Lanjutan dari "Cinta Di Penghujung Nafasku".
Seorang dokter muda dan tampan bernama William Anderson terlibat ONS bersama dengan dokter Koas dirumah sakit tempatnya bekerja hingga membuat sang gadis hamil.
Viona Harumi,seorang mahasiswi kedokteran yang tengah menjalani masa koas harus terlibat skandal dengan dokter pembimbing nya dirumah sakit hingga membuatnya hamil.
Bagaimana kisah Viona dan William yang terpaksa menikah demi anak yang dikandung oleh Viona??
Lalu bagaimana dengan kisah cinta William dan sang kekasih yang sudah berjalan hampir lima tahun??
Lalu bagaimana dengan Kanaya yang tiba tiba harus menerima kenyataan pahit saat kekasihnya harus menikahi keponakan nya sendiri??
yuukkk simak kisah cinta segitiga mereka disini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua Puluh Enam
William terpaku diambang pintu sebuah ruangan rawat inap rumah sakit tempat nya bekerja. Niat hati mengambil lembur kerja demi menenangkan diri dengan menyibukkan diri dirumah sakit.
William malah menyaksikan mantan kekasihnya terkapar tak berdaya dengan jarum infus yang menempel dilengan nya.
"Kanaya kenapa Tante?" tanya William setelah berhasil mengendalikan dirinya saat melihat kondisi Kanaya yang tidak baik baik saja.
"Dia begitu terpukul karena pernikahan mu dengan Viona. Selama dua hari dia mengurung diri dikamar dan menolak untuk makan. Hingga akhirnya Kanaya jatuh pingsan dan dibawa kemari," jawab Mamah Ratih tanpa mengalihkan pandangan nya dari putrinya yang terbaring lemah di atas brangkar rumah sakit.
"Tolong temani dia dulu. Tante mau menghubungi Papahnya Kanaya agar pulang kerja langsung kemari," tambah Mamah Ratih yang langsung beranjak dari duduknya tanpa menunggu jawaban dari William. Mamah Ratih pun meninggalkan ruangan itu dan meninggalkan William bersama dengan Kanaya.
"Maafkan aku Nay. Aku juga tidak pernah berharap ini semua terjadi. Saat ini aku benar benar harus bertanggung jawab pada janin yang ada dirahim Viona," lirih William tanpa berani mendekati Kanaya dan hanya berdiri terpaku diujung brangkar.
"Aku merindukan mu, Mas," jawab Kanaya seraya membuka matanya dan itu membuat William kaget.
"Naya. Kamu sudah bangun? Bagaimana keadaan kamu saat ini?" tanya William berjalan mendekat, tapi masih berjarak.
"Aku sakit Mas. Aku rindu kamu. Bisakah peluk aku? Aku sangat merindukanmu." jawab Kanaya sembari merentangkan kedua tangan nya.
Akan tetapi, William hanya diam terpaku ditempatnya. Pria itu tidak berani mendekat, meski hanya menyentuh tangan Kanaya sekali pun. Setelah menyandang status sebagai seorang suami, William seperti memiliki rem dalam tubuhnya yang akan otomatis menghentikan dirinya saat akan menyentuh wanita lain, selain istrinya.
"Maafkan aku Nay, istirahatlah. Aku pergi dulu masih banyak pasien yang menungguku." jawab William, tanpa menuruti permintaan dari wanita itu.
Tidak ingin semakin membuat Kanaya terluka dan sakit. Akhirnya William pun memutuskan untuk pergi dari sana. Mengabaikan teriakan histeris dari Kanaya yang terus memanggil namanya.
Rasanya, ingin sekali memeluk erat tubuh sang mantan kekasih yang masih begitu dia cintai itu. Namun, William sadar betul jika status nya saat ini sudah berbeda dengan yang dulu.
Meski dia dan sang istri menikah karena terpaksa dan tanpa cinta. Namun, William tetap harus menghargai status pernikahan mereka.
Setidaknya sampai mereka benar benar berpisah nantinya. Karena William dan Viona sudah sepakat, jika pernikahan diantara mereka akan berakhir setelah anak mereka lahir nanti.
"Maaf Tante, Wiliam masih banyak tugas dan tidak bisa menemani Kanaya lebih lama. Permisi." ucap William saat berpapasan dengan Mamah Ratih yang baru saja akan kembali masuk keruangan itu.
