NovelToon NovelToon
Alea Si Gadis Tersisihkan

Alea Si Gadis Tersisihkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Pengantin Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Kaya Raya / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:130.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: Favreaa

"Kamu harus menikah dengan Seno!"

Alea tetap diam dengan wajah datarnya, ia tidak merespon ucapan pria paruh baya di depannya.

"Kenapa kamu hanya diam Alea Adeeva?"

hardiknya keras.

Alea mendongak. "Lalu aku harus apa selain diam, apa aku punya hak untuk menolak?"

***

Terlahir akibat kesalahan, membuat Alea Adeeva tersisihkan di tengah-tengah keluarga ayah kandungnya, keberadaannya seperti makhluk tak kasat mata dan hanya tampak ketika ia dibutuhkan!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Favreaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 35

"Pergilah, ini gajimu bulan ini sekaligus pesangonmu!" Bi Harum menyodorkan dua amplop putih kepada Nina, gadis itu tampak terkejut dengan mata terbelalak.

"A-aku di pecat, Bi?" tanya Nina dengan suara tergagap.

Bi Harum menatap Nina iba. "Aku sudah berusaha memohon, tapi Tuan Seno tidak mau mendengarkanku. Kamu tahu jika dia sudah membuat keputusan tidak bisa di tentang."

"Bi Harum, lalu aku harus bagaimana, mencari pekerjaan di kota besar seperti ini sangat sulit. Aku tidak bisa pulang kampung!"

Bi Harum menghela nafas. "Sudah tahu cari pekerjaan susah, kenapa kamu malah mencari masalah dengan Tuan rumah!"

"Aku tidak tahu kalau Tuan Seno akan membela istrinya!"

"Aku lihat sepertinya istrinya adalah orang yang pendiam, cobalah memohon padanya siapa tahu wanita itu bisa membujuk Tuan Seno agar tidak memecatmu. Karena percuma jika memohon pada Eyang dan Paman Emir, mereka berdua tidak akan mau ikut campur!"

"Iya, Bi." Nina mengangguk setuju. Ia lalu pamit pergi dan meninggalkan Bi Harum sendirian di ruangannya.

Sebuah ruangan yang dipakai Bi Harum untuk mencatat keluar masuk anggaran rumah tangga yang di berikan Eyang Elaine.

***

"Seno, sudah selesai? Apa yang kamu lakukan di dalam?" Alea mengetuk pintu kamar mandi sembari berteriak karena Seno yang tak kunjung keluar atau memanggilnya untuk meminta bantuan.

Pria itu sudah terlalu lama berada di kamar mandi dan Alea tidak bisa untuk tidak khawatir.

Sedangkan Seno sendiri tengah berlatih menggerakkan kakinya agar tidak lagi kaku, selain karena keinginannya untuk bisa berjalan normal kembali pria itu juga sedang menetralkan otot bawahnya.

Namun saat mendengar teriakkan Alea, Seno balas berteriak. "Sedikit lagi, dua menit lagi masuklah!"

Ia gegas mengguyur tubuhnya yang berkeringat lalu mengeringkannya dengan handuk. Saat Alea masuk, Seno sudah memakai bathrobe.

"Kenapa? Kau demam?" tanya Alea karena wajah Seno yang tampak memerah.

Seno menggeleng dan menghindar saat Alea hendak menyentuh keningnya. "Bukan apa-apa!"

Alea mengangguk dan tak bertanya lagi, ia lalu membantu Seno pindah ke kursi roda dan mendorongnya ke luar kamar mandi, membawanya mendekati ranjang.

Di atas sana, sudah ada pakaian yang Alea siapkan untuk Seno kenakan.

"Berbaliklah, aku bisa memakainya sendiri!" Seno tidak ingin kejadian di kamar mandi terulang lagi, juniornya berdiri tanpa bisa di cegah dan ia tidak ingin malu.

Alea tidak ingin berdebat jadi ia segera berbalik membiarkan Seno mengenakan pakaiannya sendiri.

"Selama ini, siapa yang membantumu?"

Alea bertanya tanpa menatap lawan bicaranya.

"Bantu apa?"

"Mandi, berpakaian dan aktivitas lain yang tidak bisa kamu kerjakan sendiri."

"Aku bisa melakukannya semuanya sendiri, selain berjalan dan berlari tentu saja!" jawabnya santai, bahkan dirinya sudah selesai berpakaian.

Alea mengerutkan keningnya.

"Tidak perlu dipikirkan!"

Alea mengangguk, tidak ingin memikirkan hal yang tidak penting. Merasa tidak ada lagi pergerakan di belakangnya, Alea berbalik menghadap Seno.

"Kenapa? Ada yang ingin kamu katakan?" Seno bertanya dengan nada yang lembut.

"Aku minta maaf. Aku minta maaf jika ucapanku menyinggung atau melukai harga dirimu!"

Seno terdiam, ia berniat meminta maaf tapi ternyata Alea yang melakukannya lebih dulu. "Kemarilah!"

Alea tampak bingung, tapi ia tetap menuruti permintaan Seno untuk mendekat.

Namun sesuatu tak terduga terjadi, Seno tiba-tiba menarik tangannya hingga tubuhnya terjatuh di pangkuan pria itu.

"Aku juga minta maaf jika sedikit kasar. Aku mengerti kita belum saling mencintai, tapi aku suamimu dan sejak ijab qobul terucap kamu menjadi tanggung jawabku. Mari awali hubungan kita dengan berteman!"

'Tapi mesra,' lanjut Seno dalam hati.

Alea tertegun sesaat lalu mengangguk.

