Jian Lushi menjadi salah satu korban tewas, dalam kecelakaan tabrakan mobil beruntun.
Akibatnya, jiwanya mengalami perjalanan melintas waktu ke dimensi lain.
Kemudian jiwanya masuk kedalam raga seorang gadis petani malang, yang tanpa sengaja mati akibat ulah saudaranya sendiri.
Yuk ikuti perjalanan Jian Lushi, dalam menjalani kehidupan barunya di dunia asing.
Mohon dukungannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah_sakabian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. Membeli Rumah Baru
...----------------...
Setelah membuat kehebohan di apotek Fu. Karena menjual bahan-bahan obat langka, dan tiga ginseng liar berumur 100 tahun, secara bersamaan. Yang mengakibatkan manager Xu hampir kehilangan rahangnya.
Dengan santainya, Lushi memasukan uang yang jumlahnya lebih dari 50.000 Yuan, ke dalam tas kain. Yang sebenarnya langsung di simpan di ruangannya.
Setelah keluar dari apotek Fu, Lushi langsung bergegas menuju kantor agen properti terbesar di kota itu. Sesuai dengan yang telah di rekomendasikan manager Xu.
Ketika sampai di kantor agen properti, Lushi di sambut dengan ramah oleh salah satu pegawai di sana. Kemudian pegawai itu langsung membawa Lushi ke kantor manager.
Ternyata manager Xu sudah terlebih dahulu menghubungi tuan Kong, selaku manager agen properti Shimao. Dan menceritakan tentang Lushi, yang ingin membeli rumah siap huni.
Maka dari itu, tuan Kong sangat ramah dan antusias saat bertemu Lushi.
Setelah bertukar salam, tuan Kong langsung bertanya ke intinya.
"Saya dengar dari manager Xu, kalau nona Lushi ingin mencari rumah siap huni, benar?"
"Benar tuan," jawab Lushi singkat.
"Lalu, kreteria rumah yang seperti apa, yang anda inginkan?"
"Saya ingin rumah dengan halaman yang luas. Dan kalau bisa lokasinya tidak terlalu jauh dari pusat kota."
Mendengar kata demi kata yang di ucapkan Lushi, manager Kong tampak mengangguk-anggukkan kepalanya.
Kemudian tuan Kong membuka laci, dan mengeluarkan tumpukan kertas dari dalamnya.
"Kebetulan di sini ada banyak rumah dengan halaman luas," ucap tuan Kong sambil memilah kertas-kertas berisi gambar dan harga rumah.
"Tapi, untuk yang dekat dengan pusat kota, hanya ada beberapa saja. Silakan lihat ini," lanjut tuan Kong. Kemudian menyodorkan beberapa gambar rumah kepada Lushi.
Setelah melihat-lihat gambar rumah di depannya, Lushi ragu-ragu bertanya, "Bisakah tuan Kong mengantarkan saya, untuk melihat rumah-rumah ini secara langsung?"
Karena tidak puas rasanya, jika tidak melihat barang yang ingin kita beli secara langsung. Maklum, wanita memang serumit dan sedetail itu.
"Tentu." tanpa di duga, tuan Kong langsug menyetujui permintaan Lushi.
Awalnya Lushi sempat tertegun, tapi kemudian segera tersenyum. Semua ini pasti karena campur tangan dari tuan Xu, pikir Lushi.
Setelah melihat-lihat kondisi dan lokasi rumah, juga mengamati situasi di lingkungan sekitarnya. Lushi memutuskan untuk membeli dua rumah.
Karena uangnya hanya cukup untuk membeli dua rumah. Lushi semakin bertekad untuk menghasilkan banyak uang, agar bisa segera memililiki banyak properti.
Rumah yang menjadi pilihan pertama Lushi, jatuh pada rumah berukuran kecil dengan halaman paling luas. Awalnya rumah ini milik pasangan lanjut usia. Mereka menjual rumah ini karena akan mengikuti putranya yang menetap di kota lain.
Yang satunya lagi adalah rumah dua lantai, masih dengan halamannya yang luas.
Setelah melihat rumah-rumah yang di pilih Lushi, kedua sudut mulut tuan Kong langsung terangkat.
"Bagus sekali," tuan Kong memberi pujian pada Lushi.
"Kedua rumah ini selalu di rawat dengan baik, oleh pemilik sebelumnya. Hanya saja warna catnya dan beberapa barang di dalamnya, masih sedikit kuno." lanjutnya lagi tanpa melebih-lebihkan.
