Bara harus bernasib sial, dia terus diikuti oleh arwah cantik karena hanya Bara yang bisa melihat dan menyentuhnya. Tubuh Gadis itu sedang terbaring koma di rumah sakit.
Bara adalah seorang ahli waris Neo Grup, dia bisa mendapatkan warisan jika dia sudah menikah, sementara dia orangnya tertutup karena itu dia terpaksa menikahi gadis koma itu, Karin Juliana. Gadis cantik dan berasal dari keluarga kaya.
Karin akan memiliki kesempatan untuk bangun jika ada pria yang mencintainya dengan tulus.
Apakah Karin akan mengenalinya jika dia bangun atau dia akan tetap mencintai kekasihnya, Revan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bara VS Revan
Jo datang ke rumah sakit menemui Bara karena ada berita yang ingin dia sampaikan pada Bara.
"Jadi BCG memutuskan kontrak kerja sama kita? " Tanya Bara dengan kesal.
"Iya, jadi kita besok tidak perlu pergi karena BCG sudah menemukan perusahaan konstruksi lain." jawab Jo, waktu itu mereka sedang duduk di luar kamar VVIP-A.
"Hmm ya sudah tidak apa-apa, aku fikir perusahaan itu akan profesional, nyatanya tidak. Malah aku lebih bisa memiliki banyak waktu untuk menemani istriku. Kita masih banyak klien selain BCG." Bara merasa tidak dirugikan, hanya menyayangkan saja padahal dia sudah berusaha untuk bersikap profesional dalam urusan pekerjaan.
" iya, tuan." Jo mengangguk.
"Apa ada informasi lagi dari detektif Anan?"
"Belum ada, dia masih mencari keberadaan David."
Bara merasa kecewa mendengarnya, dia berharap bisa secepatnya menangkap David.
Drrrttt... Drrrttt...
Bara mendapatkan pesan dari Revan.
[Kamu dimana? Aku ingin bicara denganmu]
Bara menghela nafas berat, dia memang harus menghadapi pria ini, Bara segera membalas pesannya.
[Aku ada di rumah sakit, kita bertemu di belakang rumah sakit aja]
"Jo, tolong jaga Karin, aku ada urusan sebentar." pinta Bara
"iya, tuan." Jo menurut saja.
Beberapa menit berlalu, akhirnya Bara dan Revan bertemu juga di belakang rumah sakit. Revan terlihat emosi sekali saat itu.
"Hmm... aku fikir sekelas BCG bisa bersikap profesional dalam pekerjaan. Kau tau apa akibatnya jika perusahaan memutuskan kontrak kerja begitu saja?" tanya Bara dengan santai.
"Aku akan membayar denda berapa pun, karna aku tidak sudi bekerja sama dengan orang yang sudah merebut Karin dariku." Revan mengatakannya dengan nada tinggi.
Bara menangguk pelan, "Oke... " Dia melihat Karin yang baru datang ke rumah sakit.
"Bara kau kemana saja? Untuk apa menemuinya?" tanya Karin dengan terengah-engah. Dia berdiri di belakang Bara. Saat baru sampai ke rumah sakit, Karin langsung mencari keberadaan Bara.
Tapi Bara tidak menanggapinya karena saat ini ada Revan disana.
"Aku dan Karin saling mencintai, kami sudah merencanakan tentang pernikahan kita. Kamu tidak bisa menghancurkan impian kami begitu saja, Karin pasti akan tersiksa jika dia terbangun nanti. Untuk apa kamu menikahi gadis yang tidak mencintaimu?" Revan mengatakan itu dengan panjang lebar.
Sementara tanpa dia sadari Karin mencibir perkataan Revan, "Ck, itu dulu, sekarang aku tidak sudi menikah denganmu."
Bara malah tersenyum mendengar ucapan Revan, di tambah tanggapan dari Karin. "Itu dulu, yang ada Karin akan menderita jika menikah denganmu."
Revan tidak mengerti dengan ucapan Bara, dia semakin emosi mendengarnya, "Aku sudah bicara dengan bicara baik-baik padamu, jangan sampai aku menghajarmu!" Dia memegang kerah baju Bara dengan nafas yang sudah berat menahan emosi.
Karin ingin melepaskan tangan Revan, tapi tidak bisa. "Apa yang kau lakukan, Revan?"
Tiba-tiba Bara melayangkan tinju ke wajah Revan sampai Revan kehilangan keseimbangan.
Bugh...
"Arggghhhh!" Revan memegang wajahnya dengan meringis.
"Anggap saja itu pukulan dari Karin, karena Karin pasti ingin sekali memukulmu. Jika Karin penting untukmu, seharusnya kamu menjadi pelindung buat dia, bukan malah menambah beban penderitaan padanya. Sangat menjijikkan!"
Karin sangat terharu dengan perkataan Bara.
Revan tidak mengerti dengan ucapan Bara itu, dia membalas pukulan yang diberikan Bara padanya.
Bugh...
Sampai Karin tercengang melihat wajah Bara yang terluka. "Bara!"
"Sampai kapanpun aku tidak akan pernah melepaskannya, dia adalah pacarku, kami belum putus. Bahkan saat Karin tersadar nanti orang yang pertama Karin cari adalah aku, karena aku adalah orang yang sangat dicintai Karin. Apa kamu mau menjadi seorang suami yang menyedihkan?" Setelah berkata begitu, Revan langsung pergi.
Karin emosi mendengarnya, "Kamu salah, Revan. Aku sudah tidak mencintai kamu lagi. Aku malah jijik melihatmu."
Sayang Revan tak bisa mendengarnya, dan dia juga jaraknya sudah kian menjauh.
Sementara Bara hanya terdiam saat mendengar ucapan Revan yang tadi.
