Mayang terpaksa harus menikah dengan Randi. Ia di jodohkan oleh ibu tiri nya pada pria arogan dan tempramen itu, demi bisa melunasi hutang kakak tiri nya bernama Sonya pada Randi.
Mayang menempati rumah orang tua Randi dan satu rumah dengan mertua juga kakak ipar nya yang sudah menikah.
Selama ini Mayang selalu di perlakukan semena-mena oleh suami dan keluarga suaminya. Kecuali Rion yang merupakan suami Lia, kakak ipar Randi.
"Mayang, kenapa kamu tidur di teras? Ayo masuk, disini dingin. Apa Randi yang melakukan ini?" ajak Rion, yang baru pulang dari bekerja. Ia terkejut melihat Mayang yang tidur meringkuk diatas lantai teras.
Mayang yang kaget mendengar suara bariton milik kakak iparnya langsung duduk dan menunduk malu. "Nggak papa mas! Aku takut mas Randi akan memarahiku, jika aku memaksa masuk dan tidur di dalam."
"Keterlaluan sekali Randi, bisa-bisa nya menyuruh istrinya tidur di luar, padahal di luar hujan deras." Rion menggertakkan rahangnya hingga menegas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Hari bergulir.
Pagi hari setelah sarapan dan mandi. Mayang bersiap untuk menuju ke mall. Ia akan berbelanja kebutuhannya untuk kuliah. Karena besok sudah mulai kuliah.
Mayang membawa sendiri mobil nya, meskipun sang supir sudah memaksanya untuk mengendarai mobilnya. Namun Mayang kekeh ingin membawa sendiri mobilnya.
Akhirnya dengan terpaksa, sang supir mengalah. Namun ia tetap mengikuti Mayang, bersama 2 orang pengawal yang sudah Rion tugaskan untuk menjaga Mayang dari jarak aman.
Mayang mengunjungi Peninsula super mall milik orang tua Rion. Karena Rion sudah mengatakannya sebelum ia pergi ke Jogja kemarin.
Mayang menatap kagum pada mall yang super megah dengan desain modern eropa. Ia mulai berjalan memasuki lobi mall lalu menaiki eskalator menuju lantai atas.
Ketika sampai di lantai 2, Mayang tak sengaja melihat sang kakak tiri Sonya memasuki counter tas branded bermerk Gussi.
Ia melihat Sonya menggandeng seorang pria seusia almarhum ayahnya, Mayang memicingkan matanya untuk meyakinkan penglihatannya. Sonya terlihat begitu intim dengan pria berumur itu.
"Kak Sonya sama siapa sih?" gumam Mayang penasaran. Ia lalu memutuskan untuk menghampiri kakak tirinya itu.
Dengan langkah kaki tegap, ia mendekati Sonya yang sedang memilih tas di etalase.
"Om, aku mau yang ini boleh ya!" rengek Sonya pada pria di sampingnya, dengan nada mendayu.
Mayang mengernyitkan dahinya mendengar permintaan Sonya dengan nada manja.
"Ambil sayang! Apapun yang kamu mau ambil saja." jawab pria dengan perut tambun itu.
"Kak." tegur Mayang dengan suara lirih.
Sonya langsung menoleh kebelakang dan mendelikkan matanya melihat Mayang sudah berada di belakangnya. "Sebentar ya om!" ucap Sonya pada pria itu.
Lalu Ia segera melepaskan diri dari pria tua di sampingnya, dan mendorong Mayang keluar dari toko.
"Ngapain kamu kesini?" tanya Sonya dengan mata menatap tajam.
"Aku mau belanja, kakak sama siapa?" tanya Mayang penasaran.
"Bukan urusanmu!" jawab Sonya ketus.
"Kak! Bukanya kakak yang mengelola perusahaan papa dan mama ku, tapi kenapa kakak terlihat seperti ani-ani begini. Merengek minta di belikan tas oleh pria hidung belang!" kata Mayang tanpa perasaan takut. Ia sudah bisa mendongakkan kepalanya menatap orang-orang yang sudah membuat hidupnya hancur.
Rion selalu memberikannya kata-kata yang menguatkannya ketika deeptalk sebelum mereka tidur. Dan itu masuk ke alam bawah sadarnya.
