Wanita mana yang sanggup hidup menjanda saat baru dua hari menikah? Di tinggalkan suami tercinta untuk selama-lamanya, membuat kehidupan Khaira Arandhita, gadis yang biasa dipanggil Aira, menjadi berubah seratus delapan puluh derajat. Ia harus menikah dengan adik iparnya sendiri karena wasiat dari mendiang suaminya.
"Jangan pernah berharap Aku akan menyentuhmu, karena Aku sudah mencintai wanita lain, pernikahan ini ku anggap hanya sebuah kesepakatan, bukan ikatan." ucap Martin kepada Aira di saat malam pengantin mereka.
Martin Nugroho, mantan adik ipar yang kini menjadi suami Aira, yang sudah memiliki kekasih yang di pacarinya sejak dua tahun, Martin memaksa tetap akan menikahi pacarnya meskipun dirinya sudah menikah dengan istri dari kakaknya.
Akankah kehidupan rumah tangga Aira berjalan mulus? Mampukah Aira meluluhkan hati suaminya?
Ikuti kisah romantis mereka ❤️❤️
Novel pertama author yang bertema religi, mohon dukungannya ya 😊🥰❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LichaLika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bidadari hatiku
Aira meninggalkan Martin agar suaminya segera melaksanakan sholat Ashar. "Udah Aku tinggal dulu ke dapur, Aku siapin makanan buat kamu!"
Martin mengangguk dan menjawab perkataan Aira, "Iya Sayang! Oh ya jangan lupa nanti malam Aku ajak kamu pergi ke sebuah restoran di hotel bintang lima, untuk makan malam romantis hanya kita berdua. Aku sudah mempersiapkan gamis yang indah untuk kamu pakai malam ini. Aku yakin kamu pasti terlihat sangat cantik." mendengar ucapan sang suami, Aira tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada suaminya.
"Terima kasih, Mas! Aku tidak akan lupa. Ya sudah Aku tinggal dulu."
"Hmm ...!"
Martin tersenyum melihat kepergian sang istri, Ia pun segera melaksanakan sholat Ashar.
*
*
*
Sementara di kediaman keluarga Suherman, Lita tampak masih kesal dan marah atas apa yang dilakukan Martin kepadanya, Ia pun terus memaksa Sang Ayah agar memutuskan hubungan kerjasama dengan keluarga Nugroho, Ia ingin melihat Martin dan Aira menderita. Sebab, tanpa pertolongan dari Prapto, usaha milik Burhan dan Martin tidak akan bisa berkembang dengan pesat, karena dari campur tangan Prapto lah, usaha restoran dan warung makan milik keluarga Burhan berkembang pesat.
Prapto sangat menyayangi putrinya, meskipun Ia memiliki putri yang lainnya, tapi Prapto begitu memanjakan Lita, Ia pasti menuruti permintaan sang putri, mengingat dirinya sudah kehilangan putri pertamanya, Ia tidak mau kehilangan putri satunya lagi, yaitu Lita.
"Lita! Kamu jangan bersedih terus seperti itu, Nak! Kamu sudah membuat Papa ikut bersedih." Prapto menghampiri putrinya dan mengusap lembut rambut sang anak.
"Papa Sayang kan sama Lita?"
"Tentu saja, kenapa kamu harus menanyakan hal itu, Papa dan Mama sangat menyayangi mu." ucap Prapto.
"Kalau begitu, cepet Papa putuskan kerjasama dengan keluarga Nugroho, ayo Pa!" Lita terus memaksa Prapto untuk melakukan hal itu, yaitu memutuskan hubungan kerjasama yang selama ini sudah terjalin bertahun-tahun, dan Prapto pun sudah mengenal keluarga Nugroho dengan baik, kini Ia harus melakukan sesuatu di luar hati nuraninya.
"Tapi, Nak! Apa tidak ada cara lain selain memutuskan hubungan sepihak dengan keluarga Nugroho, Kamu tahu sendiri, Papa dan Om Burhan sudah sangat baik, hubungan kami sangat akrab. Tidak mungkin Papa memutuskan hubungan kerjasama itu begitu saja." tegas Prapto. Namun, Lita tetap bersikeras untuk memutuskan kerjasama keluarganya dengan keluarga Nugroho, mengingat dirinya yang akan mengurus perusahaan Prapto selanjutnya, karena Lita adalah anak satu-satunya dari keluarga Suherman.
"Baiklah kalau Papa tidak bisa melakukannya, biar Lita yang akan melakukannya." ucapnya kepada sang Ayah. Burhan tidak bisa melakukan apa-apa, sekarang memang Lita sudah pulang dari LA, dan dia yang akan menggantikan Prapto memimpin perusahaan, karena sang Ayah sudah sepuh untuk menjalankan bisnis mereka.
"Lita! Papa berharap kamu tidak menyesali keputusan mu ini, Nak! Sebaiknya fikirkan sekali lagi, Papa tetap tidak setuju kamu melakukannya. Bagaimana nasib keluarga Nugroho nanti, jika hubungan mu dengan Martin tidak bisa dilanjutkan, mungkin saja memang kalian tidak berjodoh, kamu harus mengikhlaskan nya, suatu hari nanti pasti datang jodoh terbaik untukmu." rupanya ucapan Prapto tidak bisa diterima oleh Lita.
"Papa ini gimana sih! Katanya sayang sama Lita, sekarang malah ngebelain Mas Martin, atau jangan-jangan Papa sudah nggak sayang lagi sama Lita?"
