NovelToon NovelToon
BARTENDER NAKAL ITU, ISTRIKU

BARTENDER NAKAL ITU, ISTRIKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Dikelilingi wanita cantik / Playboy / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Nyai Gendeng

Sebuah Seni Dalam Meracik Rasa

Diajeng Batari Indira, teman-teman satu aliran lebih suka memanggilnya Indi, gadis Sunda yang lebih suka jadi bartender di club malam daripada duduk anteng di rumah nungguin jodoh datang. Bartender cantik dan seksi yang gak pernah pusing mikirin laki-laki, secara tak sengaja bertemu kedua kali dengan Raden Mas Galuh Suroyo dalam keadaan mabuk. Pertemuan ketiga, Raden Mas Galuh yang ternyata keturunan bangsawan tersebut mengajaknya menikah untuk menghindari perjodohan yang akan dilakukan keluarga untuknya.
Kenapa harus Ajeng? Karena Galuh yakin dia tidak akan jatuh cinta dengan gadis slengean yang katanya sama sekali bukan tipenya itu. Ajeng menerima tawaran itu karena di rasa cukup menguntungkan sebab dia juga sedang menghindari perjodohan yang dilakukan oleh ayahnya di kampung. Sederet peraturan ala keraton di dalam rumah megah keluarga Galuh tak ayal membuat Ajeng pusing tujuh keliling. Bagaimana kelanjutannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nyai Gendeng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mima Babah Pengen Mantu

Insiden memalukan dengan kemeja terawang-terawang yang membuat Ajeng jadi pusat perhatian di sepanjang lobby apartemen akhirnya berakhir ketika ia tiba di kosan setengah elit yang para penghuninya kebanyakan dari kalangan wanita-wanita anti hidup susah semua.

Kenapa begitu, sebab penghuni kosan itu rata-rata adalah pekerja malam dengan berbagai jenis profesi. Yang paling banyak digandrungi oleh penghuni kos-kosan itu adalah menjadi para sugarbaby seperti Vira.

Makanya tak heran jika sekarang, ketika Ajeng tiba ia melihat beberapa perempuan sedang duduk santai di depan kosan mereka dengan baju seksi juga rokok terselip di sela jari. Pemandangan biasa yang akan membuat mata para lelaki hidung belang keluar dari tempatnya.

"Wah Indi, habis ngamar lo ya?" tegur salah satu dari gadis yang sedang terlihat bersantai.

Ngamar apaan? Dia gak tahu aja Ajeng semalam sudah berubah jadi Catwoman yang berusaha melepaskan diri dari lelaki mabuk yang tiba-tiba jadi turn on sewaktu vibrator jadi-jadian nempel di burung kakaktuanya.

"Iya!" jawab Ajeng sekenanya. Ia sedang malas berbasa basi apalagi mendengar cerita para penghuni kos yang isinya tak lain seputar dunia pers*langkangan. Sungguh tidak sealiran dengan dia yang seksi tapi masih perawan.

Ajeng masuk ke dalam kosnya yang sepi. Nampaknya Vira masih betah berada di antara ketek koko si sugardaddy. Dan hal itu benar karena ketika Ajeng membuka ponsel, ia melihat banyak panggilan tak terjawab dari sahabatnya itu juga beberapa pesan yang mengatakan bahwa dia sekarang sudah berada di Bali.

Ajeng geleng-geleng kepala lalu menghempaskan tubuhnya ke atas permadani putih. Ia menatap kemeja yang masih melekat di tubuhnya saat ini.

Entah mengapa ada rasa nyaman ketika kemeja itu masih melekat di tubuhnya. Ia bahkan enggan melepaskannya saat ini, wangi maskulin yang menempel di kemeja itu menghadirkan rasa nyaman yang tak biasa.

Ajeng membuka mata, mengutuk diri sendiri yang tiba-tiba jadi aneh sendiri. Ia jadi geli. Baru saja hendak membuka kemejanya, ponselnya berdering nyaring. Dari Mima yang sudah hampir setengah tahun tak meneleponnya.

