Yoanda menikah dengan Bagas karena perjodohan kakek nya, tapi Yolanda sangat menyukai dan mencintai Bagas karena selain tampan tubuh Bagas ideal sehingga membuat Yolanda jatuh hati kepada Bagas, tapi Bagas sedikit pun tidak menyukai Yolanda karena postur tubuh yang subur dan tidak ideal.
Selama menikah dengan Yolanda Bagas tidak pernah menyentuh nya sama sekali, Bagas malah membenci Yolanda, hingga suatu saat Yolanda melihat Bagas dengan wanita cantik dan sangat mesra.
Setiap hari Bagas selalu menyakiti hati nya dan bahkan memfitnah dan mengusir nya dari rumah hingga hidup Yolanda terlunta-lunta karena aset yang pernah di berikan keluarga Bagas diambil nya.
Hingga suatu saat Yolanda berpikir akan merubah hidup nya dan akan melakukan balas dendam kepada Bagas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ancaman Lea
Kini aku sudah berada di cafe biasa tempat aku makan dan sekedar menghilangkan penat bersama Lea.
Dengan Ricard yang selalu ada di samping aku membuat aku risih sebenar nya, tapi mau bagaimana pun aku harus membiasakan diri dan mematuhi keinginan kak Leo karena aku sekarang hidup di rumah nya.
"Hay mbak." Ternyata Lea sudah berada di tempat yang kami janjikan.
"Hay juga Le, kamu sudah lama menunggu ya? Maaf ya tadi macet di jalan." Aku memberikan alasan yang lumrah.
"Ngga terlalu lama kok mbak, eh ada mas Ricard juga, lagi free ya mas."
"Iya." Jawab Ricard yang ikut duduk di samping aku.
Aku dan Lea bingung harus memulai nya dari mana, karena terlihat Lea merasa ngga nyaman dengan kehadiran Ricard.
Minuman dan cemilan yang kami pesan pun sudah tertata di atas meja.
"Kalian mau ngobrol apa pun silahkan, anggap saya ngga ada jangan kalian merasa ngga nyaman karena kehadiran saya." Ucap Ricard sambil memainkan ponsel nya.
"Mbak semalam tidur dimana? maaf semalam aku sudah tidur jadi ngga sempat menerima panggilan dari mbak."
"Ngga apa-apa Le, semalam aku bingung harus pergi kemana, tapi untung nya aku bertemu dengan kak Leo, aku di bawa ke rumah nya dan langsung di anggap sebagai adik nya kak Leo."
"Pak Leo yang membeli lukisan waktu itu kan mbak?" Lea sedikit kaget mendengar aku di angkat adik oleh kak Leo.
"Ya dia ternyata pemilik restoran mewah tempat Ricard bekerja."
"Wah mbak beruntung sekali, pak Leo baik banget ya? Tapi aku lihat pak Leo seperti nya ngga menyukai wanita ya mbak."
"Kamu ini Le, awas kalau kamu jatuh hati sama kakak angkat ku itu." Aku sedikit mengancam nya.
"Ngga mungkin ya mbak aku menyukai pak Leo, secara pak Leo itu orang nya dingin dan datar begitu, seperti nya pak Leo juga ngga romantis, aku kan suka sama pria yang romantis."
"Aku akan ajarin kak Leo untuk romantis sama perempuan biar kamu mengejar-ngejar kak Leo, tapi aku setuju kalau kamu yang jadi kakak ipar ku." Ucap ku sambil tersenyum, aku puas menggoda Lea siang ini.
"Au ah" Ucap Lea dengan wajah kesal nya.
Terlihat Ricard ikut tersenyum mendengar pembicaraan aku dan Lea.
Seketika aku teringat dengan mobil dan kunci galeri yang di pinta mas Bagas.
"Le, apa kamu sudah mengantarkan mobil sama kunci galeri nya?"
Terlihat sudut mata Lea tertuju ke arah Ricard, aku tersenyum dan mengangguk dan memberikan kode tidak jadi masalah dengan kehadiran nya.
"Sudah mbak tadi sebelum aku kesini, dan mereka menanyakan mbak sama aku."
"Buat apa mereka menanyakan mbak?" Aku sudah ngga ada respek lagi sama keluarga mas Bagas, mungkin aku sudah terlanjur sakit hati.
"Andaikan aku tidak menahan nya, sudah aku tampar tuh mulut perempun ******, sumpah kesel aku." Lea terlihat sangat emosi.
