"Hey, Dad !!"
Tidak ada angin maupun hujan tiba-tiba Kaizar di panggil ayah oleh dua bocah kembar yang kebetulan ia temui di sebuah mall.
"Jangan panggil aku Daddy, aku belum menikah." Tolak pria itu dengan tegas.
Namun sejak saat itu hidup Kaizar selalu di ganggu oleh ke dua bocah nakal itu.
Siapa sebenarnya mereka dan ada hubungan apa mereka dengan Elle sekretaris sekaligus partner ranjangnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~26
"Tentu saja saya tidak mungkin mengenal penghuni apartemen satu persatu pak, lagipula waktu saya sudah habis untuk bekerja dan tak ada kesempatan untuk berbasa-basi dengan mereka." Terang Elle, lagipula apartemen adalah sebuah tempat dengan tingkat keprivasian yang sangat tinggi di banding dengan komplek perumahan yang membuat penghuninya bebas bergosip ria dengan para tetangga.
"Tak bisa di andalkan." Kaizar nampak kesal lalu kembali masuk ke dalam ruangannya dan membanting pintunya dengan sedikit kasar.
Semoga saja anak-anak itu tak muncul lagi dalam hidupnya, ia bukan membenci mereka tapi tingkah mereka yang membuat semua orang salah paham dengannya. Semoga saja kejadian tadi tak menjadi gosip di luar sana karena nama baik keluarga dan perusahaannya pasti akan terganggu.
"Ada apa dengannya ?" Elle nampak tak mengerti, entahlah sifat pria itu akhir-akhir ini sedikit aneh.
"Apa putraku ada di dalam ?" Tiba-tiba seorang wanita paruh baya menghampiri mejanya dan tentu saja itu membuat Elle langsung beranjak, yang ia tahu wanita itu adalah ibu dari bosnya karena mereka pernah bertemu saat di ajak ke rumahnya dulu.
"Selamat sore nyonya, bapak ada di dalam." Sahut Elle dengan sopan.
Nyonya Ranti nampak tersenyum kecil lalu segera masuk ke dalam ruangan tersebut, bukan tanpa alasan ia bersikap ramah seperti itu karena menurutnya asisten putranya kali ini benar-benar profesional. Selain karena bersikap sopan dan tutur katanya lembut juga penampilannya sangat tertutup.
Berbeda sekali dengan asisten-asisten sebelumnya yang selalu bersikap menggoda dan berharap bisa menjadi menantu di keluarga besarnya, tentu saja itu tidak mungkin akan terjadi karena kriteria calon menantunya harus benar-benar yang terbaik.
"Kenapa mama datang kesini ?" Kaizar yang tengah sibuk dengan pekerjaannya nampak terkejut melihat kedatangan ibunya yang tiba-tiba.
"Jadi apa mama tidak boleh berkunjung kesini ?" Wanita itu nampak mencibir.
"Bukan begitu ma, tumben saja mama datang kesini." Kaizar nampak beranjak lalu mendekati ibunya tersebut dan membawa wanita itu duduk di sofa tak jauh dari sana.
"Kebetulan tadi mama habis ketemu dengan ibunya Karin." Terang nyonya Ranti.
"Lalu ?" Kaizar bertanya sambil mengetik sesuatu di ponselnya.
"Berikan ibuku minuman dan juga kudapan !!"
Ketiknya lalu mengirimnya pada sang asisten, ia ingin ibunya merasa nyaman berada di dalam ruangannya.
"Sepertinya Karin sedikit menunda kedatangannya karena harus mengurus pekerjaannya dulu di sana." Terang sang ibu seraya menghempaskan bobot tubuhnya di atas sofa.
"Oh." Timpal Kaizar datar namun matanya tetap fokus ke layar ponselnya untuk membaca pesan balasan dari asistennya itu.
"Tapi saya tidak tahu selera beliau, pak."
"Terserah kamu saja." Balasnya kemudian.
"Kai, kamu tidak mendengarkan cerita mama ?" Nyonya Ranti langsung protes saat putranya mengabaikan perkataannya dan hanya menanggapinya dengan singkat.
"Aku mendengarkan ma." Kaizar langsung menutup ponselnya dan meletakkannya di atas meja sebelum ibunya kembali melayangkan protes.
"Kamu sibuk dengan ponselmu saat mama bicara, benar-benar tak menghargai orang tua." Cerocos wanita itu meskipun sang putra sudah meletakkan ponselnya.
"Baiklah ma aku minta maaf, jadi benar Karin menunda kedatangannya ?" Tanyanya kemudian.
"Hm, kamu kecewa ya ?" Sahut nyonya Ranti dan bersamaan itu pintu di ketuk dari luar lalu di buka hingga membuat dua orang beda generasi itu langsung menoleh.
"Saya membawa kudapan untuk nyonya." Ucap Elle seraya melangkah mendekat dengan nampan di tangannya.
