NovelToon NovelToon
Janda Kembang Pilihan CEO Duda

Janda Kembang Pilihan CEO Duda

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Perjodohan / Duda
Popularitas:10.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: Cimai

Anak dibawah umur dilarang mampir🙅
Harap bijak dalam membaca👍

Slow update 🙏
Silahkan mampir juga ke novel pertama Cimai, klik profil Cimai yaaa😍

"Menikah Dengan Adik Sahabatku"

------

Belum ada dalam pikiran Dira untuk segera mengakhiri masa sendirinya, ia masih trauma pasca ditinggalkan oleh suami yang teramat ia cintai pergi untuk selamanya dan disusul satu-satunya superhero yang selalu berada disisinya, yaitu Ibu.

Meskipun pada kenyataannya sosok pria yang selama ini selalu memperlakukan Dira dengan lembut, ternyata diujung usianya menunjukkan sebuah kenyataan yang teramat pahit, sehingga menyisakan luka dan trauma yang teramat mendalam bagi Dira.
Dira masih tetap mencintainya.

Disisi lain, putra sulung dari pemilik Raymond Group mengalami kegagalannya dalam berumahtangga.
Setelah berhasil dari masa keterpurukannya dan memilih tinggal diluar negeri, akhirnya ia kembali ke tanah air dan menggantikan posisi ayahnya, Erick Raymond.

Awal pertemuan yang tidak sengaja anta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cimai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 20 : Maaf Aku Ingkar

Tok tok tok

Suara ketukan terdengar lagi.

''****!!'' umpat Edgar sangat kesal.

Mentari langsung cepat-cepat bergeser dengan menahan handuknya agar tidak terlepas. Ia masih belum percaya atas apa yang ia alami hari ini. Benar-benar tidak terbayangkan adegan memalukan ini terjadi.

''Kau mau kemana hem? mau bukain pintu? dengan hanya menggunakan handuk itu? TIDAK! kau disini saja!''

''Ba-baik, Tuan.'' jawab Mentari dengan wajah menunduk.

Edgar langsung keluar dari kamar mandi dengan wajah kesal, juniornya yang sudah terbangun harus kembali nganggur.

''Ada apa?'' Edgar membuka pintu hanya dengan melongokkan kepalanya, karena akan bahaya jika seseorang itu melihat tembakan berdiri.

''Apakah Tuan dan nona baik-baik saja? saya belum melihat anda turun untuk sarapan?'' tanya pak Dar.

Edgar melirik pada jam di dinding kamarnya.

''Iya sebentar lagi kami turun.'' jawab Edgar lalu menutup pintunya lagi.

Pak Dar mengelus dadanya karena kaget dengan suara pintu yang ditutup oleh Edgar. Kemudian ia pergi lagi ke bawah.

''Arrghhh! sial! gagal!'' umpat Edgar.

Edgar menatap pintu kamar mandi, ia melangkahkan kakinya kesana, mencoba membuka ternyata sudah dikunci dari dalam.

Edgar prustasi sendiri, ia bingung bagaimana menidurkan tembakannya yang masih tegak.

''Kau tidur! cepat!'' seru Edgar kesal pada tembakannya.

''Mentari!''

Tok tok tok

''Buruan, kita sarapan!'' seru Edgar.

''Iya Tuan.'' jawab Mentari dari dalam.

Setelah mendengar jawaban dari Mentari, Edgar langsung menuju sofa lebar yang biasanya digunakan Mentari untuk tidur. Edgar langsung merebahkan tubuhnya disana. Ia menatap iba pada senjatanya yang sudah lama tak terpakai itu.

Mentari yang tengah melamun dibawah guyuran air langsung cepat-cepat menyelesaikan aktivitas mandinya. Tak lama kemudian ia keluar dan sudah mengenakan pakaian yang lengkap. Rambutnya yang basah ia bungkus dengan handuk.

Mendengar suara pintu terbuka, Edgar langsung beranjak dari sofa.

Mereka berdiri saling bertemu, Mentari yang sudah berpakaian lengkap, Edgar menurunkan pandangannya kebawah, menatap miliknya sendiri yang masih berdiri. Dan sialnya, Mentari mengikuti arah pandangan Edgar, seketika ia langsung melotot tak percaya. Dia bukanlah anak kecil yang tidak memahami itu, ia langsung menutup matanya dengan tangannya.

''Ini semua gara-gara kau! kau harus tanggung jawab, Mentari! huh..'' keluh Edgar membuang nafasnya kasar.

''Hah!''

Edgar langsung berlalu masuk ke kamar mandi, ia takut berlama-lama disana akan semakin tidak bisa menahan.

Mentari bergidik ngeri, pikirannya menjadi sangat tidak tenang, harus bagaimana menghindari semua ini.

