranda.
“Salam Hormat Yang Mulia Raja Oberon.” Sapa Raja Atlas dengan sedikit menunduk, diikuti Ratu Miranda.
“Keberadaan saya di sini untuk menyambut kedatangan Anda, saya persilahkan dengan penuh hormat pada Anda memasuki Istana Dalbert.” Oberon mengangguk, ia mengikuti langkah Raja Atlas dan Ratu Miranda yang menuju ruang utama Kerajaan.
Oberon duduk dengan para prajuritnya yang berdiri di belakangnya. “Raja Atlas, aku tidak ingin berasa basi. Kedatangan ku kemari untuk menawarkan tentang Kerajaan mu ini.” Ucapnya.
“Seperti yang kau ketahui beberapa minggu lalu Kerajaan Vandory sudah berperang denganku, dan sekarang Kerajaan itu secara resmi menjadi wilayah kekuasaanku.” Lanjutnya. Raja Atlas mengangguk patuh mendengarkan.
“Dan sekarang, aku ingin memberikan penawaran. Kau juga ingin berperang denganku, atau membuat Kerajaan Dalbert dalam kekuasaanku dengan kau yang tetap pada posisimu.” Ucap Oberon.
Raja Atlas membulatkan mata mendengar penawaran Raja Oberon, “Aku, tetap pada posisiku?”
Raja Oberon mengangguk, “Bahkan seluruh hasil dari Kerajaan Dalbert tidak akan terbagi, hasil pertanian ataupun rempah-rempah rakyat tetap akan menjadi milik Kerajaan Dalbert. Tapi jika kau memberontak aku akan langsung menyuruh orang ku untuk mengambil posisimu sebagai seorang Raja.” Jelas Oberon, Raja Atlas mengangguk mengerti.
Jikalau Raja Atlas memilih berperang, ia yakin mustahil akan menang melawan Kerajaan besar seperti Corvus, prajurit yang di bawa Raja Oberon pun tentu prajurit terlatih, perbandingannya bisa saja 30:1 jika melawan prajuritnya. Ditambah sihir Raja Oberon yang dengan mudah membunuh puluhan orang dalam hitungan detik.
Tanpa ragu Raja Atlas mengangguk yakin, “Tentu aku memilih menjadikan wilayah Dalbert sebagai wilayah kekuasaanmu, Raja Oberon. Memilih berperang denganmu sama saja dengan menyerahkan diriku Cuma-Cuma.” Ucapnya.
Oberon memerintahkan salah satu prajuritnya maju membawa surat resmi milik wilayah Kerajaan Corvus dengan bulu tinta hitam pada Raja Atlas, menyuruhnya menandatangani peresmian bahwa Kerajaan Dalbert saat ini resmi menjadi salah satu wilayah kekuasaan Corvus. Dan tanpa ragu Raja Atlas menandatanganinya.
Mereka berjabat tangan tanda keputusan akhir telah diambil. “Aku sangat senang jika Raja Oberon bisa makan siang bersama dengan keluarga Kerajaan Dalbert.” Ajak Raja Atlas.
Diam-diam Raja Oberon tersenyum kecil penuh arti, ia mengangguk, “Tentu.” Karena tujuan utama ku bertemu dengan calon Ratu Kerajaan Corvus. Batinnya.
Raja Atlas membawa Raja Oberon ke ruang makan Kerajaan, Raja Atlas duduk diikuti Ratu Miranda di hadapan kirinya dan Raja Oberon di sebelah kanannya. Dayang dan pelayanan pun mulai menyajikan makanan.
“Sebelumnya perkenalkan ini istriku, Ratu Miranda Ellischa Dalbert.” Ucap Raja Atlas memperkenalkan Ratu Miranda, Ratu Miranda tersenyum manis dan sedikit menunduk. Raja Oberon mengangguk.
“Dayang, panggilkan Selir Elara dan Selir Larissa, dan putri-putriku.” Suruh Raja Atlas pada salah satu Dayang, Dayang itu mengangguk.
Tak lama Kedua Selir Raja Atlas dan Putri Bianca datang, mereka duduk di samping Ratu Miranda.
“Raja Oberon, perkenalkan dia Selir Elara, dan di sebelahnya Selir Larissa.” Kedua Selir itu tersenyum pada Oberon.
“Dan dia Putri Bianca Giselle Dalbert, Putri Ratu Miranda. Ia adalah calon penerus Kerajaan ku kelak.” Putri Bianca tersenyum manis, “Salam Yang Mulia Raja Oberon.” Sapanya ramah, Oberon sedari tadi hanya mengangguk menanggapi.
Aaa, benar-benar masih muda dan sangat tampan. Aku harus bisa menjadi Ratunya kelak. Batin Putri Bianca.
“Bianca, dimana Tania?” Tanya Raja Atlas. Se benci-benci Raja Atlas pada Tania ia tetap mengakui Tania di depan umum, karena bagaimanapun ia adalah Putri Permaisuri Ratu Cordelia yang telah tiada.
Ah, dia yang kutunggu. Batu Oberon senang.
“Sebentar lagi dia datang ayah, mungkin sedang bersiap.” Jawab Putri Bianca.