Wanita itu nampak menghidangkan dua cangkir teh herbal dan juga cookies. "Di luar sedang hujan deras saya rasa teh herbal akan membuat badan jadi lebih hangat." Terang Elle kemudian.
"Kau benar, terima kasih." Nyonya Ranti langsung mengambilnya lalu meminumnya, nampak kelegaan di wajahnya setelah itu.
"Asistenmu benar-benar pintar Kai, sepertinya dia juga sangat paham dengan kesehatan." Pujinya seraya meletakkan kembali cangkir di atas meja.
"Ayo minumlah Kai, ini sangat menyegarkan tenggorokan !!" Perintah sang ibu saat putranya nampak enggan mengambil minumannya.
"Sepertinya bapak kurang menyukainya nyonya, karena kata beliau setelah minum ini jadi kurang enak saat merokok." Tukas Elle, ia sengaja menyinggung kebiasaan pria itu di hadapan ibunya.
"Astaga Kai, sudah berapa kali mama bilang jangan merokok lagi !!" Nyonya Ranti langsung marah mengingat putranya kembali mengkonsumsi benda mengandung nikotin tersebut.
"Hanya sesekali ma." Potong Kaizar.
"Tapi bapak sekarang sedikit batuk jadi ku rasa teh herbal ini akan sedikit meringankan." Timpal Elle lagi, tentu saja ia tidak mau bosnya sakit karena pekerjaannya pasti akan semakin menumpuk. Saat pria itu sehat saja sebagian besar pekerjaan ia yang mengerjakan bahkan juga mewakilinya meeting dengan para relasinya.
"Benar kata asistenmu, ayo minum sampai habis !!" Nyonya Ranti langsung menyodorkan cangkir tersebut dan mau tak mau pria itu meminumnya sampai habis.
Elle yang memperhatikannya pun nampak menahan senyumnya, namun tidak dengan sang bos yang langsung memasang wajah siap menerkamnya.
Rasa jahe bercampur mint benar-benar membuat tenggorokannya sedikit panas dan setelah ini ia pasti takkan merasakan nikmatnya benda berasap favoritnya.
"Kalau begitu saya permisi." Elle segera pamit pergi sebelum pria itu benar-benar menerkamnya.
"Nanti setelah Karin kembali biar dia bekerja di sini saja agar kalian semakin dekat." Ucap nyonya Ranti kemudian.
Dan Elle yang hendak membuka pintu nampak terdiam sejenak mendengar itu.
"Lagipula mama juga tidak sabar melihat kalian menikah dan memilki anak." Ucap nyonya Ranti lagi.
"Kamu setujukan dengan ide mana? Karin wanita yang baik dan juga lembut seperti Kirana, mama yakin pernikahan kalian pasti akan bahagia seperti pernikahan kakakmu." Imbuh wanita itu lagi.
"Terserah mama saja." Sahut Kaizar, jujur ia juga penasaran dengan sosok Karin. Sahabat masa kecilnya dahulu yang memang memiliki sifat kurang lebih seperti kakak iparnya.
Mendengar perkataan wanita itu, Elle segera keluar dan menutup pintunya dengan rapat.
Baguslah jika bosnya akan segera menikah jadi ia takkan lagi menjadi pemuas hasratnya karena kelak akan ada istrinya yang melakukannya, tapi kenapa ia tiba-tiba merasa tidak rela?
Apa benar ia telah jatuh cinta pada pria itu?
Beberapa saat kemudian jarum jam telah menunjukkan pukul 4 sore dan itu berarti waktu para karyawan untuk pulang, ia juga ingin pulang cepat karena sudah rindu dengan kedua putranya.
Tak berapa lama pintu terbuka dan ibu dari bosnya itu nampak melenggang keluar. "Nona Elle, terima kasih teh herbalnya." Ucap wanita itu sebelum benar-benar pergi meninggalkan tempat tersebut.
Tiga puluh menit berlalu tapi bosnya belum kunjung keluar, mungkin kah ia akan pulang larut lagi? Tiba-tiba pintu di buka dan tentu saja itu membuat hati Elle merasa lega.
"Ikut aku !!" Perintah Kaizar kemudian.
Seketika Elle nampak tak bersemangat, sepertinya ia akan pulang malam lagi. Tunggu, bukankah hari ini ia mendapatkan tamu bulanan?
"Tapi saya sedang mendapatkan tamu bulanan pak." Terangnya, karena pekerjaannya di luar sudah pasti harus memuaskan hasrat pria itu.
Mungkin bagi semua orang yang hidupnya beruntung ini adalah pekerjaan kotor, namun tidak dengannya selagi bisa bermanfaat untuk kehidupan putranya ia akan melakukan apapun itu.
Seandainya ada cara lain yang lebih bermartabat dengan menikah kontrak tentu saja ia takkan menolak, tapi ia bukanlah pengatur kehidupan dan kekuasaan tetap berada di tangan pria itu yang lebih menyukai kehidupan bebas tanpa sebuah ikatan.