"Astaghfirullah Lita! Tidak ada orang tua yang tidak menyayangi anak-anaknya, kamu dan kakakmu Alesha adalah putri kami, meskipun kalian berdua berpisah dan entah kemana keberadaan kakakmu sekarang, kalian berdua tetaplah anak-anak Papa dan Mama," ucapan Prapto sejenak membuat Lita menundukkan wajahnya. Dia tentunya sudah lupa dengan kakak kandungnya, Ia pun sudah lupa jika dirinya adalah anak kedua, masih ada putri Prapto yang masih hidup dan sampai sekarang belum ditemukan.
"Dulu kakakmu, Alesha. Selalu bersamamu kemanapun kalian pergi, kalian seperti saudara kembar, Ia sering sekali memeluk adiknya dan mencium pipinya dengan gemas, Papa sangat merindukan saat-saat itu. Hingga akhirnya kalian berdua harus berpisah, Papa sudah putus asa mencari keberadaan kakakmu, entahlah! Wanita itu membawa kemana kakakmu Alesha, waktu itu kamu menangis mencari Alesha, kamu sangat kehilangan Kakakmu, semoga saja kalian berdua bisa bertemu kembali, anak-anak Papa."
Sejenak Lita terdiam, bagaimana pun juga dirinya memiliki saudari kandung yang selama 18 tahun tidak bertemu, sang Kakak yang pastinya dirinya juga ingin bertemu dengan kakaknya.
Tak berselang lama, Isti datang menghampiri suami dan anaknya yang tengah berbincang, Isti melihat sang putri yang terlihat muram, Ia pun mendekati sang putri dan berkata, "Lita! Mama ngerti perasaanmu, Nak! Sudahlah, ikhlaskan semuanya, sekarang fokus lah pada dirimu sendiri, dengarkan Mama! Kamu masih cantik dan muda, pasti banyak laki-laki diluar sana yang mau menyayangimu,"
"Tidak semudah itu, Ma! Hatiku benar-benar sakit, Lita ingin melihat mereka berdua menderita, Aku mau lihat Mas Martin ditinggalkan Aira. Jadi, Mama dan Papa tidak perlu menghalangiku untuk melakukan hal itu."
"Lita! Sadar, Nak! Mama berharap kamu tidak akan menyesal suatu hari nanti, Mama takut jika kamu semakin menderita melihat kebahagiaan Martin dan Aira, lupakan Martin dan bukalah hatimu untuk pria lain," ucap sang Ibu.
Mendengar ucapan dari Isti, Lita terlihat tidak menghiraukan nya sama sekali, Ia pun segera pergi meninggalkan Isti dan Burhan yang terlihat saling menatap.
"Lita memang sangat keras kepala, Papa takut saja jika nanti dirinya akan menyesal, Dia sekarang sedang dibutakan oleh cinta." Prapto berkata dengan menghela nafas panjangnya.
"Semoga saja Lita segera sadar, bahwa dendamnya itu akan membuat nya semakin tersiksa, secara Martin sudah memutuskan untuk menikahi gadis itu, kita harus meyakinkan Lita, Pa!"
"Iya, Ma!"
Kedua pasangan suami istri itu terlihat saling merangkul, hingga akhirnya Prapto mengatakan sesuatu kepada Istrinya.
"Oh ya, Ma! Malam ini Papa ada janji dengan Pak Halim, Mama temani Papa makan malam ya bersama beliau, Pak Halim adalah rekan bisnis Papa yang berasal dari Surakarta, beliau jauh-jauh datang ke kota ini bersama putranya, Papa tidak ingin mengecewakan mereka."
"Dimana, Pa?" tanya Isti.
"Di hotel Marion, nanti malam jam tujuh."
*
*
*
Jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh, Martin tengah bersiap untuk mengajak sang istri makan malam di hotel bintang lima, pria itu tampak sedang merapikan jasnya dan dirinya tengah berdiri di depan cermin, sementara Aira tampak baru keluar dari ruang ganti, Ia pun keluar dengan sangat anggunnya, gamis panjang yang menutupi seluruh tubuh Aira begitu elegan, Martin sengaja membelikan gamis branded untuk sang istri. Pria itu tampak tidak mengedipkan matanya saat melihat penampilan sang istri malam ini.
"Subhanallah! Sungguh indah ciptaan-MU ini ya Allah." Martin meraih tangan Aira dan mencium tangan wanita yang kini menjadi bidadari dalam hatinya itu.
"Cantik sekali!" tak henti-hentinya Martin memuji Aira yang anggun dengan mengenakan hijab berwarna merah maroon itu.
"Kenapa kamu menatapku seperti itu, Mas?" Aira berkata sembari menatap wajah sang suami yang tak berpaling darinya.
"Kamu anggun sekali memakai gamis panjang ini. Tapi, kamu akan terlihat lebih cantik jika memakai gaun yang akan kuberikan nanti malam, bersiap lah untuk menjadi model dadakan malam ini, setelah kita pulang dari makan malam." ucap Martin dengan senyum smirk nya.
"Model dadakan?" Aira tampak mengerutkan keningnya.
"Hmm ...!"
"Apa Aku harus berlenggak lenggok seperti model-model di Tv?" Martin mengangguk dengan senyum bahagianya.
"Kamu tuh ada-ada saja deh, Mas! Mana bisa Aku seperti model-model itu, Aku nggak bisa berlenggak lenggok, jangan bercanda deh kamu!" Aira tampak menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak bercanda, kamu adalah model tercantik yang pernah ada, bahkan lebih cantik dan lebih seksi dari Kim Kardashian, mereka semua lewat, hanya istriku bidadari yang paling cantik dan paling seksi." Martin spontan mencium pipi Aira yang tampak memerah karena malu.
...BERSAMBUNG ...