Arsyila Maharani harus terpaksa melalui hari- hari yang sulit, hanya karena sebuah kesalahan satu malam yang di luar kendalinya.
Arsyila menjadi korban dari bos tempat Ia bekerja yang pada saat itu sedang terpuruk, kehilangan mahkota yang sangat berarti dua hari sebelum pernikahan mereka.
Mampukah Arsyila melalui hari- harinya ke depan, bukan hanya masalah dari keluarga nya dan juga masyarakat yang memandang dirinya hina.
Bagaimana Ia menghilangkan rasa trauma berat dalam hidupnya, apakah ada cinta tulus yang akhirnya menghampiri nya. Yuk simak kelanjutan nya disini....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💘 Nayla Ais 💘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di sakiti adik, di ratukan kakak
Arsy membuka kenop pintu perlahan, lalu perlahan melangkah gontai ke dalam kamar yang di huni dua orang itu.
Ia baru kembali namun tidak menemukan keberadaan siapapun dirumah itu.
" Hey Arsy, kapan kamu kembali. Kok aku nggak tau. " Tanya Larissa yang tiba-tiba sudah ada disana.
" Sekitar sepuluh menit yang lalu, justru aku yang bingung. Tadi aku sudah mengucap salam tapi rumah sepi, tidak ada satu orang pun, aku pikir ada acara di luar. "
Larissa tersenyum lalu bergegas duduk di samping Arsy ketika teringat sesuatu.
" Sy, bagaimana. ? "
" Bagaimana apanya. " Tanya Arsy bingung.
" Ya, bagai lagi. Tentu saja soal pria misterius itu, bagaimana kondisi nya sekarang. Apa kamu sudah tanya dimana alamat rumahnya, apa dia sudah menghubungi keluarga nya, apa kamu meminta nomor ponsel nya, apa..
Arsy mengangkat tangannya dengan mata terbuka lebar.
" Ris, cukup. Kamu ini kenapa. " Tanya Arsy yang sontak membuat kening Larissa berkerut.
" Kenapa ? kamu bertanya banyak hal, sudah seperti penyidik. Lalu aku harus jawab pertanyaan mu yang mana. "
Larissa cengar- cengir seraya menggaruk pelipisnya menghilangkan rasa gugupnya atas pertanyaan spontan nya barusan.
" Ah jangan- jangan kamu...
" Apa ? "
" Ya, apalagi. Kamu menyukai nya Ris, jatuh cinta pada pandangan pertama. "
Plukk
" Aduh. " Arsy meringis mengusap lengannya yang sakit akibat perbuatan sahabatnya.
Larissa minta maaf atas spontanitas nya yang mungkin saja menyakiti Arsy.
" Dia bukan orang biasa, sepertinya meskipun tanpa bantuan kita kondisinya tetap akan baik- baik saja. "
" Maksudnya. " Tanya Larissa
" Ya gitu, buktinya Ia bisa mendatangkan Dokter hebat buat menangani luka- luka di tubuhnya. Satu lagi yang terasa aneh, cara Dokter itu memanggilnya. Dia menyematkan kata Tuan padanya, sama seperti kita pada Tuan Arkan. Bukankah itu artinya dia orang terpandang. "
Kedua wanita itu sibuk dengan pikiran nya sendiri.
***
Semenjak tau kalau Arsy mengandung, apalagi janin itu milik saudaranya yang berarti janin itu adalah calon keponakan nya, Arkan memperlakukan Arsy dengan baik. Bahkan wanita itu di larang bekerja yang berat dan Larissa pun tidak mempermasalahkan itu.
Sebagai sesama pekerja yang di bayar, seharusnya mereka mengerjakan semua pekerjaan sama-sama namun Larissa tidak mempermasalahkan tentang hal itu.
Siang ini bahkan Arkan menyempatkan diri menemani Arsy untuk periksa kandungan, di tengah kesibukan nya di kantor Pria itu rela bolak-balik ketika Arsy sempat di rawat selama beberapa hari.
" Arkan, tunggu. "
Si pemilik nama menghentikan langkah nya ketika ada seseorang yang menyerukan namanya, Ia mencari asal suara itu.
" Clara. " Gumamnya pelan.
Seorang wanita cantik kini telah berdiri di hadapan nya, Arkan tentu mengenal wanita itu.
" Dimana saudara mu itu. "
" Saudara, maksud mu....
" Ya, memangnya kamu punya saudara berapa. Tolong katakan padaku Arkan, dimana Alvaro. Dia harus mempertanggung jawabkan perbuatan nya. "
Clara menyerahkan sebuah amplop berwarna coklat ke tangan Arkan, Arkan menerima nya dan membuka isi amplop itu.
" Aku hamil Arkan, tolong katakan pada Alvaro agar dia mau bertanggung jawab. Aku tidak mau anak ini terlahir tanpa seorang Ayah. "
Arkan menghela nafas berat, entah mengapa untuk kali ini Ia ragu. Arkan tau bagaimana sifat adiknya, meskipun suka gonta-ganti pasangan namun adiknya tidak akan mungkin menitipkan benih secara sembarangan. Apalagi pada wanita seperti Clara, namun Arkan pun tidak bisa mengelak setelah melihat hasil pemeriksaaan dari Dokter yang kini masih berada di tangannya.
