* Mohon bijak memberi bintang 🌟!!! Jika tidak berkenan dengan cerita ini,,, silahkan langsung di tinggalkan.... tanpa perlu berkomentar yang menyakitkan...
Kusumaningtyas seorang gadis Kalimantan yang di nikahi Bayu wicaksono 1,5 tahun yang lalu. Pernikahan bahagia yang di impikan ternyata malah menjadi petaka baginya. Berharap suami yang menjadi pelindungnya ternyata justru malah menghancurkannya. Memiliki suami yang tukang selingkuh.
Membuat Ningtyas merasa di uji kesabarannya. Nafkah yang seharusnya di berikan ke istrinya ternyata malah di kuasai oleh ibunya. Ningtyas selalu di Hina jadi Benalu di keluarga itu. Padahal Ningtyas merasa dirinya tidak pernah menuntut apapun sama Bayu. Berapapun nafkah yang Bayu kasi dia tidak pernah protes. Ningtyas di perlakukan seperti Babu di rumah mertuanya. Mampukah Ningtyas melewati cobaan demi cobaan yang dia hadapi? atau kah Ningtyas memilih pulang ke Kalimantan dan berkumpul bersama orang tua
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Sudaryanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26.
(Prov Bayu)
Suara Azan subuh berkumandang saling bersahut-sahutan, dari masjid ke masjid memanggil para musafir yang sedang terlelap di muka bumi ini untuk sejenak kembali ke fitrahnya menghadap sang khaliq.
Saat aku terbangun, ku rasakan remuk redam di sekujur tubuh. sesaat baru aku sadar jika ini semua adalah ulah Bapak yang sedang emosi ke pada ku. Dengan sekuat tenaga aku memaksakan diri untuk bangun, ku lirik di sebelah ku ada Ningtyas yang sedang tertidur lelap. Dengan perlahan aku turun dari ranjang agar tak mengganggu tidur Ningtyas.
Dengan perlahan aku berjalan menuju ke kamar mandi untuk buang hajat dan sekaligus berwudhu. Selesai berwudhu, aku langsung melaksanakan sholat subuh. Dalam sholat ku aku bermunajat ke pada Allah memohon ampunan atas segala dosa-dosa dan kekhilafan ku. Terutama pada Ningtyas.... sepanjang pernikahan ku dengannya, berkali-kali aku menyakitinya tanpa perduli dengan perasaannya.. Berkali-kali aku memfitnah di depan ibu ku. Membuat ibu ku semakin membencinya..... kini aku benar-benar menyesal telah menyia-nyiakan perempuan yang benar-benar tulus padaku. perempuan yang aku pisahkan dengan orang tua dan keluarganya....
Bodohnya aku yang telah terbujuk rayuan Susi, mantan tunangan ku. Dia yang dulu pernah meninggalkan ku demi laki-laki lain.
Tenyata kali ini dia mendekati ku kembali hanya untuk memanfaatkan ku. Rasa sesal ku yang mendalam, belum tentu bisa mengobati rasa sakit hati yang Ningtyas rasakan selama 2 tahun terakhir ini. Ya Tuhan apakah aku masih pantas untuk mendapatkan maaf dari Ningtyas... aku benar-benar ingin memperbaiki diri.
cukup lama aku berkeluh kesah pada sang Pencipta. kini beban di hati ku terasa sedikit berkurang. usai melaksanakan kewajiban ku, aku pun bangkit dari tempat duduk. aku berjala menuju keranjang, rasanya aku ingin melanjutkan tidur ku lagi. karena mata ku masih terasa berat. sebelum aku naik ke atas ranjang, terlebih dulu aku menghampiri Ningtyas. Ku pandangi wajah cantiknya cukup lama. Ku betulkan selimutnya yang sedikit terbuka. setelah itu aku naik ke atas ranjang dengan perlahan. ku pejamkan mata yang sudah terasa berat. tak butuh waktu lama aku pun terlelap.
Entah berapa lama aku tertidur!!!! Saat terbangun ku lihat cahaya terang masuk lewat jendela yang sudah terbuka. Mungkin tadi pagi Ningtyas yang membuka jendela itu. Saat aku ingin bangkit dari tidur ku. ku lihat Ningtyas sedang melintas di depan pintu. Dari semalam dia hanya mendiamkan ku. membuat ku semakin merasa bersalah. Aku mencoba untuk memanggilnya.
Ning".......Panggil ku membuyarkan lamunannya... dia yang sedang berada di depan pintu kamar, menoleh tanpa menjawab panggilan ku....
"Aku bisa minta tolong"!!! Aku terdiam sejenak menatapnya, rasanya lidah ku kelu untuk melanjutkan ucapan ini. "kamu bisa tolong obati luka-luka ku ini gak"? Ujar ku berusaha untuk bangkit.
Dia hanya mengangguk. Kemudian melangkah ke belakang untuk mengambil kotak P3 K dan es batu untuk mengompres lebam di wajah ku. Setelah mendapatkan apa yang dia cari. dia mulai mengompres luka lebam yang ada di wajah ku. Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
Kami saling terdiam. Tanpa ada yang memulai pembicaraan terlebih dulu. Hingga aku memecahkan keheningan dengan memanggilnya.
"Ning, maaf kan aku. Jika selama ini aku belum bisa menjadi suami yang baik untukmu dan untuk calon anak kita, seperti janji ku pada ayah mu". Ucap ku tertunduk. " Ning..... . Kamu boleh marah, dan caci maki aku sepuas hati mu. bahkan kamu boleh memukul ku. Jika itu bisa melampiaskan rasa amarah mu, aku siap. Asal kamu tidak membenci ku...... aku sadar kesalahan ku kali ini sulit sekali untuk di maafkan.... tapi aku mohon beri aku kesempatan sekali ini untuk memperbaiki diri"... Ucap ku lirih, dengan air mata yang mengalir membasahi pipi ku.. ku raih kedua tangannya, lalu ku tatap wajahnya.
Saat ku tanya dia hanya diam membisu. sepertinya sedang memikirkan sesuatu. selesai mengobati luka ku dia langsung keluar dari kamar tanpa berpamitan pada ku. terenyuh rasanya hati melihatnya terluka.... Harus dengan cara apa agar aku bisa mengobati lukanya.. ingin sekali ku tebus setiap rasa sakit itu dengan nyawaku...
up yg banyak ya,,,,😍