Namun terhadap Randi, entah kenapa Mayang masih lemah. Mungkin karena ia sempat mencintai mantan suaminya itu.
Mendengar perkataan Mayang, Sonya mendelik sampai matanya akan keluar. Ia tak menyangka Mayang berani mengatakan hal yang merendahkannya seperti itu.
"Apa maksudmu berkata seperti itu?" tanya Sonya emosi.
Mayang menyeringai dan memindai penampilan Sonya dari atas sampai bawah.
Memakai dress press body dengan belahan dada rendah dan sependek paha. Lipstik berwarna merah terang membuatnya bergidik ngeri melihat penampilan Sonya.
"Benar-benar seperti jalang." ucap Mayang kemudian.
Sonya di buat terperangah mendengar ucapan Mayang. Ia mencengkram bahu Mayang dengan kuku-kuku nya.
"Tutup mulutmu! Jangan sembarangan berbicara." ucap Sonya dengan nafas memburu karena emosi.
Mayang terkekeh dan menyingkirkan tangan Sonya yang mencengkramnya. "Kak apa perusahaan orang tuaku sudah bangkrut, sampai-sampai kau menjadi jalang dengan menggoda pria hidung belang? Kakak dan ibu kakak merebut harta peninggalan orang tuaku dari ku, padahal aku adalah pewaris tunggal. Tapi aku akan pastikan, jika perusahaan dan semua harta warisan papa dan mama ku akan kembali ke tanganku."
"Sialan!" Sonya akan memberikan tamparan pada pipi Mayang, namun Mayang dengan cepat menahan tangan Sonya.
"Apa? Mau menamparku lagi? Jangan harap bisa menyakiti ku lagi. Mayang yang sekarang, berbeda dengan Mayang yang dulu. Aku akan membalas perlakuan mu dan ibumu padaku, dengan pembalasan yang menyedihkan."
"Hahaha! Kau mau membalasku? Jangan mimpi Mayang. Bahkan suamimu dan keluarganya berada dalam kendaliku."
"Kau pasti belum tau kalau aku dan Randi sudah bercerai, dan sebentar lagi masa idahku hampir selesai." ucap Mayang dengan kedua tangan melipat di bawah dada.
Mendengar perkataan Mayang, Sonya kembali di buat terkejut. "Cerai?" cicit Sonya tak percaya. Pasalnya Randi tak mengatakan apapun padanya tentang hal ini.
"Hmm! Aku sudah bercerai dengan pria yang kau suruh untuk membuat hidupku menderita. Dan saat ini aku memiliki pria yang akan bersedia memberikan apapun yang aku inginkan. Bahkan dia juga berjanji akan membantuku merebut kembali perusahaan papa juga semua harta peninggalan papa." jelas Mayang dengan perasaan senang.
"Pria seperti apa yang kau maksud Mayang?" tanya Sonya mengejek.
"Yang jelas bukan pria hidung belang, dengan perut buncit dan kulit keriput. Juga bukan suami orang yang lebih pantas menjadi kakekku!" jawaban Mayang membuat Sonya meradang. Ia mengepalkan kedua tangannya dengan kuat karena marah mendengar ejekan nya Mayang.
"Dasar brengsek!" Sonya akan menyerang Mayang. Namun tiba-tiba tubuhnya di dorong oleh seseorang hingga terjerembab diatas lantai.
"Aah!" pekik Sonya karena kesakitan.
Masih dengan wajah marah, ia mendongak keatas dan melihat seorang pria muda dan tampan memakai setelan jas berdiri di sebelah Mayang, menatapnya dengan tatapan tajam.
Sonya dibuat terpesona dengan pria yang mendorongnya demi membela Mayang. Sampai membuatnya membeku beberapa saat.
"Terimakasih kak!" ucap Mayang pada Lutfi dengan anggukan sopan.
"Siapa wanita ini?" tanya Lutfi dengan suara baritonnya.
"Dia,,,"
"Saya kakak nya Mayang." ucapan Mayang terhenti, karena Sonya menyerobot. Lalu berdiri dan membenahi penampilannya. Tak ia pedulikan tatapan pengunjung mall dan juga beberapa karyawan toko.
"Bukan kak! Dia bukan kakak ku. Aku anak tunggal jadi mana mungkin memiliki kakak!" jelas Mayang dengan senyum mengejek Sonya.