Karena itulah Lushi ingin sedikit merenovasi tata letak ruangan, dan mengganti warna cat temboknya pada rumah pertamanya. Pagar yang awalnya hanya setinggi dada orang dewasa, ingin di naikan lebih tinggi, hingga mencapai dua setengah meter. Agar tetangga kanan dan kiri, tidak bisa melihat aktivitasnya di halaman.
Maklum saja di kehidupan sebelumnya, Lushi termasuk golongan introvert. Jadi kepribadian itu terbawa sampai sekarang, ke dunia asing ini.
Jadi Lushi segera berkata, "Sebenarnya saya lebih suka tinggal di rumah ini," tunjuk Lushi pada gambar rumah yang menjadi pilihan pertamanya.
"Tapi saya ingin rumah dan pagar temboknya di renovasi terlebih dahulu." lanjut Lushi.
Tentu saja hal ini membuat tuan Kong semakin senang. Karena itu dia langsung merekomendasikan salah satu tim konstruksi langganannya.
"Nona tenang saja, saya mengenal tim konstruksi terbaik di kota ini. Jika nona berkenan, saya akan segera menghubungi mereka." ucap tuan Kong. Matanya menatap Lushi dengan tatapan meyakinkan.
"Baiklah kalau begitu, saya setuju. Mohon bantuannya, dan terimakasih, tuan Kong." Lushi langsung setuju. Karena dia memang belum mengenal siapa-siapa di kota ini.
"Tidak perlu terlalu sopan, nona." ucap tuan Kong, kemudian terkekeh pelan.
"Sementara menunggu rumah itu di renovasi, saya akan menempati rumah ini. Kapan saya bisa pindah?" tanya Lushi sambil menunjuk gambar rumah dua lantai.
"Setelah serah terima dan balik nama akta serta surat-surat kepemilikan lainnya. Kedua rumah ini resmi sah menjadi milik nona Lushi. Dan nona Lushi bisa langsung menempati rumah itu." jelas tuan Kong.
"Bagus. Bisakah serah terima dan balik namanya di selesaikan hari ini?" tanya Lushi sedikit tidak sabar.
"Biasanya untuk mengurus balik nama, harus menunggu paling cepat satu Minggu hingga satu bulan lebih. Tapi...." ucap tuan Kong. Jemarinya terangkat untuk membelai janggutnya yang di tumbuhi bulu tipis.
Melihat gerak gerik tuan Kong, Lushi langsung faham maksudnya. Jadi tanpa aba-aba, dia langsung menyela ucapan tuan Kong.
"Tapi... Dengan koneksi anda, semuanya bisa di selesaikan dalam satu hari kerja, kan?" tebak Lushi. Kemudian tersenyum main-main.
Tuan Kong langsung tertawa begitu mendengar ucapan Lushi. Dia tidak pernah mengharapkan gadis kecil di depannya sangat jujur dan jujur. Semakin dia mengenal gadis ini, semakin dia menyukai kepribadian gadis kecil ini.
"Sepertinya aku tidak bisa menyembunyikannya darimu. Aku memang mempunyai kenalan yang bekerja di bidang ini." ucap tuan Kong. Kemudian melihat arloji di pergelangan tangan kirinya.
"Baiklah, ayo berangkat sekarang. Nanti kau bisa sekalian mentraktir makan siang orang tua itu. Hahaha." ucap tuan Kong lagi.
Tapi sebelum dia beranjak dari duduknya, dia seperti teringat sesuatu. Kemudian bertanya kepada Lushi, "Tapi, apakah kau membawa tanda pengenal dan registrasi rumah tanggamu?"
Mendengar pertanyaan tuan Kong, Lushi segera menjawab, "Aku membawanya, tuan."
"Bagus bagus, kau memang gadis kecil yang penuh perhitungan," setelah mengatakan itu, tuan Kong langsung berdiri bersiap keluar ruangan.
Dengan itu keduanya segera tiba di kantor pemerintahan.
Dimanapun tempatnya, segalanya akan menjadi mudah dan lancar, jika memiliki orang dalam dan amplop merah.
Setelah tinggal di rumahnya sendiri, Lushi bisa leluasa pergi ke pasar untuk menjual buah-buahan. Dia juga sering mengunjungi pasar gelap, untuk menjual ginseng, bahan obat, dan hasil pertanian dari ruangannya.
Sebulan kemudian, setelah rumah kecilnya selesai di renovasi, Lushi langsung pindah ke sana.
"Hhhuuuuaaaaa.... Hhhuuuaaaa... Hhhuuuaaaa.... Tidak mauuu pulaaaang..."
"Huu.. Adik berhenti menangis... Jangan menangis terus..."
...----------------...
bunga mendarat/Rose//Heart/