Sosok mayat perempuan ditemukan di sebelah kandang kambing.
Saksi mata pertama yang melihatnya pergi menemui kepala desa untuk memberitahukannya.
Kepala desa melaporkan kejadian menghebohkan ini ke kantor polisi.
Serangkaian penyelidikan dilakukan oleh petugas untuk mengetahui identitas mayat perempuan dan siapa pelaku yang membunuhnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sosok Korban dan Kesaksian
Kamis, 5 Agustus 2010 pukul 11:30
Kamar Jenazah RSUD Kabupaten Tanah Tandus
“Goblok”,
“Goblok”,
“Tolol”,
“Suami tidak ada otaknya”,
Begitulah reaksi sang istri membaca surat wasiat dari suaminya yang ditulis sebelum mati gantung diri.
Seketika makian itu berubah menjadi jeritan tangis meronta-ronta.
Tubuh yang kaku terbaring di hadapannya itu tertidur untuk selama-lamanya. Tak lagi bisa diajak bicara.
“Ngomong”,
“Ngomong”,
Tangis Fatimah mendayu-dayu. Suaminya yang bernama Saiful tega meninggalkan dirinya dan anaknya yang masih kecil dengan cara yang amat memalukan.
Air mata mengalir berjatuhan dengan arus yang sangat deras layaknya banjir bandang dahsyat yang kekuatannya tidak ada yang bisa menahan.
Apa yang dipikirkan oleh suaminya hingga nekat melakukan tindakan bodoh berupa bunuh diri dengan cara gantung diri?
Fatimah benar-benar tidak habis pikir. Ia sama sekali tidak menemukan celah petunjuk ketika polisi menginterogasinya bertanya mengenai motif apa yang dimiliki sang suami sampai berbuat konyol demikian. Bunuh diri.
“Saya tidak tahu pak”,
“Saya sama sekali tidak menyangka mas Saiful akan berbuat sejauh ini”,
“Kami baik-baik saja”,
“Selama ini tidak ada masalah pelik yang ia ceritakan kepada saya”,
“Akhir-akhir ini mas Saiful banyak diam”,
Bunuh diri dengan cara apa pun. Tidak ada yang menganjurkannya. Semua ajaran tidak ada yang merekomendasikannya.
Agama pun melarang dan melaknatnya.
Dosa besar melakukan bunuh diri. Tidak ada surga bagi pelaku bunuh diri dengan alasan apa pun. Neraka lah labuhan tempatnya.
Tidak diperlukan tindak otopsi. Penyebab kematian sudah jelas diketahui dengan bukti-bukti yang kuat. Yaitu dengan cara gantung diri.
Tidak ada tersangka dalam kasus bunuh diri.
Setelah pemeriksaan visum luar yang dinilai cukup, jenazah dibawa pulang oleh keluarga dari rumah sakit. Keluarga akan mengurus prosesi pemulasaraannya sendiri.
Di hari itu juga, Kamis 5 Agustus tahun 2010 jenazah Saiful Warmansyah yang belum genap berusia 30 tahun akan dimakamkan.
Tugas pihak berwajib belum selesai. Para petugas kepolisian masih harus menyelesaikan penyelidikan dan penyidikan tentang kasus gantung diri di pasar Tepati.
Yang mereka cari bukanlah tersangka. Tapi motif.
Dorongan atau pemikiran seperti apa yang membuat korban gantung diri melakukan tindak bunuh diri?
*
Sosok korban gantung diri.
Saiful sudah bekerja di koperasi simpan pinjam di tempatnya bekerja selama 8 tahun. Selama ini ia dikenal sebagai seorang yang pekerja keras oleh rekan-rekan kerjanya.
Dalam bergaul korban dikenal sebagai sosok yang mempunyai pembawaan ramah dan humoris. Sikapnya lebih bijak dibandingkan dengan teman-teman kerja yang lain.
