Noda Di Seragam SMA

Semua orang sedang berusaha menenangkan Morea agar tidak melompat dari atas gedung rumah sakit tempatnya dirawat beberapa hari ini. Karena ia mengalami depresi setelah diceraikan oleh Al. Makanya Morea sampai di rawat di sana karena menurut keluarganya Morea, ternyata Morea juga sering nekat melukai dirinya dengan sebilah pisau.

"Jangan lakukan ini Morea, karena sebentar lagi Al akan datang untuk mengajakmu rujuk," kata Daniel ingin mencoba menenangkan Morea juga. Di saat ayahnya Morea sedang membawa ibu Morea yang pingsan saking shoknya melihat Morea yang ingin melompat.

"Tidak! Mas Al tidak akan pernah datang untuk mengajakku rujuk karena dia benar-benar sudah sangat membenciku, maka dari itu aku merasa tidak ada gunanya lagi untuk hidup di dunia ini, pa." Meskipun Morea sudah bercerai dengan Al, tapi Morea masih saja memanggil Daniel dengan sebutan papa. "Lebih baik aku mati saja!" teriak Morea yang akan mengambil ancang-ancang untuk segera loncat.

Akan tapi tiba-tiba saja Al datang dan langsung menarik tangan Morea detik itu juga Al segera membawa mantan istrinya itu untuk masuk ke dalam dekapannya. Laki-laki itu lalu berkata, "Apa kamu pikir dengan cara bvnvh diri kamu akan merasa terbebas dari dosa-dosa yang pernah kamu lakukan? Kamu salah besar Morea!"

Morea menghirup dalam-dalam aroma parfum Al setelah itu Morea mendongak. "Mas Al, akhirnya kamu datang juga. Kamu tahu Mas aku sangat merindukanmu." Tanpa malu Morea meraih tengkuk leher Al, wanita itu berniat ingin m*ci*m Al akan tetapi Al dengan segera menghindar. "Ada apa? Bukankah ini yang Mas inginkan juga?"

"Morea jaga sifatmu, disini ada banyak orang dan lihatlah di bawah sana juga." Al menunjuk ke bawah gedung rumah sakit itu dimana orang-orang sedang menyaksikan mereka yang sedang berpelukan dengan mesra. "Besok-besok hal bod*h apalagi yang akan kamu lakukan?"

"Aku tidak akan melakukan apa-apa lagi, kalau Mas mengucap kata rujuk kepadaku." Dengan suara yang begitu manja Morea mengatakan itu kepada Al. Padahal tadi wanita itu sangat bersikukuh ingin membvnvh diri dengan cara melompat dari gedung rumah sakit.

"Kita bahas ini di dalam kamar rawat inap kau saja Morea karena saat ini, aku merasa benar-benar sangat malu melihat kelakuan gila kau ini," desis Al dengan cara berbisik. "Sekarang lepaskan pelukanmu ini, dan kita segera pergi dari sini."

"Yes, rencanaku ternyata selama ini tidak sia-sia, tidak sia-sia juga aku mengikuti saran Daniel," batin Morea yang saat ini sedang bersorak-sorai kegirangan karena Morea berpikir sehabis ini Al pasti akan benar-benar mengajaknya untuk rujuk.

"Apa yang kamu tunggu, ayo, kita pergi dari atas gedung ini," ajak Al, yang tidak habis pikir kalau Morea, mantan istrinya itu masih betah memeluk tubuhnya saat ini.

***

Setelah sampai di ruang rawat inap Morea, Al dengan gerakan cepat menghempaskan tubuh Morea ke atas bad. "Apa sebenarnya yang kamu inginkan Morea? Yang selalu saja membuat kegaduhan, apa jangan-jangan kamu berniat ingin menghancurkan nama perusahaanku dengan kelakuan gilamu yang seperti ini?" Wajah Al tidak menampakkan keramahan seperti yang tadi. Sekarang wajah laki-laki itu juga terlihat tidak bersahabat. "Jangan kamu pikir karena tadi aku menolongmu, sehingga membuatmu berpikiran kalau aku ini ingin mengajakmu rujuk! Itu semua tidak akan pernah terjadi Morea, lebih baik kamu segera kubur dalam-dalam perasan cintamu yang palsu itu sebelum kamu semakin terluka!"

Senyum Morea perlahan memudar wanita itu sangat merasa kesal dengan apa yang di katakan Al kepada dirinya. "Apa maksudmu, Mas? Bukankah kamu datang kesini karena ingin mengajakku rujuk seperti apa yang di katakan papa tadi?" Morea dengan cepat bangun dan segera mendekati Al lagi. "Apa itu semua tadi hanya akting Mas saja, supaya telihat baik di mata orang-orang?"

"Iya, kamu benar sekali Morea, aku hanya mengikuti cara mainmu saja. Kenapa, apa kamu keberatan atau merasa di rugikan dalam hal ini?" tanya Al. Al ternyata yang dulu adalah laki-laki lemah-lembut yang kini malah berubah menjadi laki-laki yang dingin sedingin lemari es sembilan pintu seperti saat ini hanya gara-gara penghianatan yang Morea lakukan kepada dirinya. "Aku tidak bisa berlama-lama disini karena wanita-wanita simpananku sedang menunggu kedatanganku," kata Al sambil menyeringai dengan elegan. "Simpan rahasia busukmu dalam-dalam Morea sehingga aku tidak bisa menemukannya." Sesaat setelah mengatakan itu Al langsung pergi.

Bersamaan dengan itu Daniel masuk kedalam, dan Daniel bisa meliahat Morea hanya sendiri saja yang masih berdiri. Ia lalu tanpa pikir panjang mendekati Morea. "Dimana Al sekarang? Apa anak itu sudah pergi?"

Morea yang mendengar pertanyan Daniel, pada detik itu juga ia malah langsung berhampur ke dalam pelukan Daniel. Mereka terlihat seperti sudah terbiasa dalam hal ini. "Kamu berbohong, Al ternyata datang hanya untuk menakut-nakutiku saja bukan untuk rujuk!" ketus Morea.

"Sayang, sabar dulu!" Daniel mengelus lengan Morea. "Al pasti akan rujuk, dan kita akan bisa bersama lagi seperti dulu." Iya, rupanya bukan cuma Remon kekasih gelap Morea ternyata Daniel ayah mertuanya sendiri Morea embat juga. "Apa sekarang kamu butuh kehangatan?"

Ketika Morea mendengar itu, ia langsung saja mendong dada Daniel. "Aku tidak butuh kehangatan malam ini, karena yang saat ini sedang aku butuhkan dapat kembali rujuk dengan Mas Al." Morea benar-benar ingin kembali menjadi istri Al, makanya ia rela melakukan berbagai cara.