Andre Untuk Bella

26.

Sementara itu, di sebuah rumah mewah milik keluarga Huang, salah satu keluarga konglomerat terkemuka di singapura.

Wajah pria berkacamata itu nampak  serius, di hadapannya tengah tersaji angka angka yang setiap hari jadi pemandangan wajib yang harus ia lihat, kali ini pun ia menemukan temuan mencurigakan, lagi lagi ia menemukan pengeluaran misterius, ini sudah yang kesekian kalinya selama enam bulan terakhir, dan jumlahnya pun sangat besar, beberapa dua bulan lalu ia sempat melaporkan temuannya pada sang atasan, namun nyonya Linda belum terlalu serius menanggapi, dan jika kali ini dibiarkan, maka peluang kebangkrutan keluarga bisnis keluarga Huang akan semakin besar.

Suara Heels beradu dengan lantai keramik, menciptakan untaian nada ketukan yang teratur searah langkah kaki sang model, dialah Linda Huang, salah seorang model senior, namanya di dunia fashion dan catwalk, tak lagi diragukan, pun demikian dengan banyak prestasi yang pernah dia torehkan, dia cantik sempurna serta didukung latar belakang keluarga yang cukup membuat iri banyak kaum hawa.

Kedua mata lelah sang model menatap orang kepercayaan tuan Yosep Huang ayah dari Linda Huang.

"Selamat malam Nyonya," Sapan Ken, dahulu Ken adalah teman Linda semasa masih sama sama mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, Linda tak menyangka, Ken kini menjadi orang kepercayaan ayah nya.

"Selamat malam Ken," sapa Linda dengan senyum nya yang mulai lelah, karena disibukkan dengan berbagai acara sejak pagi hari. "Ada laporan pentingkah, sampai kamu menungguku di jam seperti ini?" Linda pun bertanya, ketika ia sudah mendaratkan tubuhnya di sofa.

Ken mengangguk, kemudian menyerahkan Tab yang sejak tadi ada di genggamannya.

"Kali ini pun saya tetap minta maaf, karena lagi lagi harus mencurigai suami mu," 

Linda Mengerti, Ken bukan lah orang yang bisa sembarangan menuduh tanpa bukti.

"Baiklah, akan ku amati malam ini, aku janji besok akan memberimu kabar," akhirnya Linda setuju untuk memperhatikan lebih teliti lagi, temuan mencurigakan sang asisten. "Sekarang pulang dan istirahat lah, kamu pasti sangat lelah." Pinta Linda pada Ken.

Ken mengangguk, kemudian pamit undur diri.

Linda menatap layar datar di hadapannya, walau merasa sangat lelah, tapi ia harus mulai memeriksa laporan dari orang kepercayaan nya, bukan tanpa alasan ia melakukannya, karena kini sang suami mulai memperlihatkan gelagat mencurigakan, dirinya dan Brad Orion memang jarang bertemu karena kesibukan masing masing, tapi kecurigaan Linda menjadi semakin besar manakala sang suami kini bahkan sangat jarang menyapa tubuhnya, sebagai wanita yang sudah bertahun tahun menjalani pernikahan bersama Brad, Linda sangat tahu seperti apa Brad jika tengah berada dikamar bersama dirinya, Brad tak henti henti memuja tubuhnya, Tapi kini semua itu tak pernah lagi Brad tunjukkan, dengan alasan yang menurut Linda tak masuk akal, yakni 'kesibukan'."

Linda menarik nafas berat, kemudian melangkah menuju kamar pribadinya.

*

*

*

Bandara Internasional Soekarno Hatta.

Andre tak melepaskan genggaman tangannya, sementara tangan kanannya menarik koper besar milik sang istri, keduanya baru saja tiba dari Singapura, keinginan Andre membawa Bella tinggal di Jakarta sangatlah beralasan, ia tak ingin Bella terus menerus mengingat mantan kekasihnya Jonathan, pun juga Andre yang sangat ingin membuang kenangannya bersama Mely, selain itu membawa Bella ke Jakarta juga adalah permintaan mommy Stella dan daddy Alex, tentu saja ini juga permintaan khusus dari bumil sekaligus kakak iparnya, Gadisya, karena Gadisya tak bisa lagi mengunjungi Bella ke Singapura, mengingat kondisinya yang tengah hamil enam bulan.