"Memang nya apa yang mereka ucapkan?" Aku penasaran karena melihat raut wajah Lea yang sangat emosi.
"Baru juga aku turun dari mobil tuh perempuan sudah langsung menghampiri dan bilang begini, hay kamu, kamu kan teman nya si gendut jelek itu, kemana dia, oh pasti sekarang dia sudah menjadi gelandangan, syukur deh kalau dia jadi gelandangan, itu yang aku harapkan, kamu jangan coba-coba membantu dia, kalau sampai saya tahu kamu menolong nya, saya pastikan kamu juga bakal jadi gelandangan, sumpah aku kesal banget, ingin aku tampar mulut nya habis-habisan, tapi mantan suami dan mantan ibu mertua mbak keburu datang dan menghampiri aku." Ucap Lea berapi-api.
"Terus kamu bilang apa?" Ricard seperti nya yang lebih penasaran dari aku.
"Aku bilang gini, Hay mbak pelakor, saya kesini hanya untuk mengembalikan mobil dan kunci galeri yang kalian minta, dan urusan saya mau menolong atau tidak itu urusan saya bukan urusan anda, dan ingat satu hal saya tidak takut dengan ancaman anda, begitu aku mau mengangkat tangan, tiba-tiba mantan suami mbak datang dan aku pun pergi tanpa mendengar apa yang mereka ucapkan." Setelah mengucapkan kalimat itu Lea langsung menyeruput jus nya hingga habis setengah gelas.
"Kurang ajar mereka semua, apa kamu hanya diam dan menerima hinaan dan cacian dari mereka, aku saja yang ikut mendengar nya sangat sakit hati." Ucap Ricard sambil menatap aku.
"Iya benar, aku saja sakit hati banget, ingin sekali aku menampar mulut perempuan ****** itu."
"Bukan aku menerima hinaan dan cacian dari mereka Card, Le, tapi aku sadar diri dengan keadaan aku sekarang, kalian berdua tahu sendiri aku tidak punya apa-apa untuk membalas nya, jangan kan uang, wajah dan bodi saja aku sudah kalah drastis dari wanita itu." Aku tahu Ricard dan Lea ikut sakit hati dengan mereka, tapi mau bagaimana lagi, karena untuk membalas dendam butuh dana yang besar, apalagi dengan kondisi tubuh ku yang subur ini.
"Aku sudah bilang kalau aku akan membantu kamu, jadi kamu harus ikuti saran aku mulai sekarang."Ucap Ricard dengan serius.
"Bagaimana cara nya Card, sedangkan aku juga sekarang ngga bisa membantu apa-apa buat mbak Yola, galeri mbak Yola sudah diambil mereka aku pun jadi pengangguran saat ini.
"Kalian berdua tenang saja, asal kamu mau ikuti saran aku, aku yakin semua nya akan berubah seperti perasaan kamu kepada ku."
Sempat-sempat nya Ricard berbicara seperti itu di depan Lea.
"Kalian?" Lea menatap aku dan Ricard bergantian.
"Aku menyukai Yola." Dengan berani nya Ricard mengatakan nya sambil menatap aku.
Ku lihat Lea senyum meledek sambil melirik aku, ingin sekali ku tabok mulut nya itu.
"Serius? Apa aku ngga salah mendengar? Aku ngga mau kamu hanya memainkan perasaan nya, aku tahu kamu menyukai mbak Yola karena mbak Yola sekarang sudah di angkat menjadi adik nya pak Leo, dan kamu memanfaatkan mbak Yola kan? Secara pak Leo itu atasan kamu." Sebenar nya dalam hatiku sempat berprasangka seperti yang diucapkan Lea barusan, dan akhirnya semua pertanyaan aku sudah terwakilkan oleh Lea.
"Aku mnyukai Yola apa ada nya, dan mulai sekarang aku akan merubah Yola, dan aku yakin Yola akan mengalahkan semua perempuan yang ada di dunia ini, dan untuk kamu, kamu tidak usah khawatir dengan masalah pekerjaan, nanti saya akan mengajukan kamu sebagai kasir di restoran nya pak Leo." Ucap Ricard dengan sungguh-sungguh.
"Beneran mas, baik lah aku pegang kata-kata kamu, tapi kalau kamu hanya memanfaatkan mbak Yola, aku tidak akan tinggal diam."