Generation Sandwich, istilah yang sering di gunakan baru-baru ini. Mungkin sebagian ada yang menjadi pelakunya, ada juga yang menganggapnya hanya sebuah sudut pandang semata.
Tumbuh dan besar dari kalangan menengah kebawah menjadikan seorang gadis cantik bernama Hima Narayan kuat dalam menjalani kehidupannya.
Tanpa di ketahui banyak orang, nyatanya Hima menyimpan luka dan trauma tersendiri dalam hidupnya. Tentang pengkhianatan dan kekecewaan di masa lalu.
Ganindra Pramudya Suryawilaga : " Saat aku pikir kamu adalah rumah yang ku tuju. Tapi kamu justru menjauh saat aku ingin menggapai mu. Beri aku kesempatan sekali lagi Hima!"
Kehidupan keluarganya dan kisah cintanya tak pernah berpihak padanya. Akankah Hima menyerah dengan kehidupannya???? Lantas bagaimana dengan kisah cinta gadis itu?
Semoga para reader's kesayangan berkenan mampir, terimakasih 🙏🙏🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Ganin sudah tiba di samping motornya. Dan saat baru duduk, ia merogoh kantong celananya. Ada yang menghubunginya.
[Hallo]
[........]
[Belum ada pergerakan yang mencurigakan]
[........]
[Heum, gue masih mempelajari denah bangunan. Juga tempat-tempat strategis yang disinyalir bisa di gunakan untuk transaksi]
[......]
[Hem, besok gue ke kantor pagi-pagi]
[.....]
[Ya ya ya]
Setelah mematikan ponselnya, seseorang memanggil namanya.
"Ganin!", panggil Hima.
"Hima!!!!", panggil Bayu. Panggilan Bayu terhadap Hima pun menarik perhatian Ganin.
Hima yang tadinya akan berbicara dengan Ganin pun terpaksa mendekati Bayu, atasannya! Ganin sendiri masih duduk di jok motornya.
"Kenapa, Mas?", tanya Hima pada Bayu.
"Teman kamu jadi kasbon? Besok suruh menghadap!", kata Bayu. Hima mengangguk saja. Lalu Bayu menatap Ganin yang tengah menatap dirinya bersama Hima.
"Ada lagi mas? Kalo ngga saya mau pulang!", kata Hima.
"Kamu pulang sama dia, apa jalan?", tanya Bayu. Hima menolehkan kepalanya karena mata Bayu tertuju pada Ganin yang tengah menatapnya.
"Jalan mas. Kenapa?", tanya Hima.
"Oh...bagus lah! Oh iya, kamu lewat jalan Xxx kan? Boleh nitip?", tanya Bayu sambil memberikan sebuah kantong plastik berwarna putih.
Ganin yang sejak tadi memandangi Hima dan Bayu pun memicingkan matanya. Dia kepo apa yang Bayu berikan pada Hima.
"Nitip buat siapa mas?", tanya Hima.
"Teman ku. Dia biasa duduk di poskamling yang di perempatan gang itu. Orangnya pakai baju merah! Cowok tapi rambutnya panjang!", Bayu mendeskripsikan ciri-ciri temannya itu.
"Eum... gimana ya mas, bukan ngga mau tapi....", ucapan Hima menggantung.
"Emang isinya apa pak Bayu, saya juga mau kalo disuruh!", tiba-tiba Ganin menyela obrolan Hima dan Bayu.
Kantong yang tadi di tangan Hima kembali di rebut oleh Bayu.
"Makanan ringan! Ngga, saya maunya nyuruh Hima saja. Biar dia sekalian jalan!", kata Bayu. Hima memicingkan matanya.
"Pak Bayu ini aneh, ada yang nawarin bantuan kok malah ngga mau!", Ganin terkekeh.
"Ya...ya...saya maunya Hima aja yang antar!", kata Bayu.
"Ya saya sama Hima bisa naik motor bersama. Kami satu arah dan tujuan kok! Lagian isinya kan cuma makanan ringan pak Bayu, saya juga ngga bakal nyolek makanannya kok. Kecuali itu isinya bom ...atau narkoba!", Ganin menyunggingkan senyumnya pepso.
Hima melipat bibirnya. Baru kali ini ada anak baru yang menolak Bayu saat di suruh.
Bayu mencebikkan bibirnya.
"Ngga usah, saya antar sendiri saja!", kata Bayu langsung meninggalkan Ganin dan Hima.
"Jadi, mau kan pulang bareng?", tawar Ganin.
"Ya udah deh, kalo maksa!", kata Hima. Ganin tertawa pelan. Lalu keduanya pun menaiki motor dan melesat keluar untuk pulang ke kost mereka.
"Nin, aku berhenti di depan warteg aja deh. Sekalian beli makan buat ntar malem!", kata Hima. Ganin pun mengiyakannya.
"Aku juga mau beli sekalian deh!", kata Ganin.
🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾🌾
Hari sudah gelap, Hima yang sudah makan malam dan membersihkan diri pun hanya berguling di atas kasurnya.
Rasa lelah setiap harinya membuat tubuhnya merasa butuh di istirahatkan.
Meski bukan jam kerja, ternyata pekerjaan masih terus membayangi Hima. Ponselnya sibuk dengan chat dari para SPG juga Pa yang menanyakan stok gudang.
''Mereka ngga bisa gitu nanya besok aja???", gumam Hima. Mau tak mau Hima pun duduk dan membuka stok barang yang ada di emailnya.
Kenapa bisa begitu???
Hima memang memikirkan hal seperti ini, di hubungi saat dia tak ada di gudang.
