AKU MASIH PERAWAN

" Mereka lagi ngapain seru sekali sepertinya?". kepo Nurma.

" Hari ini mbak Ais sedang membuat varian rasa baru nek, sepertinya berhasil tu." ucap Sari. Mereka mendekati Aisyah.

" Mbak, ada nenek Nurma ingin bertemu." bisik Sari pada Aisyah. Gadis cantik itu menoleh ke arah Sari dan melihat Nurma di sebelah Sari.

Senyum mengembang di bibir Aisyah, dia langsung menghampiri Nurma dan menyalaminya layaknya cucu pada neneknya.

"Siang nenek, apa kabar?" tanya Aisyah dengan sopan.

" Kabar nenek baik, kayaknya seru nih baru matang ya?" Nurma ikut nimbrung saja.

" Oh itu nek, lagi mencoba varian rasa baru, bagaimana kalau nenek yang mencoba untuk pertama kalinya, kami butuh ulasannya." jawab Aisyah.

Kue yang baru keluar dari oven sudah di keluarkan dari cetakan, Dinda juga sudah mengiris iris kue yang masih hangat tersebut dan di tata ke dalam piring.

" Mbak ini kuenya." Dinda menyerahkan kue tersebut pada Aisyah.

" Nek bagaimana kalau mencicipinya di taman sebelah sana, supaya lebih santai, dan mbak Din, tolong buatkan 2 teh Kamomil yang baru saya beli kemaren." Aisyah juga meminta Dinda untuk membuatkan mereka teh.

Mereka menuju ke taman kecil dekat dapur, biasanya tempat ini di pakai anak anak istirahat atau makan siang.

" monggo nek, di cicip kuenya, dan mintz masukannya, saya memakai rasa anggur merah nek, dan asli dari jus anggur, bukan dari perasa makanan." kata Aisyah.

" Nenek yakin, kalau kue dari toko ini memang spesial, seperti pembuatnya." kata Nurma.

" Terima kasih nek, kami cuma berusaha yang terbaik dan akan selalu menjaga kualitasnya." jawan Aisyah.

Nurma mengambil sepotong kue berwarna ungu tersebut dan menggigitnya, mengunyah serta menikmati rasa di setiap gigitannya, lalu dia manggut manggut.

" Lembut, harum, manisnya juga alami dan tidan terlalu manis, nice, ini juga cocok untuk anak anak, terkadang anak anak suka sekali rasa stroberi dan anggur." Jawab Nurma.

" Dan nilainya?" tanya Aisyah.

" 9 dari 10, Nenek pesen 2 loyang deh, sebagai pelanggan pertama kue ini" jawab Nurma.

" Kalau sekarang belum bisa nek, karena anggurnya belum tersedia, bagaimana kalau besok, saya yang akan antar sendiri ke rumah nenek." Kata Aisyah.

" Bener, bagus kalau begitu, besok sore ya, karena biasanya kami akan menikmatinya sore sore sambil ngeteh." Nawab Nurma.

" Siap nek, dan tinggalkan alamat nenek supaya mudah." jawab Aisyah.

" Tapi harus kamu sendiri yang mengantarkannya, bukan yang lain oke." Pinta Nurma.

" insyaallah nek, akan Ais usahakan, sebelum pulang kerja Ais akan antar kue ini ke rumah nenek."

Di saat mereka asyik menikmati kue baru tersebut Adrian dan Leni datang ke toko, mereka langsung ke belakang diantarkan Dinda.

" Assalamualaikum, sayang." Sapa Leni.

" Waalaikumsalam, jawab Aisyah dan juga nurma.

" Masyaallah bunda, ayah, apa kabar?" Aisyah segera berdiri menyalami Adrian dan juga Leni. Leni memeluk erat keponakan yang sudah dia anggap putrinya tersebut.

" bunda baik sayang, bagaimana kabar kamu, ayah dan bunda sangat khawatir, apalagi melihat sikap suami kamu yang kasar banget itu, hik hik." tangis Leni.

Nurma yang mendengar kata suami, dia tersentil deg " apa jadi Ais sudah menikah." batin Nurma.

" Baik bun, nyatanya Ais ada di sini sekarang." jawab Aisyah.

" yah bun, ayo duduk, kenalkan ini nenek Nurma, nek ini ayah dan Bunda Ais, mereka yang merawat Ais sejak kecil." Aisyah memperkenalkan mereka pada Nurma.

"Nurma."

" Leni, Adrian." Leni dan Adrian Duduk di meja samping Nurma.

" Dia tidak jahat sama kamu kan, tidak menyakiti kamu kan sayang, bunda khawatir." Leni melihat ada yang lain di sudut pipi Ais dan Pipinya juga memerah.

" Sayang kenapa dengan bibir kamu, ini pipi kamu juga memerah?" Leni sangat teliti, Adrian dan Nurma ikut memperhatikan arah pandang Leni. Aisyah segera menutup Pipinya.

" I ini kemaren Ais tidak hati, dan terpeleset, menabrak pintu." Jawab Aisyah bohong.

" Kamu jangan menutupi dari kami nak, kalau dia memang memukul kamu, dan kasar padamu, tidak peduli dia siapa ayah akan membawamu pulang, Bahkan Arman juga sudah meninggal." ucap Adrian geram.

" Bukan Tuan eh mas Dirga yang memukul Ais, tapi pacarnya yang bernama Oliv yah, dia tidak terima Ais bela mbak Romlah yang dia pecat."Jawab Ais.

" Apa jadi selingkuhannya tinggal di rumah Itu?" Geram Adrian. Aisyah hanya menunduk, dia menutup mulutnya sendiri kenapa keceplosan bicara ke Adrian, Ais tidak terbiasa berbohong pada mereka.

" Eh , enggak yah, tadi malam dia sudah diusir dari sana, karena ketahuan selingkuh, dan mas Dirga meminta maaf pada Ais, dia berjanji akan memulainya dari Nol, jadi beri kesempatan Ais untuk mewujudkan impian Papa Arman, merubah mereka semua jadi lebih baik lagi, tapi kalau Ais sudah tidak sanggup lagi maka Ais akan pulang ke tempat ayah, Ais janji akan jaga diri Ais, dan tidak akan membiarkan dia menyentuh Ais sebelum Mas Dirga benar benar berubah." Jawab Aisyah.

" bagus, jangan biarkan dia mengambil keuntungan dan Mencampakkan dirimu." Ucap Leni.

" Maaf sebelumnya, jadi Nak Aisyah ini sudah menikah to?" Tanya Nurma menyela.

" Eh maaf nek, kita jadi membicarakan masalah keluarga Ais, iya nek, baru seminggu putri saya ini menikah, dan lihat dia mengalami KDRT." jawab Leni.

" MasyaAllah, baru seminggu sudah kdrt, yang sabar ya nduk, kamu orang baik, nenek yakin Allah pasti akan memberi jalan yang terbaik untuk kamu, jika suami kamu memang jodohmu, maka dia akan berubah, tapi kalau bukan jodoh kamu, semoga kamu mendapatkan jalan keluar dan jodoh yang terbaik." Nurma mendoakan Aisyah dengan tulus.

" Aamiin." ketiganya mengamini doa Nurma, dan semoga segera terlaksana.

Akhirnya mereka menikmati kue tersebut sambil ngeteh bersama, mengobrol seperti layaknya keluarga sendiri, Nurma juga sangat bahagia hari ini, bisa mendapatkan keluarga baru seperti mereka.