"Hallo Mima Sayaaaaaaaaaaaang," sapa Ajeng sembari membalikkan tubuh jadi posisi tengkurap.

"Gak usah basa-basi, Mima cuma mau nagih janji Ajeng!"

Ajeng mengerucutkan bibirnya, pasti saat ini Mima lagi sensi karena babah sering pergi mancing ke empang daripada nemenin Mima ke pasar buat belanja.

"Duh, Mima. Sensi banget kayak anak gadis lagi dapet," goda Ajeng.

"Ajeng, Mima serius. Jadi kapan kamu bawa mantu buat Mima dan babah?"

Mendapat pertanyaan paling keramat itu, Ajeng segera meraih plastik kresek yang ada tak jauh darinya saat ini. Niatnya ingin memanipulasi suara seolah ia sedang kehilangan signal.

"Gak usah pake remek-remek kresek segala!"

Ajeng membuang benda itu seketika. Sudah berulang kali memakai metode menipu orangtua dengan kertas kresek akhirnya penipuan itu terbongkar juga.

"Kasih Ajeng waktu dong, Mima. Cari jodoh gak semudah cari upil."

Dari seberang mima terdengar terkekeh pelan mendengar guyonan anak gadisnya itu.

"Mima kasih tau kamu karena babah bakalan ke Jakarta dan seret kamu pulang terus dinikahkan sama anaknya pak Karta kalau kamu gak bawa calon suami juga."

"Apa?! Kok babah tega sih Mima??" Ajeng meraung, tak terima dengan rencana ayahnya yang telah disuap beberapa kali dengan rendang oleh anaknya pak Karta.

"Makanya, Mima kasih bocoran ini ke kamu biar kamu gerak cepat cari suami dan bawa ke rumah. Kamu kira babah bakalan diem aja dan lupa dengan perjodohan durjana itu?"

Ajeng yang merasa terprovokasi akhirnya dengan mantap bertekad akan segera mencari jodohnya sendiri. Tidak tahu kapan yang penting sudah bertekad.

"Mima tungguin aja, bulan depan aku pulang bawa calon mantu buat Mima dan babah!" kata Ajeng percaya diri. Terdengar di ujung telepon ibunya berseru riang.

Setelah itu sambungan telepon putus. Ajeng menepuk jidatnya sendiri. Bagaimana kalau bulan depan ia tidak menemukan jodohnya? Babah pasti akan menyeretnya untuk kembali ke kampung halaman.

Padahal ceritanya Ajeng ini kabur ya, tapi dia tahu babah-nya pasti punya banyak cara untuk mencarinya ke Jakarta dan membawanya kembali untuk dinikahkan dengan anak juragan sapi yang lemotnya ngalahin keong emas.

Lelah memikirkan perihal jodoh yang akan dibawanya nanti bulan depan, Ajeng mencoba memejamkan mata lalu ia mulai tertidur sampai beberapa jam ke depan.

Sementara itu di sebuah rumah megah dengan banyak pelayan, Raden Mas Galuh sedang duduk dengan tenang. Ia baru saja sampai dan saat ini sedang makan siang bersama keluarganya. Rumah bergaya klasik dengan tembok berpadu kayu jati yang halamannya luas dengan segala macam jenis tanam tumbuh, terasa sejuk.

"Galuh, nanti satu minggu lagi keluarga dimas Wijoyo akan bertandang ke kediaman kita. Mereka akan membawa putri mereka Raden Ayu Laras Kancawati untuk dipertemukan dengan kamu."

Galuh sontak tersedak makanan yang baru ia telan. Secepat mungkin ia menegak air putih yang telah tersedia di depan piring makannya.

"Maaf, Bunda, untuk apa mereka datang ke sini dan kenapa harus bertemu aku?"

"Dimas Wijoyo itu kawan akrab ayahmu, juga keluarga kita sudah bersahabat karib dengan keluarga besar mereka sedari dulu sekali dan kami sudah sepakat akan menikahkan kamu dengan Laras putrinya."

