NovelToon NovelToon
'Istri Kontrak Sang Milyader'

'Istri Kontrak Sang Milyader'

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: VHY__

'Xannia Clowin'
Gadis cantik berusia 22 tahun yang selama menjalani hidup baru kali ini dia mengetahui pengkhianatan sang ayah kepada ibunya .
Sejak Xannia berusia 2 tahun ternyata sang ayah sudah menikah lagi bahkan wanita itu sedang mengandung anaknya.
Awal mula terbongkar pengkhianatan ayahnya itu ketika sorang gadis yang tak jauh beda dari usia xannia datang,gadis itu langsung menemui ibu Xannia dan mengaku sebagai anak dari istri kedua suaminya,
semenjak kejadia itu ibu xannia sering sakit-sakitan dan 5 bulan kemudian sang ibu meninggal dunia.
Dari kejadian itu menimbulkan rasa dendam dan sakit hati Xannia kepada ayah dan kelurga istri keduanya,sehingga Xannia bertekat membalaskan dendam atas rasa sakit dan pengkhiantan ayahnya yang sampai membuat ibunya tiada,bahkan dia rela menjadi istri kontrak miliader yang ingin memiliki keturunan , dan dari situlah Xannia ingin memanfaatkan pria itu untuk membalaskan dendamnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon VHY__, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

"Ughh..." Xannia meringis merasakan pusing di kepalanya.

Mata gadis itu beberapa kali mengerjap guna menyesuaikan cahaya dan menghilangkan rasa pusingnya.

Xannia merasakan ada sebuah tangan besar yang melingkar erat di perutnya.

Dia membalikkan tubuhnya dan melihat siapa yang sedang memeluknya.

"Jadi semalam itu sungguhan? Ahh, kau sudah benar-benar gila Xannia," gerutu Xannia pada dirinya sendiri.

"Kau pikir semalam itu mimpi?" terdengar sebuah suara serak di depan wajahnya.

Davendra mengeratkan pelukannya pada tubuh Xannia dan menenggelamkan kepalanya di dada wanita itu.

Xannia berdecak dan melihat Devandra yang kembali memejamkan matanya.

"Jika sudah bangun, bangunlah dan menyingkir dari tubuhku," ujar Xannia.

"Kau berani padaku? Bukankah kau semalam yang datang sendiri padaku," ucap Davendra masih dengan memejamkan matanya.

"Kembalilah tidur, aku masih mengantuk," ujarnya.

"Kalau begitu, aku ingin kontraknya sekarang," ucap xannia.

"Apakah kita memerlukan kontrak?" tanya Devandra

"Tentu saja, aku perlu kontrak tertulis," sahut Xannia tegas.

"Baiklah, asistenku akan mengantarkannya setelah kita menikah," ujar Davendra santai.

Ia merasakan sedikit perubahan dari atasannya itu.'Ada apa dengan pria ini?' batin Xannia.

"Jangan memikirkan sesuatu yang tak penting," ujar Davendra menggigit puncak dada Xannia.

"Ishh..." Xannia meringis saat pria itu menggigit puncak dada.

"Kenapa kau gigit?" kesal Xannia.

"Dave menyingkir lah, aku ingin ke kamar mandi," ujar Xannia.

Davendra pun melepaskan pelukannya dan berbalik memunggungi Xannia dan kembali melanjutkan tidurnya.

Xannia bangun dari tidurnya dan mengambil kemeja milik pria itu yang berada di atas nakas.

"Oh God... Kamar ini seperti baru saja di terjang gempa, gumam Xannia saat melihat sekeliling kamar yang berantakan.

Xannia beranjak dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi.

Setelah masuk kedalam kamar mandi Xannia mengunci pintunya dari dalam agar Davendra tak bisa masuk.

SXannia mengisi bathtub dengan air hangat.

Dia mematut dirinya di cermin yang ada di kamar mandi.

"Aku sudah berjalan sejauh ini, aku bahkan sudah mengorbankan hal yang paling berharga milikku, dan akan ku pastikan kalian akan keluar dari rumah itu tanpa uang sepersen-pun," tekad Xannia menatap tajam pada dirinya sendiri.

"Kau memberikan Arsen padaku. Tapi, kau memberikan Devandra pada anakmu yang lain itu," Xannia menyunggingkan senyum sinis nya.

Setelah air bathtub penuh, Xannia melepaskan kemeja dan masuk kedalam bathtub.

Tubuhnya bersandar di bathtub dan matanya terpejam.

Sementara itu di luar kamar mandi, Davendra sudah terbangun dan menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang.

"Halo tuan," ujar seorang pria di sambungan telepon.

"Siapkan berkas pernikahanku dan Xannia Clowin, aku ingin siang ini sudah selesai. Satu lagi, buatkan juga surat kontraknya, poin-poinnya biar aku yang tambahkan lewat pesan," ujar Davendra dingin.

"Baik tuan, apa masih ada lagi?" tanya pria tersebut dengan sopan.

"Jangan ada yang tahu soal pernikahan ini, aku sendiri yang akan mengenalkannya pada semua orang," sahut Davendra

"Baik Tuan," jawab orang itu.

Davendra mematikan sambungan teleponnya dan mengirim pesan pada asistennya.

Pria itu kembali merebahkan dirinya di atas ranjang dan memejamkan matanya.