Seno benar, bagaimana pun awal mula dan penyebab pernikahan terjadi, faktanya dirinya telah menjadi istri sah dari pria itu. Sudah menjadi kewajibannya berbakti dan mengabdi, berlaku sebagaimana seharusnya seorang istri. Selama Seno tidak menyakitinya secara mental dan fisik, tidak ada salahnya ia patuh pada suaminya.

"Jangan menolak jika aku ingin melakukan kontak fisik, hubungan tidak akan berkembang jika hanya saling melihat tapi tidak saling menyentuh. Tenang saja, aku tidak akan meminta hakku dalam waktu dekat!"

Pipi Alea memerah merona, ia malu tapi tak urung ia mengangguk juga. Ia tidak bisa menolak karena Seno memang berhak atas dirinya.

"Tentang perjanjian pernikahan..." Lagi-lagi Alea mengungkitnya.

"Tidak ada perjanjian, kamu hanya perlu bersikap sebagaimana seorang istri dan aku pun akan melakukan hal yang sama!"

Alea mengangguk dan entah kenapa perasaannya menjadi lega. Setelah mengobrol sebentar keduanya lalu turun ke lantai satu karena sudah waktunya untuk makan malam.

"Eyang belum keluar?" tanya Alea saat keduanya tiba di pintu ruang makan dan di sana masih tampak sepi, Paman Emir juga tak terlihat batang hidungnya.

"Sepertinya belum!" jawab Seno.

"Dimana kamar Eyang?"

Seno mengacungkan jari telunjuknya. "Ke arah sana."

Alea lalu memutar kursi roda Seno dan mendorongnya ke arah kamar Eyang Elaine.

Sebuah pintu berwarna coklat senada dengan semua warna pintu yang ada di kediaman Ravindra itu tampak tertutup.

Alea mengetuknya beberapa hingga Bi Harum membuka pintunya dari dalam.

"Tuan! Nona!" sapanya seraya menunduk sopan halo mempersilahkan Alea dan Seno masuk.

"Eyang, apa yang terjadi?" Alea tampak khawatir lalu bergegas duduk di pinggir ranjang dan menggenggam tangan Eyang Elaine yang terasa hangat.

"Eyang baik-baik saja, hanya demam ringan. Mungkin Eyang kelelahan!" jawabnya sembari mengulum senyum.

"Eyang sudah makan?" Eyang Elaine menggeleng.

"Biar Alea buatkan bubur, Eyang tunggu di sini, ya!"

"Benarkah?"

Alea mengangguk.

"Waah, sepertinya Eyang menjadi orang pertama yang ada di rumah ini yang akan merasakan masakanmu!" ujar Eyang antusias meski wajahnya tampak pucat.

Alea hanya tersenyum, melepaskan genggaman tangannya dan beranjak menghampiri Seno.

"Kamu temani Eyang, aku akan ke dapur dulu!"

Seno menatap Eyang tapi Eyang memberi kode padanya melalui gelengan kepala agar mengikuti Alea.

"Di sini sudah ada Bi Harum, aku akan menemanimu!"

"Baiklah!" jawab Alea pasrah, meskipun belum lama mengenal Seno, ia tahu pria itu tidak suka dibantah.

Alea lalu mendorong kursi roda Seno menuju dapur. Saat melihat kedatangannya, Seno memberi kode melalui tatapan tajamnya yang berhasil membuat pelayan yang ada di sana menyingkir.

"Sepertinya kamu sudah terbiasa memasak!" ungkap Seno yang melihat Alea dengan lihainya memasak walau hanya sekedar bubur.

"Aku hanya membuat bubur yang simpel agar lebih cepat. Lain kali aku akan membuatkan makanan kesukaanmu!" jawab Alea tanpa menoleh, dirinya fokus mengaduk bubur dalam panci.

"Aku pegang janjimu!" ucap Seno tegas yang menandakan bahwa dirinya tidak main-main dengan ucapannya. Pasalnya lelaki mana yang tidak ingin makan masakan istrinya, dia juga ingin.

Alea tersenyum dan mengangguk. Tak terasa bubur telah jadi dan Alea sudah memindahkannya ke dalam wadah lalu menaruhnya di atas nampan.

"Ayo!"

Alea membawa bubur panas di tangannya sehingga Seno mendorong sendiri kursi rodanya. Namun, saat keduanya baru keluar dari dapur, Nina mencegat langkah mereka dan berlutut.

1
Retno Harningsih
lanjut
Retno Harningsih
up
Ah Serin
up lagi/Good/
Ah Serin
lanjut lagi plseee
Can Can Takarai
Luar biasa
Can Can Takarai
Lumayan
Yusuf
hayoo lohh ivy sama paman emir/Chuckle//Chuckle/
Nelita Nopitasari
lanjut thor
Aira
up thor
Giandra
itulah hasil didikanmu kakek tua nikmati hasilnya
Giandra
kejutan yang sangat diluar ekspektasi
siap'' kakek tua struck
Giandra
nah loh tu dalangnya sudah berbicara sendiri
Yulia Wati
mampir kak
Giandra
semoga gagal rencanamu pak tua dasar g tau diri
Nelita Nopitasari
lanjut thor cerita paman emir
mery harwati
Eh paman & bibi nya Alea ding 🤭 orang tuanya kan udah meninggal
mery harwati
Waah orang tua kandung Alea tuh
A F I S ❀
author lagi sibuk kh? kok upnya cuma 1 bab aja??
اختی وحی
raka kok jdi adam
اختی وحی
kenapa alea berubah nama jadi alwa,jelita
Reaa: maaff kak itu typo/Scowl/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!