Galuh menatap kedua orangtuanya dengan pandangan tak percaya. Ia tidak mau dijodohkan dengan perempuan yang sama sekali bukan pilihannya.

"Tapi, Ayah, aku sedang fokus di perusahaan kita. Tidak terpikirkan akan menikah dalam waktu dekat."

"Keputusan sudah diambil, Galuh. Kamu tidak bisa menolak perjodohan ini. Ini agar tali silahturahmi semakin terjalin dan kami sangat mengharapkan, istri kamu adalah orang yang sepadan dengan kita. Jelas asal usulnya juga jelas bibit bobot dan bebetnya."

Galuh diam, tak menjawab. Rupanya inilah alasan bunda meneleponnya untuk pulang ke rumah. Galuh tidak bisa membiarkan hal ini. Ia akan segera mencari cara agar bisa terbebas dari perjodohan yang sama sekali tidak dikehendakinya itu.

Galuh menatap lurus ke arah kakaknya yang sedang menikmati makanan. Ayunda nya yang selama ini selalu mendukung dirinya. Tapi kali ini yunda Sekarwangi hanya mengangkat bahu.

Galuh menghela nafas, ia harus segera mengarang cerita dengan membawa perempuan yang akan diakuinya sebagai kekasih juga membuat rencana gila bersama perempuan yang nanti akan menjadi alasan ia tak bisa menerima perjodohan itu. Tapi siapa perempuan itu?

Selagi Galuh berpikir ia tiba-tiba saja teringat dengan bartender cantik yang semalam berada di apartemennya. Galuh tersenyum penuh kemenangan, ia akan segera menemui Ajeng di club malam, malam nanti.

Di kamarnya sendiri saat ini, Ajeng terbangun karena sesuatu terjatuh di atas kepalanya. Ia mendongak dan bola matanya bertemu pandang dengan bola mata cicak yang sekarang nangkring begitu saja di atas jidatnya.

"Aaaaaaaaaaahhhhhh!" Ajeng berteriak sembari memukul kepalanya sendiri dengan botol air mineral membuat cicak yang tidak diketahui jenis kelaminnya itu lari tunggang langgang dengan tak lupa meninggalkan jejak berupa kotoran di atas kepala Ajeng. Ajeng segera masuk ke kamar mandi dan tak sengaja pula menginjak kantong kresek yang tadi ia lempar sembarangan hingga ia jadi terpeleset dengan wajah mencium bra kupu-kupu milik Vira. Sepertinya hidup Ajeng jadi sial semenjak bertemu dan menolong Galuh semalam!

1
YuWie
waduhhh..kanjeng ibu..mata2 nya Banyak. Konyol gak sih pas jari ajeng dan galuh ketuker2..hihi
YuWie
jiannn pasangan absurd oigh..tapi luciui
Nyai Gendeng
makasih kakak♥️
YuWie
yang bener luh galuh..gak bakal jatuh cinta tapi bucin iya...cieee
YuWie
Diajeng punya sex appel brati ya Luh Galuh... baru jilat es cream aja sdh bikin kamu bayangin yg enggak2
YuWie
tuh cantik larasnya..modern..kenapa gak mau. Ternyata Galuh tukang celupan ya..kasihan perawan diajeng donk
YuWie
kan seru kan interaksi si banhsawan dan si bertender
YuWie
bukan bikin sial..tapi malah jodohmu itu bangsawan..xixixi
YuWie
enak lho ini gaya ceritanya asyik untuk dibaca.. next klo sdh ada vote ku vote lah..skrg ku favoritnya..tapi lanjutin ceritanya sampe tamat bakal alway ku dukung kak othor.
YuWie
satpam gak estetik ya diajeng
YuWie
hihihi..aturan beol bgmn tuh. Ngenden harus tetep gantheng dan cantik kali yaaa
Rudi Fahrudin
Luar biasa
Gohan
Saya benar-benar merasa terhubung dengan tokoh utama dalam kisah ini.
Nyai Gendeng: trimakasih, gengs💗
total 1 replies
Trunks
Cinta dalam setiap kata.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!