Dari kejauhan Andre melihat sepasang suami istri yang kini tengah menunggu kedatangan nya. "Itu mereka." Bisik Andre di telinga Bella, pandangan Bella seketika menatap ke arah yang ditunjuk oleh Andre.

Sepasang suami istri yang sudah sangat lengket tak terpisahkan, kevin dengan muka bantal nya, sementara Gadisya menanti dengan pandangan berseri seri tak sabar.

Bella tersenyum menatap si bumil yang kini menjadi iparnya, dahulu mereka saling menghibur, karena sama sama di kecewakan oleh dua pria berwajah sembilan puluh sembilan persen mirip, kini tak menyangka mereka benar benar menjadi saudara ipar, entah sudah berapa banyak kegilaan yang dulu mereka lakukan bersama, tapi masih dalam batas wajar, sekedar menghilangkan rasa sedih akibat patah hati.

Gadisya langsung memeluk Bella dengan eratnya, perutnya yang membuncit sama sekali tak menjadi halangan, justru Suaminya yang bergidik ngeri melihat nya, Kevin hanya takut anak anaknya akan terjepit, akibat ulah mama dan aunty nya.

Cepat cepak Kevin melerai pelukan Bella dan Gadisya, "iiihhh kenapa sih, kan aku masih merindukannya." Protes Gadisya pada sang suami.

"Kasihan mereka sayang …" balas Kevin yang langsung memberikan elusan pada perut sang istri.

"Tapi aku kan tak mungkin menyakiti mereka kenapa kamu sangat berlebihan, biasanya juga kamu yang …" 

"STOP !!! Jangan dilanjutkan, kita bahas ini hanya dikamar bukan di hadapan pengantin baru, aku tak ingin kalah saing dengan mereka." Bisik Kevin dengan suara keras, tentu saja hal itu masih terdengar jelas di telinga Andre dan Bella.

Sementara Andre dan Bella pun mendadak kikuk salah tingkah mendengar ucapan Kevin pada istrinya, beberapa hari lalu Bima sudah menyindir keduanya, walau hanya sindiran tapi cukup membuat keduanya merasakan perasaan aneh, gugup, berdebar, tapi juga malu masih mendominasi, mengingat keduanya berstatus teman sampai tiba tiba suatu hari mereka menikah.

"Jam berapa kamu tidur semalam?" Tanya Andre mengalihkan topik pembicaraan, namun ia juga melihat kedua mata saudara kembarnya nampak merah dan terlihat mengantuk.

"Ah … syukurlah kamu membahas hal itu," kevin mengeluarkan kunci mobil dari saku celananya, "nih kamu saja yang bawa mobilnya, aku masih mengantuk, ini seharusnya jadwalku tidur sampai jam 11 siang, karena hari ini satu satunya hari liburku." Sindir Kevin pada seseorang yang sejak pagi heboh membuatnya terbangun, karena tak sabar ingin menyambut anggota baru Keluarga Geraldy.

"Tapi aku baru saja melakukan perjalanan jauh," elak Andre. 

"Kamu masih ingin melihat keponakanmu lahir selamat kan?" Kevin merangkulkan lengannya sambil berbisik, Andre pun hanya bisa mengangguk pasrah, karena ia pun masih ingin hidup, melihat wajah Kevin yang benar benar lelah dan mengantuk, membuatnya menyetujui permintaan Kevin.

"Apa kebiasaan Kevin belum berubah," bisik Bella di telinga Gadisya.

"Hmmm … justru semakin parah sejak dia mengalami morning sicknes, malah jadi alasan dia tidur sampai menjelang jam makan siang." Jawab Gadisya dengan bisikan pula. "Ayo … kita pulang, aku sudah sangat tak sabar, ada banyak hal yang ingin kuceritakan." 

.

.

.

.

Segini dulu ya gaes, hari ini othor up satu kali sajooo … jadi jangan menunggu dobel up yah🤗🤓

.

.

.

.

Jangan lupa, like komen vote kembang kopi seikhlasnya … 🥰

.

.

.

.

Sarangeeeeee 💟❤️💟❤️