Cukup lama Edgar di dalam kamar mandi, ia menuntaskan sesuatu yang seharusnya ia salurkan, namun, kali ini harus ia tahan.

--

''Maaf Nona, apakah tuan Edgar tidak melarang jika istrinya ikut ngumpul disini?'' tanya ART khawatir disalahkan, sejak tadi Mentari lebih banyak menghabiskan waktu di dapur.

''Tidak kok Mbak, lagian tuan Edgar sedang lembur, jadi sepi di kamar.'' jawab Mentari lalu tersenyum.

Sengaja ia membuat alasan itu agar tidak ada yang mencurigai karena mereka habis makan malam, yang dimana biasanya Mentari akan beristirahat di dalam kamar.

Sementara itu, Edgar menyibukkan diri di ruang kerjanya, mencari pengalihan atas apa yang menganggu pikirannya.

''Sial! kenapa aku tidak bisa fokus!'' gerutu Edgar.

Ia menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi sembari memijit-mijit pelipisnya. Pikiran itu masih saja menguasai dirinya.

Arrrgghhh

Edgar mengacak-acak rambutnya sendiri dengan kasar.

Setelah berjam-jam berada di ruang kerjanya dengan sia-sia karena tidak ada yang berhasil ia kerjakan dengan fokus, akhirnya Edgar memutuskan untuk kembali ke kamar.

Edgar membuka pintu kamarnya dan menutup kembali, ia melihat ke arah sofa, ternyata Mentari sudah tidur meringkuk disana, menutupi tubuhnya dengan selimut.

Langkah kakinya membawa Edgar mendekati Mentari, perempuan itu tidur dengan posisi menghadap sandaran, sehingga Edgar tidak bisa melihat wajahnya.

Saat sudah di dekat Mentari, Edgar sedikit membungkukkan tubuhnya.

''Benar-benar sudah tidur.'' gumam Edgar saat mendengar deru nafas Mentari yang teratur.

Melihat rambut Mentari menutupi wajah, Edgar menyilakan rambutnya dan menyembunyikan dibelakang telinga.

''Cantik.'' gumamnya.

''Oh nooo...'' Edgar langsung mundur pelan-pelan saat Mentari menggeliat.

Khawatir Mentari terbangun, Edgar langsung pergi mencuci tangan dan kakinya sebelum tidur dan setelah keluar dari kamar mandi, ia langsung merebahkan tubuhnya di ranjang king size miliknya.

Berbalik ke kanan dan ke kiri, mata Edgar sangat sulit dipejamkan. Ia menatap Mentari yang sudah terlelap sangat nyenyak, mulutnya sedikit terbuka.

Edgar kembali mendekati Mentari, membuka selimut yang menutupi tubuh itu dengan hati-hati, kemudian ia membopong tubuh Mentari dan menidurkan di ranjangnya dengan sangat pelan-pelan.

''Huh berat!'' batinnya.

Mentari hanya menggeliat tanpa terbangun, Edgar bernafas lega melihat itu. Ia langsung ikut merebahkan tubuhnya disana dengan menghadap ke arah Mentari, memperhatikan setiap inchi di wajah istrinya. Tanpa sadar tangannya mengusap pipi mulus Mentari.

Rasanya benar-benar nyaman, bahkan rasa kantuk yang sedari tadi tidak ada, sekarang ia merasakan kantuk.

Edgar memadamkan lampu kamarnya, lalu merapatkan pada Mentari.

''Maaf aku lancang, maaf aku ingkar.'' ucap Edgar lirih.

Cup

Edgar mengecup kening Mentari, kemudian menarik selimut untuk menutupi tubuh keduanya. Rasanya damai, ia merengkuh Mentari membawa ke dalam pelukannya.

1
Lingkungankomatiimedanarea
Luar biasa
Ria Pangaribuan
hahahah... KUA punya peran...hahah
Wayan Sucani
Luar biasa
Kaifiya Maiza
Lumayan
Kaifiya Maiza
Luar biasa
Shi Leseora
Kecewa
Ida Rodiah
Luar biasa
Zafira Fira
bagus luar biasa
Cahaya
Luar biasa
Trisna
apakah dia bapaknya mentari?
then_must_nanang
wow... empuk Coy....
then_must_nanang
So Sweet......
Yati Rh
mampirrrr
Fitria Mauliza
Kecewa
Fitria Mauliza
Buruk
Trisna
Mentari Erin dan Jimmy 2 tim buat Edgar emosi
faraakila
apa tuh sbc
faraakila
ihhh gerah deh🤣🤣🤣🤣
Trisna
seseorang itu pasti Ardi
Lilis Yuanita
sabar pak..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!