Jam sudah menunjukkan hampir jam setengah sebelas malam. Sayup-sayup ia mendengar tawa beberapa laki-laki di kamar sebelah.
"Temen-temennya Ganin kali ya?", gumam Hima. Ia tak mau kepo dengan hal yang bukan urusannya. Setelah membalas pesan-pesan rekan kerjanya, Hima pun memilih untuk tidur dengan memasang handsfree di telinganya.
Di kamar yang bersebelahan dengan kamar Hima, Ganindra dan dua rekannya sedang mengobrol.
"Enak ngga jadi kuli angkat begitu?", ledek Eros, rekan Ganin. Ganin mencebikkan bibirnya. Saat di depan Hima tadi, ia berpura-pura baik-baik saja. Tapi setelah berada di kamar, ia memanggil teman-temannya.
Dia meminta rekannya untuk memijat dan menginjak-injak tubuh lelahnya.
"Baru sehari Ndra, belum ada pergerakan apa pun kan?", tanya Tyo, rekan Ganindra satu lagi.
"Heum! Dan selama gue masih tugas di sana, tugas kalian adalah mijitin gue!", kata Ganin dengan senyum devil.
Plakkkkk!
Dua temannya itu memukul lengan Ganin yang tertawa puas.
"Tadi sih gue sempet curiga!", kata Ganin.
"Soal?", tanya Eros.
"Entah dia atau bukan yang menjadi pelaku atau dalang di sana."
"Maksudnya?", tanya Tyo.
"Tadi, Hima tuh sebelah kamar gue. Dia disuruh buat anterin sesuatu sama target!"
"Hima? Cewek?", tanya Tyo. Ganin mengangguk.
"Cakep ngga?", tanya Eros.
Ganin memutar bola matanya malas. Dia pun menceritakan tentang apa yang sudah ia selidiki di tempat ia 'kerja' saat ini.
Yups, Ganin dan dua temannya merupakan 'anggota'. Hal yang sedang di cari tahu oleh Ganin adalah peredaran narkoba di supermarket Xxx yang di sinyalir di lakukan beberapa oknum yang bekerja di sana.
Itu pun atas petunjuk salah seorang saksi yang tak ingin di ketahui identitasnya.
Saat tengah malam, dua rekan Ganin pun berpamitan.
"Besok pagi absen, baru jadi kuli gudang wkwkwkw!", sahut Eros.
"Iyaaa....!", sahut Ganin malas. Sungguh, saat pelatihan beberapa tahun silam rasa lelahnya tak sampai seperti ini.
Lalu bagaimana dengan mereka yang sudah bertahun-tahun kerja di sana ya??? Batin Ganin.
Usai mengantar temannya keluar gerbang, Ganin kembali ke kamarnya. Dia melihat lampu kamar Hima yang sudah padam.
Lelaki itu pun langsung masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat. Besok sebelum ke gudang, Ganin harus absen dan apel lebih dulu ke kantor kesatuannya.
🌾🌾🌾🌾🌾🌾
Bayu masih terbawa emosi karena tadi ia gagal menyuruh Hima mengantar paketnya. Alhasil ia mengantar sendiri.
Dan ia terpaksa berjalan kaki meninggalkan mobilnya yang ada jauh di depan gang di mana ia bertemu dengan 'kliennya' tersebut.
"Transfer deh!", kata lelaki gondrong itu pada Bayu.
"Gue tunggu!", kata Bayu.
Setelah itu Bayu pun lekas pergi meninggalkan gang kecil dan kumuh itu. Andai tadi Hima mau di suruh, tidak mungkin ia capek-capek begini.
Belum lagi nanti di rumah. Mona alias Asmunah yang bawel dirinya pulang terlambat dan mendengar keluhannya yang lelah mengurus bayi mereka.
"Arrrrrgggggghhhh sialan tuh bocah! Siapa sih dia itu? Bisa-bisanya gagalin rencana gue!", monolog Bayu yang masih kesal pada Ganin.
Bayu pun meninggalkan kawasan itu dan pulang ke rumahnya.
Pagi harinya....
Ganin sudah siap dengan celana bahan dan kemeja rapi. Tak lupa ia mengenakan jaket hitam miliknya. Saat dia keluar kamar, Hima pun keluar kamar dengan handuk yang menutupi kepalanya seperti yang sudah-sudah Ganin lihat.
Entah rambut gadis itu panjang atau pendek, Ganin tidak tahu. Karena saat bekerja pun, Hima memakai hijab meski bukan hijab yang lebar.
"Hai, Hima?", sapa Ganin ramah.
"Eum, iya. Pagi bener, mau ke gudang?", tanya Hima. Ganin tersenyum.
"Ngga, ada urusan. Tapi nanti aku kerja kok. Tenang aja!", ujar Ganin. Hima hanya mengangguk lalu ia pun meninggalkan Ganin.
"Cuek banget sih tuh cewek? Apa iya yang bang Ari bilang, dia itu sengaja masang jarak sama lawan jenis? Tapi kenapa? Ngga mungkin kan di lesbian? Astaghfirullah? Ngga mungkin lah! Dia aja solat nya rajin kok! Jahat banget mikir nya gue ya...!!", batin Ganin.
Tapi setelah itu ia pun meninggalkan kamar kosnya lalu meluncur ke kantor kesatuannya.
🍃🍃🍃🍃🍃
Ngga jauh2 kaya papa Ziyad 🤭
Tapi ceritanya beda kok 😁😬✌️
Kasih bonchap dong
mksh ya thor atas bacaannya yg luar biasa sukses trs dengan karya² baruy..love² buat ithor💖💖💖💖💖💖💖