Di lingkungan rumah kontrakan tempatnya tinggal Saiful dikenal sebagai pribadi yang baik dan cukup aktif dalam kegiatan bermasyarakat. Terkadang ia abstain karena memang capek setelah seharian bekerja.
Oleh para nasabah koperasi yang setiap hari ditemuinya ketika menarik uang setoran Saiful dikenal sebagai orang yang penyabar. Para nasabah di tempatnya bekerja senang dengan perangai Saiful yang melayani.
Penyidik melakukan investigasi terhadap orang-orang yang dekat dengan korban. Mengorek informasi tentang sifat dan kebiasaan korban yang tidak biasa hingga ke akar-akar.
Hal ini dilakukan untuk mencari petunjuk demi menguak kebenaran yang seringkali memang sengaja disembunyikan.
Hanya orang-orang tertentu yang biasanya mengetahuinya. Yang tidak diketahui oleh orang-orang yang justru merasa tahu.
Para penyidik mendatangi tempat-tempat dimana biasanya korban sering berada. Meruntut sesuai kesaksian, petunjuk, dan bukti yang telah didapatkan.
Warung Nasi Ijo
Sebuah warung makan yang dikenal dengan sebutan warung nasi ijo karena tempat bangunannya yang didominasi oleh cat dengan warna hijau.
Di sini lah tempat Saiful dan para pegawai koperasi lainnya sering makan. Sebuah tempat makan yang buka terus selama 24 jam.
Kelebihan dari tempat ini selain harganya yang murah adalah diperbolehkan untuk hutang. Itulah kenapa tempat ini ramai pembeli dari berbagai macam kalangan. Terutama mereka yang bekerja di area dekat dengan pasar Tepati.
Warung Nasi Ijo terletak di seberang jalan pasar Tepati.
Di sini lah terakhir kali Saiful terlihat di hari itu. Tepat di malam hari.
Kesaksian pemilik Warung Nasi Ijo
Rabu, 4 Agustus 2010 pukul 22:30
“Sekitar jam setengah sebelas malam Saiful datang. Saya sapa”,
“Tumben malam-malam, kata saya”,
“Saiful cuma tersenyum lalu pesan kopi”,
“Saya coba ajak ngobrol tapi dia nya tidak merespon”,
“Saya tanya, habis darimana, tapi dia tidak menjawab”,
“Saya lihat dia sedang serius menulis di atas kertas, kertas yang sebelumnya dia keluarkan dari dalam tas nya”,
“Saya tidak tahu apa yang ditulis oleh Saiful, saya tidak memperhatikannya”,
“Karena sudah malam dan saya ngantuk, saya bilang ke Saiful”,
“Mau makan tidak Ful, tanya saya”,
“Saiful jawab tidak”,
“Karena warung sepi dan cuma ada Saiful saja saya tidur”,
“Kalau mau makan ambil sendiri Ful, pesan saya sebelum tidur”,
“Kalau malam memang saya jaga sendirian, anak dan istri saya biasanya mulai bantu-bantu kalau sudah subuh”,
“Malam itu setelah Saiful tidak ada lagi pembeli yang datang”,
“Baru sekitar jam tiga pagi ada supir-supir truk yang datang untuk makan”,
“Saat itu Saiful sudah tidak ada”
“Pikir saya dia pasti sudah pulang”,
Itulah kesaksian pemilik warung nasi ijo yang melihat Saiful untuk terakhir kalinya.
Saiful mengenakan pakaian serba hitam.
Jaket dan celana hitam. Dan tas selempang yang selalu lekat dengannya. Seperti tampilan sehari-hari Saiful ketika sedang bekerja.
Sama persis dengan kondisi korban saat ditemukan sudah meninggal tergantung di depan kios buah pasar Tepati pagi harinya.
“Saya tidak tahu kalau motor Saiful masih ada di samping warung saya”,
“Baru pagi harinya setelah ada ramai-ramai di pasar saya keluar rumah”,
“Di situ saya melihat dan baru sadar kalau sepeda motor Saiful ditaruh di samping warung saya”,