Tanpa menunggu jawaban dari Mama Ratih, Willim pun langsung berlari dan pergi meninggalkan tempat itu. Sementara Kanaya sediri masih menangis tersedu di atas brangkar nya.
...***...
Keesokan harinya, Viona terbangun dengan tubuh yang jauh lebih segar dan juga jauh lebih baik. Ini hari pertama dia kembali masuk bekerja dan bertugas setelah beberapa minggu cuti karena kecelakaan yang dia alami yang hampir saja menghilangkan janin yang ada didalam rahimnya saat ini.
Setelah berpenampilan cukup rapih, Viona keluar dari kamar dan berjalan menuju ke arah dapur dimana sang art, Bi Sari tengah sibuk menyiapkan sarapan untuknya.
"Emm... Wangi sekali Bi. Masak apa nih?" tanya Viona sembari menyimpan tas kerja nya di atas meja makan.
"Ini Non, bibi buatkan sayur bening dan juga goreng ayam ungkep. Bibi juga sudah kupaskan buah apel sama mangga. Itu bagus buat ibu hamil, makanan yang sarat akan gizi, biar si kecil tumbuh sehat di dalam sana," jelas Bi Sari yang membuat wajah Viona yang cantik berseri bertambah cerah dengan senyum mengembang diwajahnya.
"Wah, makasih loh Bi. Sungguh calon nenek yang baik dan penuh perhatian. Anak dan menantu Bibi pasti sangat bahagia karena memiliki ibu yang perhatian seperti Bi Sari," ucap Viona tersenyum haru saat mendapatkan perhatian dari art di rumah suaminya.
"Ayo dimakan Non. Non mau kerja kan?"
"Iya Bi, siap. Aku makan ya masakan bibinya? Sepertinya ini enak banget. Kalau begini setiap hari, bisa cepat gemuk aku Bi," jawab Viona yang terlihat begitu antusias untuk sarapan setelah melihat menu makanan yang di masak oleh Bi Sari.
"Tunggu Non. Biar bibi panggilkan dulu Den William. Siapa tahu mau sarapan bareng," ucap Bi Sari lagi menghentikan gerak tangan Viona yang mau mengambil menu makanan yang ada di meja untuk di pindahkan ke piring nya.
"Jangan Bi. Tidak usah, nanti saja setelah saya selesai makan, baru kasih tahu Pak Dokter. Saya takut kehadiran saya malah membuat selera makan beliau hilang. Beliau tidak boleh melewatkan sarapan karena di rumah sakit Pak Dokter selalu sibuk merawat pasien. Sampai kadang kadang tidak ada waktu meski hanya untuk makan." jawab Viona manahan tangan Bi Sari agar menghentikan langkahnya yang akan memanggil William untuk sarapan bersama dengan nya.
Melihat kecemasan diwajah Viona. Bi Sar pun akhirnya menurut dan mengurungkan niatnya untuk memanggil William. Wanita paruh baya itu pun kembali melanjutkan aktifitasnya didapur.
Tidak ingin membuang waktu, Viona pun langsung mengambil beberapa menu makan dan menghabiskan makan nya dengan durasi waktu yang sangat cepat karena tidak ingin bersinggungan dengan William. Tadinya, Viona masih cukup santai karena mengira jika William belum kembali kerumah dan masih dirumah sakit.
Akan tetapi, saat wanita itu tahu jika suaminya ada dirumah. Tentu saja itu membuatnya takut dan tidak nyaman. Hingga Viona pun memilih untuk segera pergi ke rumah sakit agar tidak bersinggungan denga pria itu.
"Bi, Vio berangkat dulu, ya?" ucap Viona segera bergerak cepat karena takut William akan segera turun untuk sarapan dan mereka pun mau tidak mau harus bertemu.
"Iya Non, hati hati. Pelan pelan jalan nya. Ingat ada si kecil yang harus dijaga." seru Bi Sari yang melihat Viona pergi dengan sedikit berlari demi menghindari bertatap muka dengan William.
Tanpa Viona sadari, jika apa yang dia lakukan tertangkap mata oleh William langsung. Pria itu menatap Viona dengan cukup tajam dari lantai atas dimana kamar miliknya berada.
...****************...
...Jangan lupa tinggalkan jejak ya,like,komen dan subscribe...Biar Othor lebih semangat lagi,terima kasih 🥰🥰🥰 love sekebon untuk kalian ♥️♥️♥️*...