" Baiklah Clara, aku akan menghubungi Alvaro nanti. Tolong kamu jaga janin itu dan pastikan kalau itu hanya milik Alvaro saja. "
Raut wajah Clara berubah, tentu Ia faham apa maksud Pria itu.
" Kamu meragukan ku Arkan, kamu tau kalau sejak dulu pria yang aku cintai hanyalah Alvaro, tentu anak ini adalah miliknya. Apa kamu mencurigai aku hamil dengan Pria lain lalu membebankan ini pada Alvaro. "
Arkan tersenyum tipis, sangat tipis sehingga terlihat seperti tersenyum sinis.
" Soal itu, hanya kamu yang tau jawabannya. " Ucap Arkan
Amplop berwarna coklat itu Ia serahkan kembali pada Clara sebelum melangkah menjauh, Clara mengepalkan tangannya kuat.
Sementara di dalam ruangan, tanpa sengaja Arsy mendengar semua perdebatan Arkan dengan seorang wanita yang mengaku tengah mengandung oleh Pria yang sama.
Arsy mengelus perutnya yang masih rata.
" Pria brengsek itu, ternyata bukan hanya aku korban disini. Nak, Mama akan membawa mu pergi jauh dari Pria itu. Dia tidak pantas bersama kita, kamu- kamu hanya milik Mama. Mama akan membesarkan mu sendiri, kita tidak membutuhkan Pria seperti dia, entah itu sebagai seorang Ayah atau seorang suami. "
Beberapa waktu kemudian Arkan kembali keruangan itu dengan senyuman merekah, di kedua tangannya membawa kantong plastik.
" Kamu sudah bangun Sy, bagaimana keadaan mu sekarang, apa ada yang tidak nyaman. "
Arsy hanya menggeleng sebagai jawaban, Arkan membantu Arsy duduk dengan nyaman, setelah itu Ia mengeluarkan isi kantong plastik yang di bawa nya barusan.
" Sekarang makan siang dulu Sy, kamu harus makan biar punya tenaga agar cepat pulih. "
" Tuan, apa Tuan tidak bekerja. Kenapa Tuan buang- buang waktu hanya untuk menemani ku disini. "
" Tidak ada yang namanya buang- buang waktu untuk calon keponakan ku, setelah sekian lama kami hanya tinggal berdua, sekarang kami punya keluarga baru. Apa kamu pikir aku akan menelantarkan nya begitu saja. "
Arkan membuka sebuah kotak yang berisi makan siang lengkap, tangan kanannya menarik kursi dan duduk di samping ranjang pasien.
" Apa Tuan yakin kalau ini adalah keponakan Tuan, bisa saja kan kalau aku memperalat saudara Tuan untuk mendapatkan uang yang banyak. Wanita dari kalangan rendah seperti ku sangat mungkin melakukan itu, mengincar Pria kaya raya untuk keuntungan sendiri. "
Pandangan mata Arsy tidak berpaling dari wajah Arkan, Ia ingin tau bagaimana reaksi pria itu.
Arkan sendiri sejak tadi bicara tampa memandang ke arahnya, Arsy bisa melihat bibir pria itu tertarik ke pipi.
" Kalau kata- kata ini keluar dari mulut wanita lain, mungkin aku akan dengan senang hati mempercayai nya. Sudah sekarang tidak perlu banyak berpikir, buka mulut mu aaaa...
Arsy merebut kotak nasi dari tangan Arkan yang sudah siap menyuapi nya.
" Aku bisa sendiri Tuan, sebaiknya Tuan kembali saja bekerja. "
Arsy cepat- cepat menyuapkan nasi kemulut nya, hingga membuat Arkan khawatir.
" Baiklah, aku akan kembali. Makan nya pelan- pelan saja, habiskan lalu minum obatnya dan istirahat. Aku akan meminta Larissa kemari untuk menemanimu. "
Mendengar itu Arsy memperlambat makannya, Ia meminta Arkan agar tidak menyulitkan orang lain dalam hal ini.
Namun tentu saja pada akhirnya Ia pun tak bisa berbuat apa- apa.
" Apa mereka benar-benar bersaudara, mengapa sifat mereka berbeda jauh. " Batin Arsy ketika Arkan sudah menghilang di balik pintu.
Ya, hal itu wajib di pertanyakan. Di sakiti adiknya namun di ratukan oleh kakaknya.
Andai bisa berharap, Ia ingin bertemu Arkan lebih awal. Arsy tidak akan menyesali semuanya kalau Pria yang menjadi suaminya adalah sosok seperti Arkan.
Arsy menggeleng pelan, bagaimana bisa di pikiran nya terbesit hal seperti itu. Tapi siapapun pasti tidak akan menolak seorang pria yang begitu perhatian.
lope lope dah pokoknya ini mah cantik habis othor. next visual yang lain ya jangan lupa wiliam juga oke