Tak lama datang seorang gadis dengan gaun putih panjang, “Maaf aku terlambat.” Ucapnya lembut. Raja Oberon langsung menoleh mendengar suara yang sangat ia kenali itu, ia melihat Putri Tania memakai gaun putih, berbeda model dengan saat mereka bertemu, yang Tania pakai sekarang dengan model berjumbai sedangkan saat itu hanya gaun polos .
Tania terkejut mendapati seseorang yang pernah bertemu dengannya dulu duduk di hadapan ayahnya, padahal tadi Bianca bilang kehadiran Raja dari Kerajaan Corvus.
Apa mungkin, dia... Batin Tania.
Tania duduk di sebelah Selir Larissa dengan mata Oberon yang tidak pernah lepas memandangnya.
“Dan dia Putri pertamaku, Raja Oberon. Titania Eylonwy Dalbert, Putri mendiang Permaisuri Cordelia.” Ada rasa sedih saat Raja Atlas mengucapkan nama perempuan yang sangat dicintainya itu, namun ia menutupinya dengan tersenyum.
Dia, Raja Oberon? Batin Tania terkejut.
“Hmm, jika aku boleh tau. Kenapa bukan Putri Tania yang menjadi Putri Mahkota?” Tanya Raja Oberon.
“Putri Tania sedari kecil tidak bisa beladiri sedikitpun, bahkan sampai remaja ia sama kali tidak bisa menggunakan sihir. Tidak mungkin aku memberinya gelar Putri Mahkota pada Tania yang terlalu lemah.” Jelas Raja Atlas. Tania yang mendengar itu merasa sedikit malu, ia menundukkan kepalanya.
Sial! Aku salah bertanya, aku membuatnya sedih. Batin Oberon ketika ia melihat Tania yang menunduk.
“Mari Raja Oberon, silahkan nikmati hidangan Kerajaan Dalbert.” Ucap Raja Atlas.
“Silahkan kalian duluan, aku ingin berbicara empat mata dengan Putri Tania.” Ucap Oberon membuat mereka semua terkejut, bahkan Tania sendiri juga.
“Bisa tunjukkan jalan ke taman di sini?” Tanya Raja Oberon, “Hanya lurus dan belok kanan dari sini Yang Mulia.” Jawab Raja Atlas.
Raja Oberon segera menarik tangan Tania untuk membawanya, Tania menurut.
Sampai di taman istana seakan teringat sesuatu Tania melepaskan tangannya paksa. Oberon menyerngit, “Kenapa? Ahh kau mengingatku bukan?” Tanya Oberon lembut.
“Kau, Raja Oberon? Raja Kerajaan Corvus?” Tania bertanya balik, Mengabaikan pertanyaan Oberon.
Oberon mengangguk, “Tujuan ku ke sini untuk melamar mu, Putri Tania.” Ucap Oberon lembut dengan tersenyum manis yang hanya diperlihatkan untuk Tania seorang.
Tania menggeleng, “Tidak, aku tidak mau.” Jawab Tania, ia mundur dan hendak kembali ke dalam Istana, namun dicegah Oberon, ia menarik tangan Tania membuat posisi mereka menjadi dekat.
Tania menjauh, “Kenapa? Kenapa kau tidak mau? Apa aku membuat kesalahan padamu?” Tanya Oberon.
“Kau memang pernah menyelamatkan nyawaku, Yang Mulia. Tapi tak kusangka Kau seorang Raja dari Kerajaan Corvus.” Jawab Tania.
Oberon tidak mengerti, “Apa masalahnya jika aku seorang Raja? Kau keberatan?” Tanyanya.
Tania menggeleng. Ia tau betul seorang Raja Kerajaan Corvus, Raja yang sangat kejam, suka memperluas wilayah dengan menjajah, dan tidak berperasaan. Walaupun Tania tidak pernah bertemu, hampir seluruh penjuru negri mengetahui bagaimana seorang Raja Kerajaan Corvus.
“Kau menyelamatkan nyawaku. Tapi aku tau, sudah ribuan nyawa melayang karena ulahmu yang egois, kau suka bertindak semaumu!” Jawab Tania.
Sekarang Oberon mengerti, Tania tidak menyukainya karena isu yang beredar tentangnya, ah bukan isu tapi semua itu benar-benar fakta.
“Apa ribuan nyawa itu ada hubungannya denganmu? Sekejam apapun aku aku bersumpah tidak akan pernah menyakitimu, Tania.” Ucap Oberon.
“Memang tidak ada hubungannya denganku. Tapi aku benar-benar membenci orang suka bertindak sesuka hatinya. Kau mencabut nyawa banyak orang, apa kau fikir nyawa itu mainan?” Tanya Tania.
Oberon terkekeh, “Nyawa mereka tidak penting, untuk apa kau mengurusi mereka?”
“Aku akan mengajukan perjodohan dengan ayahmu, Tania.” Ucap Oberon, Tania menggeleng, “Sampai kapanpun aku tidak mau menikah denganmu!” Ucap Tania yakin.
“Aku tidak akan memaksamu, tapi suatu saat nanti akan kubuat kau jatuh cinta padaku, Titania!” Ucap Oberon tegas.
“Kau, egois. Aku membencimu!”
Flashback off
***
1.232+ kata❤
Mau aku buat dua part tapi ntar kebanyakan flashback terus kalian lupa sama yg sekarang.
Tetep stay ya, like and komen boleh lah:)