Hingga setengah jam kemudian Xannia keluar dari kamar mandi dan masih mendapati Davendra yang tertidur.

"Aku tahu kau sudah bangun," kata Xannia.

Xannia berjalan kearah jendela besar itu dengan masih mengenakan bathrobe yang menutupi tubuh polosnya.

Dia membuka gorden dan juga jendela itu menggunakan kedua tangannya.

Dan sekarang dia tahu, dia berada dimana. Di mansion megah bak istana milik Maverick Davendra.

Setelah puas melihat pemandangan yang ada di hadapannya, Xannia kembali masuk kedalam dan mengambil pakaiannya yang teronggok di lantai.

Dia berjalan kearah walk in closet milik pria itu dan memakai pakaiannya disana.

Saat Xannia keluar dari walk in closet, dia sudah tak mendapati Davendra di ranjangnya.

Xannia membereskan ranjang yang berantakan dan juga pakaian milik pria itu yang ada di lantai, Xannia bahkan mengganti sprei-nya dengan yang baru.

Setelah selesai wanita itu mendudukkan dirinya di ranjang sembari menunggu Davendra keluar dari kamar mandi.

Tak berapa lama kemudian Davendra pun keluar dari dalam kamar mandi dan melihat Xannia yang sedang duduk di ranjang sambil melihat kearahnya.

"Kenapa kau masih disini?" tanya Davendra.

"Aku menunggumu, aku tidak tahu seluk beluk mansion-mu," sahut Xannia.

Davendra tak membalasnya dan masuk begitu saja kedalam walk in closet miliknya.

Cukup lama Xannia menunggu, hingga pria itu keluar juga.

"Ayo," ajak Davendra dan menggenggam tangan Xannia keluar dari kamar.

"Tak perlu menggenggam tanganku," ujar Xannia yang akan melepaskan tangannya.

Tapi Davendra lebih kuat menggenggamnya.

"Aku takut kau akan tersesat," timpal Davendra.

Xannia mencebik dan mengikuti pria itu, hingga mereka tiba di ruang makan.

"Duduklah," ujar Davendra.

Xannia mendudukan dirinya di kursi dengan banyak makanan yang ada di hadapannya.

"Banyak sekali?" gumam Xannia.

"Makanlah apapun yang kau mau..! Xannia melihat kearah Davendra dan menganggukkan kepalanya.

"Kalau begitu aku tak akan sungkan," ujar Xannia dengan wajah santainya.

Dan mereka pun menikmati makan pagi itu dengan tenang.

"Tuan, ada kiriman paket untuk anda," ujar seorang pelayan setelah Davendra menyelesaikan sesi makannya.

"Taruh saja disini," tunjuk Davendra pada kursi kosong di sampingnya.

Davendra menyerahkan paper bag besar itu pada Xannia, setelah Xannia selesai dengan makanannya.

"Apa ini?" tanyanya bingung.

"Lihat saja," jawab Davendra datar.

'Gaun, 'batin Xannia mengernyit bingung.

"Untuk apa?" tanya Xannia pada Davendra.

"Bukankah kau ingin menikah denganku? Jadi pakai saja, kita akan menikah siang ini," sahut Davendra.

"Si-siang ini? Kenapa cepat sekali?" ucap Xannia yang merasa terkejut.

"Bukankah lebih cepat lebih baik," jawab Davendra sarkas.

Xannia tak menyangka jika dia akan menikah dengan pria itu lebih cepat dari yang dia kira.

"Jika sudah selesai cepatlah ganti," kata Devandra.

Xannia tak bisa membantah, karna ini juga adalah dari ide gilanya.

Xannia beranjak dari ruang makan dan berjalan menuju salah satu kamar dengan di temani oleh salah satu pelayan.

Xannia mematut dirinya di cermin besar yang ada di hadapannya.

Gaun berwarna putih itu melekat sempurna di tubuhnya yang ramping dan seksi.

Ia mengikat rambutnya agar terlihat lebih rapi.

Setelah selesai wanita itu keluar dari kamar dan menghampiri Davendra yang sibuk dengan ponselnya.

"Aku sudah selesai," ucap Xannia yang berdiri di samping pria itu dingin tanpa senyum itu.

Davendra melihat penampilan Xannia dari atas hingga bawah tanpa memperlihatkan ekspresi apapun.

"Kita akan menikah dimana?" tanya Xannia.

"Kau akan tahu nanti jika kita sudah sampai," jawab Davendra.

Davendra memasukan ponselnya kedalam saku jasnya dan berdiri dari duduknya.

"Kau tak pernah berubah," cibir Xannia.

"Kau berani pada atasanmu sendiri?" Davandra memandang Xannia dengan tajam.

"Ini di luar area perusahaan dan aku sedang tak bekerja. Jadi, aku bebas mau berbicara apapun," sahut Xannia.

"Dan berhentilah mengoceh dan ikut aku," perintah Davendra.

Pria itu berjalan lebih dulu dengan kaki panjangnya.

Dan membuat Xannia kesulitan untuk mengejarnya karna gaun panjang yang dia kenakan.

Bersambung......

1
Kem mlem 🍨🍨🍨
Berakhir dengan senyuman dan hati yang penuh. 😊
Hopi Berry
Salah satu cerita terbaik yang pernah aku baca, terimakasih thor❤️
lyaa
Mesti dibaca ulang!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!